Cinta adalah suatu fitrah alami bagi manusia, yang tanpa keberadaanya hidup akan terasa hampa. Setiap manusia pasti pernah merasakan jatuh cinta, perasaan yang menimbulkan kasih sayang bagi mereka yang merasakannya. Ketika perasaan cinta muncul maka akan ada harapan untuk terus merajut cinta bersamanya. Cinta juga memberikan inspirasi dan pengorbanan, akan tetapi cinta jugalah yang terkadang membawa kesengsaraan.
Islam memandang cinta adalah sesuatu yang sakral dan agung. Cinta adalah suatu limpahan kasih sayang Allah SWT kepada seluruh makhluk-Nya melalui manusia, alam semesta, dan ciptaan-Nya. Maka cinta yang abadi adalah cinta yang hanya bersandar kepada-Nya. Hanya Allah SWT yang berhak atas cinta tersebut, karena bentuk kasih sayang-Nya yang tak terbatas dan sempurna bagi seluruh makhluk-Nya.
Dalam kehidupan ini, ketika kita mencintai seseorang ada keinginan untuk terus bersamanya di dunia maupun di akhirat. Akan tetapi apakah caranya sudah benar dalam merajut cinta bersamanya? Apakah kita bisa sehidup sesurga bersamanya? Berikut adalah cara merajut cinta supaya sehidup sesurga :
1) Mencinta karena Allah
Cinta memang fitrah bagi setiap manusia, namun apakah rasa cinta tersebut membuat kita semakin dekat kepada Allah SWT? atau sebaliknya menjadikan kita semakin jauh dari Allah SWT? Dalam hadis riwayat Al-Bazaar menjelaskan bahwa :
“Siapa yang mencintai seseorang karena Allah, kemudian seseorang yang dicintainya itu berkata, “Aku juga mencintaimu karena Allah.” Maka keduanya akan masuk surga. Orang yang lebih besar cintanya akan lebih tinggi derajatnya daripada yang lainnya. Ia akan digabungkan dengan orang-orang yang mencintai karena Allah.”
Alangkah indahnya jika rasa cinta itu hanya bersandar kepada-Nya, karena Allah SWT yang lebih berhak untuk di cintai. Cinta yang benar adalah cinta yang bersamanya membuat kita semakin taat kepada Allah SWT dan cinta yang mengantarkan kita dengan orang terkasih (suami, istri, anak, saudara, sahabat, dan sebagainya) bisa berkumpul di surganya Allah SWT.
2) Meneladani Rasul
Ketika jatuh cinta, kita akan melakukan apapun demi orang yang kita cintai. Mulai dari mengikuti gaya hidup dan hal lainnya yang ia sukai. Meneladani gaya hidup rasul adalah kewajiban kita sebagai umat islam. Bentuk cinta kita kepada Allah SWT dengan mengikrarkan diri untuk mengikuti seluruh ajaran yang dibawa Rasul-Nya. Allah berfirman dalam surah Al-Ahzab ayat 21 :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.”
Merajut cinta yang baik adalah dengan cara meneladani hidup rasulullah, dalam meneladaninya kita diperintahkan untuk melakukan sesuai dengan kesanggupan dan kemampuan kita. Semoga kita dan orang yang kita cintai bisa mendapatkan syafa’at rasul di ya’umul akhir kelak. Aamiin.
3) Memiliki Visi dan Misi Akhirat
Memiliki pasangan yang bisa mencari nafkah akan banyak kita temui. Akan tetapi punya pasangan hidup yang memiliki visi dan misi akhirat adalah suatu keharusan. Dunia ini sementara dan tidak ada yang abadi, bahkan apa yang kita cintai saat ini sewaktu-waktu akan di ambil oleh pemiliknya yaitu Allah SWT.
Bukan hanya merajut cinta di dunia saja, merajut cinta sehidup sesurga adalah impian bagi setiap pasangan. Dengan memiliki tujuan yang sama, maka akan termotivasi untuk terus mempersiapkan bekal akhirat. Misal : kita dan pasangan taat dan taqwa kepada Allah, istiqomah dalam berbagi dan berbuat kebaikan. Allah berfirman dalam surah Al-Hujurat ayat 13
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Wahai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu sekalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu sekalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu sekalian saling mengenal. Sesungguhnya orang-orang yang paling mulia di antara kamu sekalian di sisi Allah ialah orang-orang yang paling takwa di antara kamu sekalian. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
4) Membawa Kemuliaan bagi Pasangan dan Umat
Menikah adalah perjalanan panjang, dengan menikah menyempurnakan separuh agama kita dengan orang yang kita pilih. Orang yang kita pilih adalah orang yang menerima setiap kekurangan dan kelebihan pasangannya. Ketika kita merajut cinta dengan orang yang tepat dan Allah Ridho, akan membuat kita menjadi semakin baik.
Karenanya pernikahan memiliki kedudukan mulia di sisi Allah SWT. Terlebih lagi menikah bukan hanya menyatukan dua hati namun dua keluarga sehingga akan terjalin suatu ukhuwah. Menikah tidak hanya memberikan kemuliaan bagi pasangan saja namun dengan menikah memberikan kontribusi bagi umat. Misal : melahirkan generasi rabbani yang akan meneruskan agama islam di jalan dakwah, terhindar dari perbuatan zina dan fitnah, pernikahannya menjadi wwasilah kebaikan bagi keluarga dan umat. Dalam surah Ar-Rum ayat 21 Allah berfirman :
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.