Nabi Muhammad SAW sosok yang dinantikan umat manusia (Bag.2) – Berlanjut dari artikel sebelumnya, kehadiran Nabi Muhammad SAW ditengah peradaban umat manusia sangat dinanti-nantikan untuk menyampaikan petunjuk kebaikan dari Kalam Ilahi. Islam merupakan agama yang ajarannya sempurna dan mencakup seluruh aspek kehidupan di muka bumi ini.
Al-Qur’an adalah wahyu Allah SWT yang menjadi petunjuk bagi alam semesta dan seisinya. Sedangkan hadis atau percontohan Nabi Muhammad SAW merupakan petunjuk suri tauladan bagi umat manusia yang aturannya melingkupi cara berkehidupan yang baik mulai dari masuk kamar mandi hingga ranah politik dan kekuasaan.
Hebatnya Nabi Muhammad SAW beliau lahir di tanah Arab tepatnya Kota Mekkah, sebuah lembah tandus jalur pedagangan. Kala itu Mekkah tidak pernah dilirik oleh manusia kota yang rata-rata hidup di distrik besar Romawi ataupun Persia.
Namun ajaibnya kehadiran beliau sangat dinanti-natikan oleh manusia kota. Hal ini bukan tidak mungkin, karena sebelumnya sudah ada kabar tentang kelahiran manusia desa ini yang bernama “Ahmad” atau “Muhammad”. Sosok manusia ini tidak terkalahkan dengan perangainya dan tutur katanya yang merupakan perwakilan wahyu Tuhan. Demikian juga tahun 571M lahirnya beliau diiringi dengan peristiwa hebat dunia yakni datangnya pasukan gajah yang hendak menghancurkan Ka’bah, gempa yang terjadi di Romawi, serta balkon Persia yang rusak dan rubuh.
Selain itu juga, beliau lahir ditengah suku Quraisy yang pada saat itu dalam kekacauan dan kebodohan. Mereka dikenal dengan kaum yang “ummi” artinya pembaca yang ceroboh. Makna “ummi” ini hanya menghendaki hafalan ketimbang mempelajari bacaan dan tulisan. Mereka ikut budaya dari ajaran nenek moyang berupa syair-syair tanpa mengetahui huruf dan maknanya hingga lahir penyair-penyair arab. Ditengah kondisi masyarakan inilah lahirnya Nabi Muhammad SAW sebagai pengemban kebenaran dari Kalam Ilahi (Al-Qur’an).
Hingga beliau beranjak dewasa, ada satu kejadian yang memukau dunia waktu itu, yaitu ketika beliau mengirimkan surat kepada raja-raja Dunia. Pada tahun 628M, Nabi Muhammad SAW membuat korespondensi mengajak seluruh raja-raja dunia untuk menjadi islam. Hal ini menjadi kekhawatiran bagi raja-raja yang membangun kekuasaannya atas kepentingan pribadi. Ahli sejarah mengungkapkan salah satu raja dunia yang autentik yang dikirimkan surat beliau adalah Heraclius sang raja Romawi. (klik link isi surat berikut)
Heraclius adalah raja Romawi yang faham dengan Al-kitab, ia mengetahui kabar datangnya sosok nabi terakhir, sebab mendapatkan isyarat dari Jesus Kristus melalui Al-Kitab yang menjadi bacaannya. Diantara isyarat dalam kitabnya menyebutkan ciri-ciri Nabi terakhir itu, seperti : “dia adalah sosok terpandang di kaumnya, pengikutnya kebanyakan rakyat jelata, dipercayai dan amanah, saat perang kadang menang kadang juga kalah”.
Singkat cerita, Heraclius memberikan tanda ketertarikannya masuk Islam. Namun sayangnya ketika ia menawarkan kepada segenap prajuritnya untuk merubah peradabannya menjadi islam, akan tetapi semua prajurit menolaknya. Sehingga Heraclius menjadi ketakutan akan kehilangan kuasanya dan ia memilih tetap pada agama lamanya (Kristen).
Inilah bukti kebenaran Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang dinantikan bagi umat manusia bahkan sebelum kelahirannya. Raja Heraclius mengisyaratkan bahwa Nabi Muhammad SAW akan sampai pada kekuasaan Romawi yang dibuktikan ketika Muhammad Al-Fatih membuka gerbang kekuasaan Romawi seutuhnya menjadi Islam tahun 1453 M. Dan ini juga sudah pernah Nabi sabdakan ketika beliau sedang perang Ahzab. Nabi Muhammad SAW bersabda :
“La Tuftahunnal Qonsthonthinia, fala ni’mal amirul amiruha, wala ni’mal jaisyu dzaalikal Jaisy” (Sungguh akan ditaklukkan Konstantinopel oleh umatku, sehebat-hebat pemimpin adalah pemimpinnya, dan sehabat-hebat pasukan adalah pasukannya) – HR. Imam Ahmad
Begitu hebat dan tidak tertandinginya tutur kata Nabi Muhammad SAW yang merupakan wahyu atau bentuk pesan dari Allah SWT diwakilkan oleh lisan yang mulia dari beliau. Kata-kata yang diucapkannya tidak dusta dan terbukti kebenarannya. Apa yang disabdakan pasti terjadi dan tepat, lantas alasan apalagi yang membuat kita tidak mengikuti arahan dan ajaran Islam. Itulah sebabnya mengapa Islam adalah agama yang mulia rahmatul’lilalamin yang ajarannya selalu menuntun kita pada kebenaran dan kebaikan. Semoga artikel ini bermanfaat.