Hidup itu bagaimana cara kita memandang! – Kita sering mendengar kata-kata tentang perjalanan hidup seseorang salah satu katanya adalah “hidup hanya sekali maka nikmati saja prosesnya”. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan kata-kata tersebut, karena hidup adalah sebuah proses yang pasti terjadi oleh setiap orang.
Setiap kejadian yang dialami baik yang menyenangkan maupun tidak dalam hidup, itu merupakan bagian dari kehidupan di dunia tidak terkecuali. Sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam aya berikut:
ذَٰلِكَ بِأَنَّ ٱللَّهَ لَمْ يَكُ مُغَيِّرًا نِّعْمَةً أَنْعَمَهَا عَلَىٰ قَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمْ ۙ وَأَنَّ ٱللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Demikian itulah, karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan mengubah sesuatu kenikmatan yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu merubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri. Dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Anfal: 53)
Seperti seseorang yang ingin merubah nasibnya namun ia tidak melakukan usaha apapun untuk meraihnya, begitupun seseorang tidak akan pernah bahagia jika ia tidak mau menjadi bahagia karena terlarut dengan kesedihannya. Hal ini terjadi karena ia sering membanding-bandingkan kehidupan dirinya dengan orang lain.
Jika seseorang mulai membanding-bandingkan apa yang ia miliki dengan orang lain, maka secara bertahap kebahagiaan dan ketenangan yang ia miliki menjadi semakin berkurang, bahkan bisa berganti dengan keresahan dan kesempitan. Sebagaimana Allah Ta’ala telah mengingatkan,
وَلَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَىٰ مَا مَتَّعْنَا بِهِۦٓ أَزْوَٰجًا مِّنْهُمْ زَهْرَةَ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ ۚ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰ
“Dan janganlah kalian terpesona (silau) kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami uji mereka dengannya. Dan karunia (rezeki) Tuhan kamu adalah lebih baik untukmu dan (pahala yang disediakan di akhirat) lebih kekal.” (QS. Thaha: 131)
Tentang Memandang Hidup
Tidak terasa begitu cepat waktu berlalu, ketika saat kita masih duduk di bangku SMP bersenang-senang tanpa memikirkan hari esok bagaimana sampai tiba pada usia dewasa yang mulai memikirkan kondisi hari esok. Padahal hakikatnya kita tidak punya kuasa tentang masa depan, begitupun sebaliknya boleh jadi saat ini buruk namun ada kebaikan didalamnya, sungguh Allah ta’ala Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana.
Hidup itu hanya masalah pandang dan memandang, jangan hanya memandang dari apa yang dipandang. Hidup itu adalah melihat dan dilihat, jangan hanya melihat dari apa yang terlihat. Seperti halnya ketika kita melihat orang lain seakan-akan bahagia padahal kenyataannya belum tentu demikian.
Kita sering sekali terpukau dengan kenikmatan yang dimiliki orang lain dan melupakan kenikmatan lainnya yang sudah Allah ta’ala berikan kepada diri kita. Seringnya membanding-bandingkan akan timbul perasaan iri, dengki, kufur nikmat, dan kurangnya rasa syukur.
Allah Ta’ala menegaskan,
أَهُمْ يَقْسِمُونَ رَحْمَتَ رَبِّكَ ۚ نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُم مَّعِيشَتَهُمْ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۚ وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَٰتٍ لِّيَتَّخِذَ بَعْضُهُم بَعْضًا سُخْرِيًّا ۗ وَرَحْمَتُ رَبِّكَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ
“Apakah mereka yang berhak membagi-bagi rahmat Tuhan kalian? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia. Dan kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat saling memberi manfaat sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Az-Zukhruf: 32)
Allah Ta’ala juga berfirman,
وَجَعَلْنَا بَعْضَكُمْ لِبَعْضٍ فِتْنَةً أَتَصْبِرُونَ ۗ وَكَانَ رَبُّكَ بَصِيرًا
“Dan kami jadikan sebagian kamu ujian bagi sebagian yang lain. Maukah kalian bersabar? Dan Tuhanmu Maha Melihat.” (QS. Al-Furqan: 20)
Pandanglah ke bawah agar syukur kita bertambah!
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ
“Lihatlah orang yang berada di bawah kamu, dan jangan lihat orang yang berada di atas kamu (dalam masalah dunia). Karena dengan begitu, kamu tidak meremehkan nikmat Allah yang diberikan-Nya kepada kamu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Tiada seorang pun yang tertimpa musibah di dunia ini, kecuali ia akan menemukan orang yang lebih besar lagi musibahnya. Jika ia sedang ditimpa kesusahan, masih banyak orang yang lebih susah dari dirinya. Dengan memandang orang yang berada di bawah, maka kesusahan dan rasa sedih yang ia rasakan akan berkurang dan membuat hatinya terhibur, sehingga membantunya untuk bersabar dan bersyukur karena ternyata masih ada orang yang berada di bawahnya.