Kisah Sulaiman dan Bilqis dari Dakwah Menuju Cinta-Nya

Kisah Sulaiman dan Bilqis dari dakwah menuju cinta-Nya – Kisah ini masih berasal dari keturunan Bani Israil yaitu kisahnya Sulaiman bin Daud As dan Ratu Bilqis. Kisah yang diabadikan dalam Al-Qur’an pada surah An-Naml.

Sulaiman As adalah seorang nabi yang terkenal dengan kejayaan dan bala tentaranya baik dikalangan jin, manusia, maupun para hewan. Saat Sulaiman As. bersama bala tentaranya dengan satu pasukan besar sedang melakukan perjalanan, mereka tidak sengaja melewati jalur semut.

Salah satu semut pun bergegas memberitahukan teman-temannya untuk segera masuk ke lubang-lubang perlindungan mereka supaya tidak terinjak oleh pasukan Sulaiman As. Dari sikap salah satu semut tersebut menunjukan sikap kepedulian pada teman-temannya. Seakan-akan Allah SWT memberikan isyarat salah satu syarat pertama dalam berdakwah adalah kepedulian.

Belajar dari semut

Mendengar percakapan semut tersebut dengan teman-temannya, Sulaiman As pun tertawa mendengarnya. Seakan mendapatkan pelajaran berharga yang merupakan nikmat dari Allah SWT yang harus disyukuri. Ini adalah salah satu ketawadhuan Sulaiman As dalam merespon apa yang ada di sekitarnya. Sebagaimana disebutkan dalam QS. An-Naml ayat 19 berikut ini :

Dia (Sulaiman) tersenyum seraya tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dia berdoa, “Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku (ilham dan kemampuan) untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan untuk tetap mengerjakan kebajikan yang Engkau ridai. (Aku memohon pula) masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.”

Sulaiman dan burung Hud-hud

Dalam perjalanannya Sulaiman As selalu memperhatikan pasukan yang mengikutinya. Namun ketika ditengah perjalanannya, Sulaiman As tidak menemukan salah satu pasukan hewannya yang dipimpin oleh burung Hud-hud.

Burung Hud-hud adalah burung yang memiliki keistimewaan sebagai penyampai kabar berita. Sebab dari burung Hus-hud, Sulaiman AS dan pasukannya mendapatkan kabar berita tentang adanya sebuah kerajaan di negeri Saba’ penyembah matahari yang dipimpin oleh seorang ratu. Ratu tersebut bernama ratu Bilqis.

Kabar berita dari Negeri Saba’

Perjalanan yang dilakukan oleh burung hud-hud sangatlah jauh. Dimana kerajaan Sulaiman As. ada di Baitul Maqdis sedangkan Saba’ ada di Yaman. Sehingga jika dihitung burung hud-hud menempuh perjalanan 1800 km untuk melakukan misi ini.

Hud-hud menyampaikan berita ini kepada Sulaiman As. bahwa ia melihat sendiri ada satu negeri yang rakyatnya sangat makmur memiliki kekayaan yang berlimpah ruah dan alamnya yang subur. Namun kerajaannya dipimpin oleh seorang ratu yang menyembah matahari padahal peradabannya sudah begitu maju.

Burung Hud-hud dan sepucuk surat

Mendengar hal itu Sulaiman As tidak langsung percaya dengan kabar yang di bawa burung Hud-hud tersebut. Justru Sulaiman As. meminta kepada burung Hud-hud itu untuk membawakan sepucuk surat yang ditulis olehnya kepada ratu Bilqis tersebut untuk melihat bagaimana responnya.

Surat itu, berisikan sebuah dakwah yang mana dari sepucuk surat tersebut akan melahirkan cinta. Lalu surat itupun dikirim oleh burung Hud-hud dari Sulaiman As. “Innahu min Sulaiman, Innahu Bismillahirrohmanirrohim.”

Dakwah Nabi Sulaiman As.

Mulainya surat tersebut ditulis oleh Sulaiman As atas dasar kepedulian dengan mengajak Ratu Bilqis beserta rakyatnya menyembah Allah SWT. Surat yang dibawakan oleh burung Hud-hud telah sampai di negeri Saba’ dengan menjatuhkan langsung ke pangkuan ratu Bilqis. Lalu surat itupun dibaca oleh Ratu Bilqis untuk kemudian dirundingkan dengan para pembesar kerajaannya.

Awalnya dakwah Sulaiman As. melalui suratnya ditentang dan ditolak langsung oleh para pembesar kerajaan. Namun karena ratu Bilqis adalah seorang ratu yang bijaksana, beliau merundingkan kembali sampai selesai hingga pada sebuah hasil keputusan.

Dimana Ratu Bilqis ingin menguji seberapa besar kekuasaan Sulaiman As ini dan akan menawarkannya dengan beragam hadiah yang luar biasa. Setelah disepakati, maka dikirimlah utusan ratu Bilqis untuk menemui Sulaiman As.

Sulaiman dan Istananya

Sampailah utusan ratu Bilqis ke istana megah Sulaiman As dengan membawa banyak hadiah. Sulaiman As yang sebelumnya telah diberikan wahyu oleh Allah SWT menunjukan kepada utusan ratu Bilqis tersebut yang memerintahkan pasukannya membangun sebuah istana megah dan indah.

Sehingga barang-barang yang dibawa oleh utusan ratu Bilqis seorang tidak ada apa-apanya dibandingkan harta dan istana megah milik Sulaiman As. Akhirnya dengan perasaan yang sangat malu, utusan itupun kembali ke kerajaan Ratu Bilqis dan melaporkan apa yang telah ia lihat di istana megah Sulaiman As.

Singgasana Ratu Bilqis

Pada akhirnya, Ratu Bilqis sendirilah yang menghadap langsung ke Sulaiman As. daripada negerinya nanti binasa dan hancur. Ketika Ratu Bilqis berangkat dari Negeri Saba’ Nabi Sulaiman As. memerintahkan ahli ilmu memindahkan singgasana Ratu Bilqis itu dari negerinya ke kerajaan Sulaiman As. dalam sekejap mata.

Melihat singgasananya seketika ada kerajaan Sulaiman, Ratu Bilqis pun mulai menyadari bahwa Sulaiman As. bukanlah raja sembarangan. Melainkan nabi Allah SWT yang dikaruniai dengan mukjizat besar.

Ratu Bilqis melihat Istana Sulaiman bak istana kaca

Ratu Bilqis sangat takjub ketika melihat indahnya istana Sulaiman As yang dipenuhi dengan kaca seoh terbuat dari kristal. Saat memasuki istana Sulaiman As, Ratu Bilqis yang datang dengan berbagai iring-iringan melihat lantai kaca yang begitu bening ada dibawah kakinya.

Semula ia mengira bahwa itu adalah air yang mengalir sehingga Ratu Bilqis mengangkat gaunnya itu saat memasuki istana. Melihat hal itu, Sulaiman As. mengatakan tidak usah diangkat karena itu hanya kaca bening saja.

Akhirnya dari sanalah awal mula tumbuhnya rasa malu Ratu Bilqis bercampur dengan rasa kagum yang berlabuh pada rasa cintanya kepada Sulaiman As. Hingga Ratu Bilqis berkata “Aku menyerahkan diriku kepada Allah SWT bersama Sulaiman As.”

Inilah jalan dakwah Sulaiman As yang semula atas dasar kepedulian sesama manusia untuk mengajak menyembah Allah SWT. Hingga Allah SWT hadirkan bibit-bibit cinta antara keduanya yang akhirnya membangun romantisme dalam sebuah peradaban. Wa’allahualam bisowaf.

 

Referensi : Ustadz Salim A Fillah, Ustadz Hammad Rosyadi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *