Menghabiskan hidup dan menua bersama dengan kekasih idaman adalah impian setiap orang. Sehingga pernikahan menjadi solusi terbaik dalam menyatukan dua insan untuk hidup bersama.
Dalam islam pernikahan memiliki kedudukan yang mulia di sisi Allah SWT. Pernikahan adalah perjanjian suci dan merupakan ibadah terpanjang dalam menjalin bahtera rumah tangga. Perkara menikah adalah hal sakral yang pertanggung jawabannya tidak hanya di dunia melainkan di akhirat juga.
Oleh karena itu, dalam mengenal calon pasangan yang sesuai dengan syariat islam sangat penting di lakukan. Supaya pernikahan menjadi berkah dan bernilai ibadah di sisi Allah SWT. Pasangan yang menikah berarti sudah menerima setiap kekurangan maupun kelebihan pasangannya masing-masing.
Sehingga sebelum menikah, kita di anjurkan untuk mengenal calon pasangan dengan berhati-hati, teliti dan penuh pertimbangan untuk menjadi pendamping hidup dunia dan akhirat. Berikut adalah 4 cara mengenal calon pasangan sebelum menikah :
Hubungan dengan Allah
Menikah, memiliki keturunan, membina rumah tangga bahagia dengan pasangan idaman adalah impian setiap orang. Akan tetapi apakah calon pasangan yang di pilih sudah tepat orangnya? Apakah sudah mengenal betul dengan calon pasangan kita ? Apakah calon pasangan kita bisa menjadi pendamping yang baik di dunia & akhirat?
Kita pasti sering mendengar pasangan terbaik di dapat dengan cara yang terbaik. Islam sangat memperhatikan sekali tentang kemaslahatan umat termasuk dalam hal memilih calon pendamping hidup. Cara mengenali calon pasangan dalam islam adalah melalui proses ta’aruf. Proses ta’aruf adalah pengenalan melalui perantara yang sesuai dengan syariat islam, hal ini di lakukan untuk menghindari terjadinya fitnah. Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تُنْكَحُ المَرْأَةُ لأرْبَعٍ: لِمالِها ولِحَسَبِها وجَمالِها ولِدِينِها، فاظْفَرْ بذاتِ الدِّينِ، تَرِبَتْ يَداكَ
“Wanita biasanya dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena kedudukannya, karena parasnya dan karena agamanya. Maka hendaklah kamu pilih wanita yang bagus agamanya (keislamannya). Kalau tidak demikian, niscaya kamu akan merugi.” (HR. Bukhari no.5090, Muslim no.1466).
Dari Abu Hatim Al Muzanni radhiallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
إذا جاءَكم مَن ترضَونَ دينَه وخُلقَه فأنكِحوهُ ، إلَّا تفعلوا تَكن فتنةٌ في الأرضِ وفسادٌ
“Jika datang kepada kalian seorang lelaki yang kalian ridhai agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia. Jika tidak, maka akan terjadi fitnah dan kerusakan di muka bumi” (HR. Tirmidzi no.1085. Al Albani berkata dalam Shahih At Tirmidzi bahwa hadits ini hasan lighairihi).
Dari hadis tersebut menjelaskan bahwa poin penting dalam memilih pendamping hidup, kita di anjurkan untuk memperhatikan agamanya. Karena bagaimana mungkin, seseorang itu baik dalam menjalankan hak dan kewajiban pernikahan. Sementara dalam menjalankan perintah Allah SWT saja tidak di lakukan.
Hubungan dengan Ibunya
Menikah bukan hanya menyatukan dua insan saja, namun menyatukan dua keluarga yang memiliki latar belakang berbeda. Sebelum menikah, sejatinya calon pasangan kita adalah hak kedua orang tuanya. Seorang ibu adalah sosok pertama yang mengenalkan kita pada dunia. Ibu lebih mengenal betul tentang sifat dan karakter anaknya, bagaimana perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Allah berfirman :
وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” (QS. Al-Isra : 23)
Dalam mengenal calon pasangan, hendaklah melihat bagaimana hubungan dengan ibunya. Karena bagaimana mungkin calon pasangan kita bertanggung jawab, jika kebaktian kepada ibunya saja di lalaikan. Misal : saat ta’aruf menanyakan bagaimana tanggung jawabnya dalam rumah, bagaimana perlakuannya terhadap ibunya.
Hubungan dengan Teman
Manusia di ciptakan sebagai makhluk sosial, artinya setiap manusia saling membutuhkan satu sama lainnya. Teman memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan dan tindakan yang di lakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Banyak orang yang terjerumus ke dalam lubang kemakisatan dan kesesatan karena pengaruh bergaul dengan teman yang buruk. Namun tidak sedikit orang yang mendapatkan hidayah kebaikan disebabkan bergaul dengan orang yang shaleh. Lingkungan yang baik akan mempengaruhi kualitas keimanan seseorang. Dalam sebuah hadis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan tentang peran dan dampak seorang teman dalam sabda beliau :
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَة
“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)
Hubungan dengan Anak Kecil
Setiap orang yang ingin menikah, pasti berharap pasangannya memiliki sifat penyayang terhadap anak kecil. Dengan harapan kelak setelah menikah, bisa membina rumah tangga yang bahagia dan bersama-sama mendidik anak dengan penuh kasih sayang dan kebaikan.
Anak adalah anugerah dan amanah yang di berikan Allah SWT bagi para orang tua, sekaligus sebagai jalan kebaikan. Dalam memilih pasangan bukan sekedar hanya memilih siapa yang akan mendampingi kita, namun memilih orang tua yang baik bagi keturunan kita kelak. Semoga Allah merahmati keturanan yang soleh dan solehah bagi kita semua. Aamin.
رَبَّنا هَبْ لَنا مِنْ أَزْواجِنا وَذُرِّيَّاتِنا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنا لِلْمُتَّقِينَ إِماماً“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa” (QS al-Furqan [25]: 74).
Mengenal calon pasangan sebelum menikah bisa di lihat dari bagaimana hubungannya dengan anak kecil. Misal : dengan bagaimana sikapnya saat bertemu dengan anak kecil, bagaimana kesiapannya tentang ilmu parenting, dan sebagainya.