Capek Diuji Terus!

Capek diuji terus! – Setiap orang pasti pernah mengalami ujian dalam hidupnya. Diuji dengan masalah harta, kesehatan, keluarga, dan ujian lainnya yang membuat diri kita merasa capek. Hingga suatu keadaan yang membuat kita merasa capek dengan bertubi-tubi ujian yang datang dan berkata “ya Allah, ini sampai kapan? kapan solusinya bakalan datang? kapan sakit dan kesedihan ini selesai? kapan ujian ini berakhir?”.

Dalam Al-Qur’an, disebutkan tentang ujian yang dialami oleh dua orang ini yang sama-sama kehilangan anaknya. Pertama adalah Ummu Musa, ibunya Nabi Musa yang kehilangan anaknya ketika bayi. Ummu Musa harus terpaksa menghanyutkan bayinya ke sungai yang tak tau ujungnya, untuk menyelamatkan bayinya dari kejaran Firaun. Kedua, Nabi Yaqub yakni bapaknya Nabi Yusuf yang kehilangan anaknya karena Yusuf yang masih kecil ditinggalkan saudaranya di sumur.

Dua kisah ini, sama-sama diuji dengan kehilangan anak tersayangnya, dan tentu bagi orang tua itu adalah kehilangan yang paling menyedihkan. Namun perbedaanya adalah Allah mengembalikan bayi Musa ke ibunya dalam kurum waktu yang cepat tidak sampai sehari. Tapi Nabi Yaqub harus menunggu berpuluh-puluh tahun baru Allah mengembalikan anak kesayangannya.

Dari kisah ini bisa kita petik kesimpulan, bahwa Allah pasti memberikan pertolongannya, ada yang cepat ada juga yang harus menunggu lama, dan itu memang bagian dari rencana-Nya. Coba kita ingat tentang kisah Nabi Yusuf, apa yang terjadi apdanya saat dia berpisah dengan ayahnya? Ujian yang dialami Nabi Yusuf bertubi-tubi yakni ia menjadi budak, difitnah, masuk pernjara, namun dibalik itu ia diberikan kelebihan Allah untuk bisa menafsirkan mimpi hingga menjadi bendahara kerajaan.

Inilah kesabaran Nabi Yusuf yang semestinya bisa kita tiru, dibalik ujian yang bertubi-tubi kepada nabi Yusuf, namun keimanannya tetap teguh. Hingga Allah memberikan hadiah berupa dijadikannya Nabi Yusuf sebagai bendahara kerajaan. Beliau menyelamatkan banyak nyawa manusia dari krisis kelaparan. Dan Allah sengaja tidak mengembalikan Nabi Yusuf kepada Nabi Yaqub dengan cepat, alasannya adalah agar Nabi Yusuf bisa menyelamatkan nyawa banyak manusia.

Mudah saja bagi Allah mengembalikan Nabi Yusuf ke ayahnya, namun Allah menunda hal itu agar Nabi Yusuf bisa menyelamatkan banyak nyawa manusia dari kelaparan dan kematian masal yang dahsyat. Hikmahnya dibalik kesedihannya Nabi Yaqub sebab kehilangan anaknya ternyata ada rencana Allah yang jauh lebih baik untuk menyelamatkan banyak nyawa manusia.

Bisa jadi kesedihan yang kamu alami saat ini, pedihnya ujian, rasa sakit, dan sempitnya hidup serta beratnya kesulitan yang sedang kamu alami ada kebaikan luar biasa yang sedang Allah rencanakan. Bukan hanya untukmu tapi juga untuk banyak orang di dunia ini. Sebagaimana dalam QS. Al-Baqarah ayat 216, Allah berfirman :

 “Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui”.

Sabar dan jalani saja semuanya dengan keyakinan bahwa Allah senantiasa membersamaimu dalam setiap keadaan. Percayalah bahwa setiap keadaan bagi suka dan duka menyimpan hikmah kebaikan yang sedang Allah rencanakan. Semoga bisa berbuah kebaikan yang akan kamu petik manis penuh manfaat. Ingat kesabaranmu atas ujian yang lagi kamu hadapi saat ini, bisa jadi itu adalah titik awal untuk kebaikan banyak orang di luar sana. Semoga artikel ini bermanfaat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *