Pesan Allah tentang waktu bagi setiap manusia – Manusia melekat sekali dengan waktu. Mulai dari awal terciptanya manusia hingga kembali kepada sang pecipta. Jika waktu tidak ada dalam hidup manusia, maka kita akan kehilangan konsep perubahan dan pertumbuhan. Padahal sejak awal kita diciptakan fitrahnya adalah untuk berproses dan berkembang.
هَلْ أَتَى عَلَى الْإِنْسَانِ حِينٌ مِنَ الدَّهْرِ لَمْ يَكُنْ شَيْئًا مَذْكُورًا
“Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?”. (QS. Al-Insan: 1)
Dalam firman tersebut bukan hanya berisi pertanyaan saja, tetapi juga tersirat pesan bahwa manusia adalah bagian kecil darinya, karena dahulu ia hanyalah sesuatu yang tidak berarti hingga Allah ta’ala menciptakannya. Bahkan untuk menunjukan waktu, Al-Qur’an menggunakan istilah ad-dhar maknanya adalah suatu waktu yang tidak terbatas, sedangkan manusia itu terbatas dan menjadi bagian darinya.
Masihkah kita menyia-nyiakan waktu untuk suatu perkara yang tidak bermanfaat? Saking pentingnya waktu, beberapa kali Allah ta’ala sampai bersumpah atasnya. Kira-kira pesan apa yang Allah ta’ala sampaikan di masing-masing waktu? Berikut
Waktu Asar (QS. Al-Asr: 1)
“demi masa”
Waktu Asar, yang menjelang akhir hari, mencerminkan momen transisi dari aktivitas siang menuju malam yang tenang. Waktu ini mengingatkan kita pada kehidupan yang sementara dan bagaimana segala sesuatunya memiliki akhir.
Waktu Malam (QS. At-Takwir: 17)
“demi malam apabila telah hampir meninggalkan gelapnya, dan demi subuh apabila fajarnya mulai menyingsing“
Waktu malam adalah bagian dari siklus kehidupan, Allah ta’ala ciptakan malam untuk memberikan keseimbangan. Ketika malam yang hampir berlalu (‘as’asa), ia menandai pergantian menuju pagi yang baru.
Hal ini mengingatkan kepada manusia bahwa setiap kegelapan akan berakhir, sebagaimana kesulitan hidup akan berganti dengan kemudahan. Hal ini mengajarkan kita untuk selalu optimis dan bersabar dalam menghadapi ujian.
Waktu Fajar (QS. Al-Fajr: 1)
“demi waktu fajar”
Waktu fajar menandai waktu transisi dari gelapnya malam menuju terbitnya matahari pagi. Waktu fajar ini memiliki makna kebangkitan. Dengan bersumpah atas nama fajar, Allah ta’ala mengingatkan bahwa setiap manusia diberi kesempatan untuk memulai kembali dan memperbaiki hubungan dengan-Nya.
Waktu Subuh (QS. At-Takwir: 18)
“demi subuh apabila (fajar) telah menyingsing”
Waktu subuh ini menggambarkan suasana pagi yang perlahan hidup kembali, penuh dengan ketenangan, udara segar, dan mulainya kehidupan. Waktu subuh ini menjadi pelajaran bagi manusia untuk memulai hari dengan semangat baru setelah meninggalkan kegelapan masa lalu dan menyongsong hari penuh optimisme.
Waktu Dhuha (QS. Ad-Dhuha: 1)
“demi waktu dhuha”
Sumpah Allah atas nama Dhuha mengajarkan kita untuk menjadikan pagi yang penuh dengan cahaya sebagai simbol harapan, semangat, dan syukur. Kehidupan ini penuh dengan tantangan, tetapi Allah menjamin bahwa di balik setiap kesualitan ada kemudahan, sebagaimana gelapnya malam selalu diikuti oleh terang benderangnya pagi.
Waktu Dhuha ini merupakan momen untuk memulai hari dengan niat baik, amal shaleh, dan kepercayaan bahwa Allah senantiasa memberikan jalan bagi mereka yang bersandar kepada-Nya.
Waktu Siang (QS. Asy-Syams: 3)
“demi siang saat menampakkannya”
Waktu siang adalah bagian dari hari yang terang benderang, ketika matahari menyinari bumi dan mansuia memulai aktivitasnya. Dengan bersumpah atas siang, Allah mengingatkan manusia tentang pentingnya memanfaatkan waktu siang untuk bekerja, mencari rezeki, dan beramal.
Siang adalah simbol kehidupan yang menggambarkan bagaimana manusia diberi kesempatan untuk berkarya dan menjalanka tugas mereka sebagai khalifah di bumi.
Dari sini kita bisa mengerti bahwa kita itu sedang bertarung denagn waktu. Pilihan-pilihan yang hadir dalam hidup kita adalah menjadi bagian dari proses perjalanan waktu. Semoga bermanfaat.