Aku Sudah Jauh Lebih Baik, Barangkali Kamu Ingin Tahu

Aku sudah jauh lebih baik, barangkali kamu ingin tahu – Kalau ditanya apakah kamu baik-baik saja, jawabannya “Iya, insyaallah aku kuat, bahkan sudah jauh lebih baik dari sebelumnya dengan atau tanpa adanya dirimu. Karena saat ini aku sedang tidak mengandalkan diriku saja. Allah selalu membersamaiku di setiap langkah dan hanya kepada-Nya lah aku bergantung”.

“Iya, saat ini aku masih sendiri, tapi aku sudah jauh lebih baik dari rasa kesepian. Karena ternyata ada hal-hal baik yang ada disekelilingku. Dulu aku pernah beberapa kali gagal dalam menjalin hubungan (ta’aruf), bahkan ketika sudah bertemu dengan yang cocok itupun harus berpisah. Perpisahan memang menyakitkan, namun apabila diteruskan akan jauh lebih menyakitkan karena tak sesuai dengan jalan yang Allah ridhoi. Bahkan saat itu, aku sempat merasa takut untuk mulai melangkah kembali. Kupikir akan seburuk itu, tapi ternyata semua baik-baik saja. Hingga saat ini aku bisa menjalani hari-hariku tanpamu.” Itu kataku.

Jika dalam suatu kondisi kita bertemu kembali, itu adalah takdir-Nya dan jika suatu kondisi kita berpisah itupun adalah takdir-Nya. “Kamu pernah bilang padaku, cinta yang baik tidak hanya menggunakan perasaan, tetapi juga harus diupayakan dengan pemikiran yang baik. Sayangnya kamu lupa, bahwa aku memang dicipta oleh Allah dengan perasaan yang begitu dominan (wanita).”

Maka maaf, jika dulu aku pernah menaruh hati padamu saat aku kagum dengan akhlakmu datang ke rumah orang tuaku. Maaf jika dulu aku terlalu menaruh harapan besar kepadamu. Sampai-sampai aku mengabaikan pemikiran baikmu bahwa kamu menginginkannya namun “belum siap”. Itulah kenapa Allah mempertemukan kita, bisa jadi sebagai pelajaran atau ada hal lain yang jauh lebih baik dari itu. Allah ingin menguji keimanan kita dengan rasa cinta yang belum halal pada waktunya.

“Setelah kita berpisah, aku sempat ragu untuk memulai kembali setelah beberapakali gagal. Namun kini yang kurasakan setelah aku melepaskan dirimu adalah hatiku merasa lapang. Karena ternyata Allah sedang memperbaiki hidupku untuk menjadi lebih baik. Aku melespakanmu sebab aku yakin Allah pasti akan menggantikan dengan sosok yang jauh lebih baik, bisa jadi dirimu atau laki-laik lain pilihan-Nya.

Tidak hanya orangnya namun dengan waktunya dan juga dengan caranya. Aku seringsekali ditanya oleh beberapa orang yang ingin tahu tentangku, “Bagaimana caranya, aku untuk bisa move on darinya? tentu jawabannya bukan “waktu yang menyembuhkan” melainkan “Allah yang pulihkan”. Tapikan waktu membantu untuk mengalihkan pikiranmu darinya?. “Iya, namun perihal melupakan dan mengikhlaskan, itu masuk dalam ranah hati. Dan yang menguasai hatinya siapalagi kalau bukan penciptanya yaitu Allah ta’ala”.

“Kalau besok Allah memerintahkan hatiku untuk menjadi lembut, lapang, ikhlas menerima semuanya, bukankah itu hal yang mudah?” Itu kata aku. Kata orang lain, “Ketika kamu sedang berupaya melupakannya, maka jangan berupaya untuk mencari penggantinya”.

Kataku, “Kalau penggantinya adalah Allah, bagaimana? Bagaimana jika dipatahkan hatimu olehnya adalah bagian paling lembut yang sengaja Allah takdirkan agar kamu menemukan Allah?”. Itu yang saat ini aku pelajari dan perlahan mulai menerimanya.

Aku sudah jauh lebih baik, barangkali kamu ingin tahu. Sebab kali ini aku menemukan Allah ketika berupaya melupakanmu. “Dan semoga Allah mempertemukanku juga dengan seseorang yang juga sama-sama sudah menemukan Allah”. Aamin.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *