Apakah jodoh selalu cerminan diri? – Setiap orang tentu menginginkan jodoh yang baik agama serta akhlaknya untuk hadir dalam hidupnya. Seorang wanita menginginkan laki-laki yang kelak bisa menjadi imam yang baik bagi rumah tangganya. Begitupun seorang laki-laki akan memilih wanita yang bisa menjadi istri yang taat dan ibu yang baik bagi anak-anaknya.
Kehidupan setelah menikah tidak selalu berakhir dengan kebahagiaan. Ada yang diuji dengan pasangannya, ia tetap mempertahankan rumah tangganya dan ada yang diuji dengan keluarganya sampai ia mengakhiri pernikahannya. Inilah hakikat kehidupan akan terus berjalan sampai pada masanya. Maka tidak perlu menyesali apa yang telah terjadi, lebih baik memperbaiki jalan dan terus maju memperbaiki diri agar tidak terjatuh.
Karena menikah adalah rezeki dari Allah ta’ala dan rezeki akan datang pada waktu yang Allah ta’ala inginkan bukan pada waktu yang kita inginkan serta dengan cara yang Allah ta’ala inginkan bukan dengan cara yang kita inginkan. Sehingga penting sekali untuk kita meluruskan niat sebelum menikah, karena Allah ta’ala tergantung prasangka hambanya.
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Lantas jika sudah memperbaiki diri apakah kita bisa mendapatkan jodoh sesuai dengan yang yang kita inginkan? Ada dua kemungkinan yang bisa terjadi:
1) Jodoh sesuai dengan cerminan diri
Tidaklah Allah ta’ala menunda sesuatu melainkan ada kebaikan setelahnya. Begitupun dalam masa penantian, kita dianjurkan untuk tetap berprasangka baik kepada-Nya dengan terus berikhtiar dan memperpaiki diri agar kelak bisa mendapatkan jodoh terbaik.
“Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka itu bersih dari apa yang dituduhkan orang” (QS. An-Nur:26)
2) Jodoh tidak selalu sama dengan cerminan diri
Dalam hidup adakalanya tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Allah ta’ala akan menguji setiap hamba-Nya sesuai dengan batas kemampuannya. Ketika kita sudah memperbaiki diri namun jodoh yang hadir tidak sesuai dengan apa yang diharapkan sesungguhnya Allah ta’ala telah mempersiapkan ladang pahala kebaikan dari pernikahan tersebut. Pertama, Allah ta’ala melihat ada kelebihan pada dirimu sehingga kamu diberikan kepercayaan besar untuk membantu pasanganmu berhijrah kepada Allah ta’ala. Kedua, Allah ta’ala hadirkan ujian dari pasanganmu supaya kamu mendapatkan pahala sabar dalam pernikahan.
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (QS. Al-Baqarah:216)
Sebagaimana kehidupan bagaikan sebuah perjalanan, akan ada banyak halangan serta rintangan yang menghadang untuk bisa sampai ke tujuan. Sehingga dalam mengarungi perjalanan di butuhkan kendaraan yang nyaman, perbekalan yang cukup, serta teman yang bisa diajak kerjasama.
Sama halnya kehidupan pernikahan bagaikan sebuah kapal yang berlayar mengarungi ombak yang besar untuk bisa sampai ke pelabuhan. Maka dibutuhkan nahkoda yang terampil serta asisten yang membersamainya dalam berlayar sehingga bisa bertahan dari terpaan ombak yang besar. Maka penting sekali untuk tetap menjaga hubungan kita dengan Allah ta’ala untuk tetap berada dijalan yang benar.