Berikut adalah kiat praktis dalam merawat perkawinan :
Cinta dan kasih sayang memberi bukan menuntut
Cinta dan kasih sayang identik dengan dorongan untuk selalu memberi, bukan menuntut. Karena pada prinsipnya, mencintai seseorang adalah menempatkan kebutuhan dan kepentingan kita setelah kebutuhan dan kepentingan orang yang kita cintai.
Quality time
Dalam perkawinan, hendaknya diperhatikan kualitas waktu yang dihabiskan bersama, bukan hanya kuantitasnya. Dan, salah satu kiat untuk meningkatkan kualitas tersebut dengan melakukan aktivitas yang melibatkan seluruh anggota keluarga.
Bersabar terhadap kekurangan pasangan
Setiap pasangan suami istri hendaknya bersabar terhadap kekurangan maupun kelebihan pasangannya. Tingkat kesabaran yang tinggi dibutuhkan dalam mengarungi kehidupan rumah tangga. Dilihat dari satu sisi, boleh jadi hal ini menyulitkan pasangan yang baru memasuki dunia perkawinan karena tingkat egoisme pribadi masih sangat tinggi kadarnya. Perlahan-lahan keduanya akan lebih mengenal dan memahami pasangan masing-masing sehingga akan memperkukuh bangunan keluarga yang dibentuk.
Tingkat membandingkan pasangan dengan orang lain
Salah satu kelemahan manusia adalah cenderung membandingkan apa yang tidak dimilikinya sehingga yang selalu tampak adalah kelebihan orang lain dan kekurangan kita. Hindarilah sikap demikian karena akan menggerogoti bangunan keluarga anda yang secara perlahan menuju kehancurannya.
Memusatkan perhatian pada kebaikan pasangan, seraya menerima kekurangannya
Memusatkan perhatian pada kebaikan pasangan, akan membuat kita selalu bersyukur dan merasa sebagai orang beruntung.
Menghormati dan menghargai pasangan
Penghormatan dan penghargaan seorang suami terhadap istri tidak lain merupakan cerminan pernghormatan dan penghargaan kepada dirinya sendiri.
Hindarilah sejauh mungkin “bermain mata” dengan orang lain
Seorang suami harus mengosongkan hatinya dan kecintaan selain kepada istrinya. Demikian pula istri tidak boleh “memandang” siapa pun kecuali suaminya. Di samping sesuai dengan ajaran islam, hal ini merupakan penyanggah kukuh bangunan perkawinan dan keluarga.
Saling menasihati
Saling menasihati dan saling mendukung antara suami-istri menjadi sangat penting. Masing-masing hendaknya saling mengingatkan ketika yang lain menunjukan sikap atau melakukan tindakan yang tidak baik.
Keep on open mind
Seorang suami maupun istri berhak memberikan argumentasi atas pendapat yang dikemukakannya. Akan tetapi semua itu harus tetap disandarkan ada keterbukaan pikiran dan menempatkan ketentraman hubungan keluarga sebagai prioritas utama.
Menahan marah, memaafkan, dan mengucapkan terima kasih
Sangatlah penting jika setiap suami-istri selalu mengendalikan amarah dan menyalurkan amarah lebih terkendali mendiskusikan masalah hingga diperoleh penyelesaiannya. Yang terpenting, setiap pasangan siap dengan saling memaafkan, hal ini akan melapangkan dada. Selain itu, pasangan suami-istri perlu pula membiasakan diri mengucapkan terima kasih sebagai bentuk penghargaan paling sederhana antarpasangan.
Menjaga kebugaran dan penampilan setiap saat
Karena perkawinan melibatkan dua orang, demi memastikan tiadanya kemacetan dalam beraktivitas, setidaknya salah satu pasangan, dalam satu waktu tertentu tetap bisa menjaga tubuhnya tetap fit.
Kesibukan pasangan suami-istri bekerja
Pasangan suami-istri bekerja harus saling memahami kesulitan dan keterbatasan masing-masing akibat pekerjaan yang mereka geluti dan menjadi rutinitas sehari-hari.
Referensi : Buku Munif Chatib “Orangtuanya Manusia”