Cara Memahami Quarter Life Crisis Dalam Pandangan Islam

Istilah quarter life crisis mungkin dari kita tidak asing mendengarnya. Bahkan lebih dari setengah kaum milleneal pernah mengalami fase ini. Dalam istilah psikologi quarter life crisis merujuk pada keadaan emosional seseorang yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar.

Situasi dimana seseorang mulai mengalami kegelisahan, kekhawatiran, kecemasan yang berlebihan terhadap kehidupannya di masa mendatang. Umumnya, kekhawatiran ini meliputi masalah relasi, percintaan, karir, dan kehidupan sosial. Namun, mungkin dari kita banyak yang belum memahami sisi lain dari quarter life crisis.

Islam adalah agama rahmatulil ala’min di sepanjang zaman yang mengatur tentang kemaslahatan umat. Dan Al-qur’an adalah solusi terbaik bagi umat islam dalam menyelesaikan persoalan hidupnya, termasuk cara memahami quarter life crisis. Berikut adalah cara memahami quarter life crisis dalam pandangan islam :

 

Memahami Tujuan Hidup

 

Seseorang yang mengalami fase quarter life crisis pasti sering mempertanyakan eksistensinya sebagai seorang manusia. Seperti mau kemana tujuan hidupnya, motivasi hidupnya untuk apa, kenapa ada di posisi ini, dan lain sebagianya. Hal ini menyebabkan ia merasa frustasi, kebingungan, tidak produktif, dan parahnya menghindar dari kehidupan sosial. Allah berfirman :

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. (Az-Zariyat ayat 56)

Dalam ayat tersebut, kita di perintahkan untuk mengesakan Allah, dengan taat menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Karena sejatinya apa yang ada dalam kehidupan alam semesta ini adalah semata-mata beribadah kepada Allah. Dunia adalah tempatnya ujian, tempatnya lelah, tempat untuk mengumpulkan bekal akhirat, dan sifatnya sementara (fana).

Karena tempat istirahat yang abadi dan tujuan akhir kita adalah akhirat, maka perbanyak bekal untuk kembali. Apakah kita kembali dalam keadaan baik atau kembali dalam keadaan kufur. Janji Allah bahwa siapa yang berbuat kebaikan di dunia akan di balas oleh Allah dengan jaminan surga.

Jadi yang saat ini sedang mengalami fase quarter life crisis. Kamu cukup memahami kondisi kamu saat ini, kemudian ingat ayat ini serta janji Allah bagi orang yang mau taat pada perintah-Nya. Insya’allah kamu akan merasa tenang dan termotivasi kembali.

Menerima Ketetapan Allah

Kita pasti pernah membuat rencana dan berekspektasi tinggi terhadap masa depannya. Kita juga pernah membandingkan standar pencapaian orang lain dengan pencapaian kita. Seolah-olah masa depan adalah kepemilikan dan dibawah kendali kita. Hingga menyebabkan overthingking terhadap sesuatu di luar kendali manusia. Padahal ada zat Maha Kuasa yang mengatur kehidupan seluruh alam semesta dan isinya.

Allah sudah mengatur rezeki setiap hamba-Nya sesuai dengan takarannya. Dalam pandangan islam cara memahami quarter life crisis adalah dengan menerima ketetapan Allah. Sehingga tidak perlu khawatir mengenai perkara rezeki, jodoh, kematian, masa depan. Hal yang perlu di khawatirkan adalah apakah ikhtiar tersebut di ridhoi oleh Allah atau tidak.

Gharizah atau Naluri

Dalam dunia ini pasti ada sebab dan akibat dari munculnya suatu persoalan. Seperti halnya ketika seseorang yang berada di fase quarter life crisis ada pemicu yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan sekitar. Kemudian mendorong dirinya untuk terus-menerus memikirkan hal-hal dalam hidupnya sehingga timbulah kegelisahan dan rasa tertekan.

Allah memberikan tools berupa naluri bagi setiap manusia untuk dapat digunakan sebaik-baiknya. Dalam pandangan islam, naluri di kenal dengan nama “Gharizah” antara lain :

  • Gharizah Al-Baqa adalah naluri mempertahankan eksistensi diri untuk bisa bertahan hidup dengan nyaman. Misal rasa takut akan bahaya keinginan untuk kaya, keinginan menguasai.
  • Gharizah nau adalah naluri manuia yang berhubungan dengan perasaan hati dan seksualitas. Misal rasa suka terhadap lawan jenis, rasa sayang kepada orang tua rasa cinta kepada anak-anak dan lain-lain.

Cara memahami naluri ini adalah dengan belajar ikhlas, ikhtiar maksimal, tawakal (menyandarkan segala sesuatunya kepada Allah), dan terus memperbaiki diri semata-mata mengharapkan ridho Allah. Sehingga hidup akan terasa tenang dan tentram.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *