Puncak tertinggi nikmat adalah Al-Unsu Billah – Seringkali manusia dihadapkan dengan masalah berat dalam hidupnya yang sulit untuk diatasi. Akibatnya timbullah rasa kecewa, takut, marah, dan penyesalan yang berlarut-larut. Sehingga sulit untuk berpikir jernih dan tenang dalam menyelesaikan masalah tersebut.
Namun, Allah ta’ala berfirman dalam QS.Al-Insyirah ayat 5 yaitu :
فَاِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۙ ٥
Maka, sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan.
Dalam surat ini mengisyaratkan pesan bahwa sungguh dekat nikmat-nikmat Allah ta’ala. Adapun puncak tertinggi nikmat adalah Al-Unsu Billah. Dalam kajian bahasa Unsu adalah merasakan nyaman dengan Allah ta’ala, dan khauf adalah rindu dampak dari mahabbah. Maka puncak nikmat Al-Unsu Billah di dapatkan ketika hati merasa nyaman dan bahagia ketika berduaan dengan Allah ta’ala. Dampaknya ketika sudah dekat dengan Allah ta’ala segala urusan duniawi hanya bersandar kepada Allah ta’ala, rindunya hanya kepada Allah ta’ala, sakit dan bahagianya karena Allah ta’ala.
Begitu tenangnya hidup ketika semua urusan duniawi dan akhirat sudah dijamin oleh Allah ta’ala. Tinggal bagaimana kita sebagai seorang hamba untuk memilih jalannya apakah tetap dijalur taat atau jalur yang dimurkai Allah ta’ala. Sedangkan hasil dari semua pilihan dan ikhtiar yang sudah dilakukan serahkan kepada pemilik-Nya yang berhak untuk memutuskan, Allah ta’ala Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana.
Puncak tertinggi nikmat dari Al-Unsu Billah ini merupakan keadaan seseorang yang paling baik dalam hidupnya. Orang yang merasakan nikmatnya Al-Unsu Billah ia akan senantiasa tenang menjalani hidupnya, ia akan selalu rindu untuk berjumpa dengan Allah ta’ala, ia akan merasakan takut dan gelisah ketika jauh dari Allah ta’ala. Dan ketika mendapatkan masalah semua yang dihadapinya akan terasa mudah karena ia bersandar dengan kekuatan yang paling besar di seluruh alam semesta ini hanya Allah azza wazala.
Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berdzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (QS ar-Ra’du:28)
Al-Unsu Billah, rasa nyaman bersama Allah ta’ala, merupakan perpaduan dari rasa mengagungkan dan kehusyu’an. Suasana yang memenuhi jiwa seseorang dengan nikmat Al-Unsu Billah ia akan mendapati keteduhan dalam kesendiriannya bersama Allah ta’ala. Ia senantiasa bersyukur atas segala nikmat-nikmat-Nya dan terus optimis serta berharap meminta pertolongan-Nya.
Sebagaimana Nabi Musa AS yang mendapati nikmatnya Al-Unsu Billah saat berhadapan dengan Fir’aun, yang diriwayatkan dalam Qur’an surat berikut :
قَالَا رَبَّنَا إِنَّنَا نَخَافُ أَنْ يَفْرُطَ عَلَيْنَا أَوْ أَنْ يَطْغَى (45) قَالَ لَا تَخَافَا إِنَّنِي مَعَكُمَا أَسْمَعُ وَأَرَى
“Mereka berdua berkata, “Wahai Allah, kami khawatir Firaun berbuat salah atau lalim kepada kami.” Dia menjawab, “Jangan takut kalian, sungguh Aku bersama kalian, Aku bisa mendengar dan melihat.” (QS. Thâha [20]: 43)