Bedanya sekolahnya manusia vs. sekolahnya robot –Sekolah adalah bagian terpenting dari sistem pendidikan anak selain kedua orang tuanya. Banyak kasus orang tua yang bertengkar dengan guru atau kepala sekolah karena masalah yang terjadi oleh anaknya di sekolahnya. Sehingga ada ketidakharmonisan antara orang tua dan sekolah, padahal untuk membangun anak yang berkarakter dan berakhlak baik di perlukan kerjasama yang baik antara sekolah dan orang tua.
Banyak paradigma yang salah tentang sistem pendidikan di sekolah, yaitu anak yang bersekolah adalah anak yang harus pintar dan siap untuk bekerja. Seolah-olah sekolah hanya tempat sekumpulan robot yang terus berproduksi.
Padahal pada dasarnya sekolah bukan hanya tempat anak yang pintar dan siap bekerja namun tempat anak untuk belajar mengambil keputusan dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat. Maka wajar saja jika ada anak yang tidak bisa mengikuti pelajaran karena sekolah memang tempat untuk belajar dari kesalahan atau sekolahnya untuk manusia. Berikut adalah yang membedakan sekolahnya manusia dengan sekolahnya robot :
1) Paradigma
Sekolahnya manusia : Setiap peserta didik adalah anak yang berpotensi sedangkan dalam sekolahnya robot : masih beranggapan ada anak yang bodoh dan tidak punya potensi apa pun.
2) Penerimaan siswa baru
Sekolahnya manusia : tes dan obeserasi siswa berfungsi sebagai database siswa sedangkan dalam sekolahnya robot : masih menggunakan tes seleksi yang ketat karena di harapkan mendapatkan the best input siswa yang pandai dan tidak nakal.
3) Target Kurikulum
Sekolahnya manusia : menghargai tiga ranah kemampuan manusia yaitu kognitif, psikomotorik, dan afektif. Sedangkan dalam sekolahnya robot : masih di dominasi oleh ranah kognitif sebagai simbol kemampuan tertinggi.
4) Isi Kurikulum
Sekolahnya manusia : Tidak padat oleh beban biidang studi, tetapu bermuatan kreativitas program, problem solving, character building, life skill, dan unit-unit aktivitas yang sesuai dengan bakat siswa. Sedangkan dalam sekolahnya robot : padat oleh bidang studi dengan standar isi sangat berat dan hanya menekankan pada bidang studi.
5) Proses Belajar-Mengajar
Sekolahnya manusia : menyenangkan tidak membuat siswa tegang dan stres. Sedangkan dalam sekolahnya robot : menegangkan sehingga membuat siswa tertekan dan stres.
6) Para Guru
Sekolahnya manusia : mendidik dan mengajar dengan hati kesabaran dalam menghadapi siswa dengan beragam kecerdasan. Sedangkan dalam sekolahnya robot : killer, di takuti siswanya, tidak sabar dan menyalahkan siswa jika ada materi yang tidak dipahami.
7) Sikap Guru
Sekolahnya manusia : sebagai katalisator; selalu memantik bakat dan minat siswa, tidak pernah mengatakan bodoh atau nakal, serta mendorong siswa untuk meraih prestasi. Sedangkan dalam sekolahnya robot : sebagai gladiator; pembunuh bakat dan minat siswa, serta sering mengelompokkan siswa dalam kelompok siswa padai dan siswa bodoh.
8) Strategi mengajar guru
Sekolahnya manusia : menggunakan multistrategi dan memiliki kreativitas mengajar. Sedangkan dalam sekolahnya robot : hanya menggunakan strategi atau model tunggal seumur hidup yaitu “berceramah”.
9) Pelatihan guru
Sekolahnya manusia : sekolah memiliki jadwal pelatihan yang cukup berkualitas dan terbuka. Sedangkan dalam sekolahnya robot : hanya memiliki sedikit sekali jadwal pelatihan guru.
10) Soal-soal yang diberikan
Sekolahnya manusia : soal-soal kognitif yang bermuatan problem solving. Sedangkan dalam sekolahnya robot: soal-soal kognitif yang bermuatan hafalan.
11) Rapor
Sekolahnya manusia : menggunakan penilaian autentik yang memotret ranah kemampuan psikomotorik, afektif, dan kognitif. Sedangkan dalam sekolahnya robot: menggunakan penilaian kognitif saja sehingga kemampuan psikomotorik, afektif siswa tidak terlihat.
12) Perkembangan siswa
Sekolahnya manusia : melihat perkembangan siswa dengan konsep ipsatif* yang mengukur perkembangan siswa dari diri siswa itu sendiri berdasarkan pencapaian sebelumnya. Sedangkan dalam sekolahnya robot: melihat perkembangan siswa hanya dengan konsep ranking yaitu perkembangan siswa di ukur melaui perbandingan dengan siswa lainnya.
13) Tujuan keberhasilan sekolah
Sekolahnya manusia : mendapatkan pengetahuan dan keterampilan agar bermanfaat dalam kehidupan dunia dan akhirat. Sedangkan dalam sekolahnya robot: cenderung hanya untuk persiapan menghadapi ujian.
Referensi : Buku Munif Chatib “Orangtuanya Manusia”, halaman 152-153