Menjadi wanita yang tenang – Dalam menjalani kehidupan, sering sekali kita dihadapkan dengan berbagai masalah baik masalah ringan maupun berat. Tidak sedikit masalah yang datang, membuat hidup kita menjadi tidak tenang seperti merasa resah, gelisah, bahkan stres dalam menjalani hidup.
Untuk mengatasi semua itu diperlukan ketenangan dalam bersikap dan berpikir. Namun, hal ini tidaklah mudah bagi seorang wanita yang dominan dengan perasaan ketika berhadapan dengan masalah hidup. Wanita cenderung memiliki kapasitas emosional yang lebih kuat dan mudah terpengaruh dalam berpikir dibandingkan laki-laki.
Namun islam adalah agama rahmatan lil a’lamin yang memberikan solusi dan cara yang benar dalam menjalani hidup. Seperti kisah Maryam Binti Imran seorang wanita mulia dalam islam dan menjadi inspirasi bagi para wanita di dunia ini.
Lahirnya Maryam di dunia ini
Maryam adalah sosok wanita yang tenang dalam menjalani hidup. Beliau juga satu-satunya wanita yang namanya diabadikan dalam Al-Qur’an, yakni surah ke-19. Maryam dilahirkan oleh seorang wanita terhormat bernama Hannah dan ayahnya bernama Imran. Ibunda Maryam kala itu pernah bernazar sebagaimana disebutkan dalam surah Ali Imran ayat 35 sebagai berikut :
إِذْ قَالَتِ ٱمْرَأَتُ عِمْرَٰنَ رَبِّ إِنِّى نَذَرْتُ لَكَ مَا فِى بَطْنِى مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّىٓ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ
Artinya: (Ingatlah), ketika isteri ‘Imran berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.
Begitu besarnya pengabdian Hannah kepada Allah SWT, hingga ketika selesai penyapihan Maryam kecil diserahkan ke Baitul Maqdis dan diasuh oleh pamannya yakni Zakaria, surah Ali Imran ayat 37 :
فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا بِقَبُوْلٍ حَسَنٍ وَّاَنْۢبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنًاۖ وَّكَفَّلَهَا زَكَرِيَّاۗ كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيْهَا زَكَرِيَّا الْمِحْرَابَۙ وَجَدَ عِنْدَهَا رِزْقًاۚ قَالَ يٰمَرْيَمُ اَنّٰى لَكِ هٰذَاۗ قَالَتْ هُوَ مِنْ عِنْدِ اللّٰهِۗ اِنَّ اللّٰهَ يَرْزُقُ مَنْ يَّشَاۤءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ ٣٧
Artinya: “Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: “Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?” Maryam menjawab: “Makanan itu dari sisi Allah”. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab”
Ujian ketika Maryam beranjak dewasa
Singkat cerita, ketika Maryam beranjak dewasa ujian bertubi-tubi datang di hidupnya. Ujian pertama yang Maryam hadapi adalah kehilangan ibunda tercintanya. Ujian yang paling berat dihadapi Maryam adalah mendapatkan fitnah dari kaumnya sendiri.
Saat ia mengasingkan diri dari keluarganya ke sebelah timur Baitul Maqdis. Ada seorang laki-laki asing yang menghampirinya. Laki-laki asing tersebut merupakan jelmaan dari Malaikat Jibril yang berparas rupawan sempurna (QS.Maryam ayat 16-17).
Maryam yang sangat menjaga diri dari laki-laki, dengan tenangnya ia mengatakan: “Sungguh, aku berlindung kepada Tuhan Yang Maha Pengasih terhadapmu, jika engkau orang yang bertakwa”. Malaikat Jibril yang menjelma sebagai seorang laki-laki memberi kabar bahwa Maryam akan dianugerahkan seorang anak yang suci (QS.Maryam ayat 18-19).
Meskipun terkejut namun hebatnya Maryam ia masih tenang dalam menanggapi kabar tersebut. Bagaimana mungkin ia tidak bersuami bisa melahirkan anak dari rahimnya, bahkan ia menyatakan bahwa dirinya bukan seorang pezina. Malaikat Jibril menyebutkan bahwa hal itu mudah bagi Allah dan sudah menjadi ketetapan-Nya. (QS.Maryam ayat 20-21).
Respon Maryam terhadap ujian yang menimpanya
Lantas, setelah tahu bahwa Maryam akan melahirkan seorang anak dari rahimnya tanpa menikah apakah Maryam menerima begitu saja? Bagaimana respon Maryam setelah mendengar kabar tersebut?
Ketika ujian ini terjadi pada seorang wanita tentunya akan merasa sedih, marah, bahkan terpuruk dengan kekecewaan. Sama seperti manusia lainnya, ketika Allah SWT datangkan sebuah masalah tentu akan ada protes dalam diri, hal ini juga dirasakan oleh Sayyidah Maryam dalam surah Maryam ayat 23 disebutkan :
فَاَجَآءَهَا الۡمَخَاضُ اِلٰى جِذۡعِ النَّخۡلَةِۚ قَالَتۡ يٰلَيۡتَنِىۡ مِتُّ قَبۡلَ هٰذَا وَكُنۡتُ نَسۡيًا مَّنۡسِيًّا ٢٣
” Kemudian rasa sakit akan melahirkan memaksanya (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia (Maryam) berkata, “Wahai, alangkah (baiknya) aku mati sebelum ini, dan aku menjadi seorang yang tidak diperhatikan dan dilupakan.”
Bahkan sekelas Sayyidah Maryam pun bisa pernah merasakan kekecewaan ketika Allah SWT datangkan ujian dalam hidupnya. Namun yang membedakan Maryam dengan wanita lainnya adalah ia tetap tenang dalam menghadapi masalah. Kemudian Allah SWT berikan jawaban dalam surah Maryam ayat 25-26 :
وَهُزِّىۡۤ اِلَيۡكِ بِجِذۡعِ النَّخۡلَةِ تُسٰقِطۡ عَلَيۡكِ رُطَبًا جَنِيًّا“Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya (pohon) itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu”.
فَكُلِى وَٱشْرَبِى وَقَرِّى عَيْنًا ۖ فَإِمَّا تَرَيِنَّ مِنَ ٱلْبَشَرِ أَحَدًا فَقُولِىٓ إِنِّى نَذَرْتُ لِلرَّحْمَٰنِ صَوْمًا فَلَنْ أُكَلِّمَ ٱلْيَوْمَ إِنسِيًّا
“Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: “Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini”.
Hikmah dibalik ujian Maryam
Singkat cerita, ketika Maryam membawa bayinya banyak fitnah dan cemoohan yang datang dari kaumnya. Maryam hanya diam dan menyerahkan hidupnya kepada zat yang Maha Besar. Bahkan sekalipun ia tidak membenci keadaannya. Keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT semakin kuat karena ia yakin bahwa Allah SWT selalu bersamanya.
Hingga Maryam mengatakan kepada kaumnya untuk menanyakan langsung kepada bayinya yang masih kecil. Kemudian Allah SWT memberikan mukjizat kepada bayi Isa untuk bisa berbicara. Dalam tafsir QS.Maryam ayat 30-33 disebutkan bahwa :
“Sesungguhya aku adalah hamba Allah Yang Maha Kasih. Dia akan memberiku sebuah Kitab Injil sesuai ketetapan-Nya, dan Dia juga aka menjadikan aku seorang nabi untuk menyampaikan ajaran-ajaran-Nya kepada Bani Israil.
Dan ketahuilah bahwa Dia juga menjadikan aku seorang yang diberkahi dengan berbagai rahmat di mana dan kapan saja aku berada, dan Dia juga memerintahkan kepadaku untuk menunaikan salat dan membayar zakat dari rezeki yang kudapatkan, selama aku hidup.
Allah SWT juga memerintahkan aku untuk santun, taat, dan berbakti kepada ibuku, dan Dia juga tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka, karena hal itu merupakan sifat dan sikap yang tercela.”
Inilah kisah Maryam binti Imran sosok seorang wanita yang tenang dan selalu menggantungkan hidupnya hanya kepada pencipta-Nya. Meskipun ujian berat yang membuat hidupnya menjadi sunyi namun ia yakin bahwa inilah jalan menuju ke arah yang Allah SWT ridhoi. Maryam meyakini bahwa ada rencana indah yang telah Allah SWT siapkan untuk hidupnya dan alam semesta ini. Semoga kisah ini bermanfaat dan menjadi motivasi kita sebagai seorang wanita dalam menjalani hidup dengan jalan yang Allah SWT ridhoi.
Referensi :
- Kajian @upgradediri 23 Februari 2025
- id.wikipedia.ord
- www.tafsirweb.com