Rafah membara di awal April 2025 – Sampai saat ini, dunia seakan terdiam dan membisu terhadap tragedi yang dialami warga Gaza. Dunia sibuk dengan rutinitasnya, padahal Negara Palestina adalah bagian dari dunia ini. Ratusan bahkan ribuan warga Gaza harus kembali kehilangan rumah dan orang-orang terkasihnya. Rafah adalah kota kecil yang berada di selatan Gaza, kembali menjadi saksi luka mendalam rakyat Palestina.
Tepat tanggal 03 April 2025, Israel kembali meluncurkan serangan besar ke Rafah. Kota yang sebelumnya menjadi tempat perlindungan, kini berubah jadi ladang pelarian. Ratusan ribu orang terpaksa harus meninggalkan tanah mereka untuk mencari tempat perlindungan yang lebih aman dan bukan di wilayah Gaza. Israel juga memotong Koridor Morag, memotong Gaza dari timur ke barat yang menjadikan Gaza terisolasi.
Tidak hanya itu, 2/3 wilayah Gaza menjadi zona terlarang untuk disinggahi. PBB melaporkan bahwa sebagian besar wilayah Gaza kini tidak bisa diakses warga sipil. Makanan, air, dan pertolongan medis makin sulit dicapai karena akses menuju ke Gaza sudah ditutup rapat oleh Israel. Ini bukan hanya krisis politik namun juga krisis kemanusiaan.
Pada tanggal 5 April 2025, Israel mengganti strategi perang dengan mengerahkan militer secara maksimal untuk menekan Hamas dan membebaskan sandera. Tapi dibalik jargon militer itu, bom tetap jatuh dan anak-anak tetap menjadi korban serangan tersebut.
Adanya perubahan kebenaran ditanggal 6 April 2025, para militer Israel mengakui kekeliruannya yakni menembak kendaraan medis Palestina pada tanggal 23 Maret 2025. Awalnya diklaim “tidak bertanda”, ternyata video membuktikan ambulans itu jelas-jelas ditandai. Dunia kembali menyaksikan tragedi yang tidak bisa dibenarkan.
Tidak berselang lama, ribuan keluarga kehilangan rumah, anggota keluarga dan harapan. Rafah bukan lagi tempat yang aman untuk ditempati. Ini adalah lambang dari kegagalan dunia yang melindungi hak paling dasar yaitu hidup. Mereka yang tinggal di Rafah bukan ingin mati. Mereka hanya tidak punya tempat untuk hidup, karena mata dunia sibuk dengan kepentingannya sendiri. Semoga kita saling bersama dalam ukhuwah membela kebenaran di tanah suci bumi Palestina.