Keajaiban Al-Qur’an sebagai petunjuk kehidupan – Sebagai umat islam, kita meyakini bahwa Al-Quran adalah sebuah kitab suci yang didalamnya terdapat mukjizat bagi kehidupan alam semesta ini dan seisinya. Al-Qur’an berisi kalam ilahi yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia.
Al-Qur’an sebagai petunjuk kehidupan yang tidak pernah mengenal batas tempat dan waktu. Siapa saja yang membaca, mengamalkan, serta memegang teguh Al-Qur’an, maka tidak akan sesat dan kebingungan dalam mencari arah hidupnya. Sebagaimana firman Allah SWT berikut :
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ
“Bulan Ramadhan itu, dimana diturunkannya Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi seluruh manusia dan penjelas dari petunjuk sebelumnya (Taurat & Injil) serta pembeda dari kitab sebelumnya. (QS.Al-Baqarah:185)
Dari ayat berikut, jelas bahwa Al-Qur’an adalah penyempurna dari kitab-kitab sebelumnya. Seperti kitab Taurat (perjanjian lama) hanya untuk Bani Israil kaum Nabi Musa AS, Kitab Injil (perjanjian baru) hanya untuk Bani Israil kaum Nabi Isa. Sedangkan Al-Quran diturunkan untuk seluruh umat manusia termasuk kaum Nabi Musa dan kaum Nabi Isa.
Ada yang istimewa dalam isi Al-Quran yaitu keajaiban yang mengandung mukjizat Allah SWT sebagai berikut :
Pertama, Al-Qur’an mengandung mukjizat bahasa dalam kandungan teks-teks dengan bilangan yang sempurna, tepat, detail, dan terbukti. Kata “al-Yaum berarti “Hari” dengan bentuk tunggal terdapat 365 kali di dalam Al-Qur’an.
Kata-kata “Qomar” yang berarti “Bulan” terkandung sebanyak 12 kali di dalam Al-Qur’an, Adapun kata-kata “al-Ayyam” berarti “hari-hari” dengan bentuk jamak terdapat 30 kali di dalam Al-Qur’an. Ajaibnya, bukankah dalam satu tahun terkandung 365 hari, 12 bulan, dan dalam satu bulannya terkandung 30 hari? Studi ilmiah bahasan itu disebut dengan “I’jaz Adadi” yaitu mukjizat Al-Qur’an dalam bentuk bilangan.
Kedua, penciptaan jagad raya dan segala sesuatu didalamnya telah dijelaskan secara detail dalam Al-Quran.
اَوَلَمْ يَرَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اَنَّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنٰهُمَاۗ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاۤءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّۗ اَفَلَا يُؤْمِنُوْنَ
“Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dahulunya menyatu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya; dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air; maka mengapa mereka tidak beriman?” (QS. Al-Anbiya:30)
Saat teori Big Bang yang dicetus oleh beberapa ilmuwan seperti Fred Hoyle (1949), Abbe Geoges Lemaitre (1927), Alexandra Freidman (1922), dan Edwin Hubble, mereka adalah non muslim dan ada sebagain ateis. Bisa jadi teori tersebut diciptakan dengan asumsi logika belaka yang dapat membobrokan iman terhadap sang pencipta dan ciptaan-Nya. Terlebih lagi manusia sangat terbatas akan pengetahuan dalam memahami jagad raya dan seisinya.
Ketiga, Al-Qur’an merupakan kitab suci murni dari kalam ilahi dan tidak ada seorangpun yang dapat menandingi isi kebenarannya. Bahkan tidak ada yang mampu menambah atau mengurangi ayatnya. Dalam Al-Qur’an jelas berisi redaksi wahyu bukan redaksi manusia biasa. Sedangkan dalam Bible nampak sudah campur tangan manusia dari berbagai peradaban. Penulisan dalam kitab Bible terlihat subjektivitas serta membelakangi kaum perempuan.
Keajaiban lainnya dalam Al-Qur’an dari segi mukjizat bahasanya, terbukti dalam dunia nyata setiap ayatnya, mukjizat nama-nama surahnya, mukjizat urutan tertib surathnya, dan mukjizat keorisinilan riwayat serta penulisannya, nyatanya sampai sekarang tidak ada yang mampu menandinginya. Karena Al-Qur’an sendiri yang menyebutkan memang tidak ada seorangpun yang mampu melakukan hal tersebut.
وَاِنْ كُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّمَّا نَزَّلْنَا عَلٰى عَبْدِنَا فَأْتُوْا بِسُوْرَةٍ مِّنْ مِّثْلِهٖ ۖ وَادْعُوْا شُهَدَاۤءَكُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ
“Dan jika kamu meragukan (Al-Qur’an) yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.” (QS. Al-Baqarah: 23)