Alasan Banyak Orang Menikah di Bulan Syawal

Alasan Banyak Orang Menikah di Bulan Syawal – Menikah menurut agama islam adalah bagian dari ibadah dalam menyempurnakan separuh agama seseorang. Dari Anas bin Malik, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: “Ketika seorang hamba menikah, berarti dia telah menyempurnakan setengah agamanya, maka bertaqwalah kepada Allah pada setengah sisanya”

Selain itu menikah merupakan ikatan yang suci antara laki-laki dan perempuan yang belum muhrim serta solusi bagi mereka yang ingin menjaga kemaluan dan menundukkan pandangannya. Sebagaimana Nabi Muhammad SAW bersabda: “Wahai para pemuda, barangsiapa yang memiliki kemampuan, maka menikahlah, karena itu lebih akan menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu, maka berpuasalah karena puasa itu bagai obat pengekang baginya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Lalu apa yang jadi alasan, kenapa banyak orang menikah di bulan syawal ?

Seperti yang kita ketahui menikah adalah bagian dari sunnah baginda Nabi Muhammad SAW. Dalam melakukan pernikahan tentu harus sesuai dengan syariat islam supaya pernikahan sah dan menjadi berkah. Jika seseorang sudah memiliki niatan dan siap untuk menikah maka harus disegerakan. Apalagi jika khitbah atau lamaran sudah dilakukan, maka tidak ada alasan untuk menundanya.

Sedangkan terkait apakah menikah di Bulan Syawal memiliki keistimewaan, sebenarnya tidak ada ketentuan khusus mengenai menikah di bulan tertentu, karena pada dasarnya semua hari dan bulan adalah baik di sisi Allah SWT. Adapun pilihan bagi banyak orang yang menikah di bulan syawal adalah sebagai bentuk meneladani Nabi Muhammad SAW, sebab dahulu Rasulullah SAW menikahi Sayyidah Aisyah di bulan syawal.

Namun menikah di bulan syawal bukanlah merupakan kewajiban. Karena pada zaman jahiliah dulu orang Quraish Arab memiliki keyakinan bahwa menikah di bulan Syawal adalah suatu pantangan. Dalam kitab Al-Bidayah wan Nihayah, 3/235, Ibnu Katsir juga menjelaskan anjuran menikah di bulan Syawal :

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menikahi Aisyah untuk membantah keyakinan yang salah sebagian masyarakat yaitu tidak suka menikah di antara dua ‘ied (bulan Syawal termasuk di antara ‘ied Fitri dan ‘idul Adha), mereka khawatir akan terjadi perceraian. Keyakinan ini tidaklah benar.”

Mereka beranggapan bahwa unta betina mengangkat ekornya (syaalat bidzanabiha) pada bulan Syawal sebagai tanda unta betina tidak mau dan enggan untuk menikah, sebagai tanda juga menolak unta jantan yang mendekat, maka para wanita juga menolak untuk dinikahi dan para wali pun enggan menikahkan putri mereka.

Itu sebabnya Nabi Muhammad SAW menikah di bulan syawal untuk mematahkan keyakinan mereka yang akan berujung pada kesyirikan. Nabi Muhammad SAW menampik anggapan tersebut dan justru memilih menikah dengan Aisyah pada Bulan Syawal. Hal itu juga sesuai dengan sebuah hadist yang berbunyi.

Sayyidah ‘Aisyah radliyallâhu ‘anha berkata: “Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam menikahiku pada bulan Syawal dan mengadakan malam pertama pada bulan Syawal. Istri Rasulullah mana yang lebih bentuntung ketimbang diriku di sisi beliau?” (HR Muslim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *