Adab Malam Pertama, Wajib Yang Mau Nikah!

Adab malam pertama, wajib yang mau nikah! – Bagi pasangan suami istri yang baru saja menikah pasti akan merasa canggung ketika berada di satu kamar berdua. Apalagi pasangan suami istri bertemu di malam pertama dan hendak melakukan hubungan suami istri yang di sunahkan Rasulullah SAW.

Namun sebelumnya, ada tata cara malam pertama yang perlu dilakukan, supaya pernikahan menjadi berkah dan memiliki keturunan yang baik. Berikut adalah adab malam pertama, wajib yang mau nikah :

(1) Ucapkan Salam

 

 

Adab malam pertama yang wajib dilakukan bagi pasangan suami istri yang baru saja menikah adalah suami mengucapkan salam kepada istri terlebih dahulu, sebagaimana contoh Nabi Muhammad SAW. Hal ini perlu dilakukan oleh suami yaitu meminta izin kepada istri untuk mempergaulinya dengan hati yang ridho dan istri membalas salam suami dengan hati yang lapang supaya kelak mendapatan keturunan yang baik.

(2) Bercanda Dengan Istri

Adab malam pertama yang kedua adalah mencandai istri dengan memberikan minuman atau manisan atau dengan candaan dan obrolan ringan yang mubah (diperbolehkan) supaya suasana tidak tegang. Misalnya dengan memberinya segelas air minum atau yang lainnya.

Hal ini berdasarkan hadits Asma’ binti Yazid binti as-Sakan radhiyallaahu ‘anha, ia berkata: “Saya merias ‘Aisyah untuk Rasulullah SAW. Setelah itu saya datangi dan saya panggil beliau supaya menghadiahkan sesuatu kepada ‘Aisyah. Beliau pun datang lalu duduk di samping ‘Aisyah. Ketika itu Rasulullah SAW disodori segelas susu. Setelah beliau minum, gelas itu beliau sodorkan kepada ‘Aisyah.

Tetapi ‘Aisyah menundukkan kepalanya dan malu-malu.” ‘Asma binti Yazid berkata: “Aku menegur ‘Aisyah dan berkata kepadanya, ‘Ambillah gelas itu dari tangan Rasulullah SAW!’ Akhirnya ‘Aisyah pun meraih gelas itu dan meminum isinya sedikit.”

(3) Meletakkan Tangan di Kening/Kepala Istri dan Berdoa

Ketiga adalah meletakkan tangan suami ke kening istri seraya mendoakan baginya. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:

إِذَا تَزَوَّجَ أَحَدُكُمْ امْرَأَةً أَوِ اشْتَرَى خَادِمًا فَلْيَأْخُذْ بِنَاصِيَتِهَا (وَلْيُسَمِّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ) وَلْيَدْعُ لَهُ بِالْبَرَكَةِ، وَلْيَقُلْ: اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِهَا وَخَيْرِ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ.

“Apabila salah seorang dari kamu menikahi wanita atau membeli seorang budak maka peganglah ubun-ubunnya lalu bacalah ‘basmalah’ serta do’akanlah dengan do’a berkah seraya mengucapkan: ‘Ya Allah, aku memohon kebaikannya dan kebaikan tabiatnya yang ia bawa. Dan aku berlindung dari kejelekannya dan kejelekan tabiat yang ia bawa.’”

(4) Shalat Sunah Dua Rakaat bersama Istri

Adab malam pertama yang wajib dilakukan yang keempat adalah melakukan shalat sunah dua rakaat bersama istri. Suami menjadi imam shalat dan istri menjadi makmumnya hal ini dilakukan supaya hati keduanya menjadi tenang dan pernikahan menjadi berkah dan mendapat ridho Allah SWT.

Syaikh al-Albani rahimahullaah berkata: “Hal itu telah ada sandarannya dari ulama Salaf (Shahabat dan Tabi’in).

Hadits dari Abu Sa’id maula (budak yang telah dimerdekakan) Abu Usaid

Ia berkata: “Aku menikah ketika aku masih seorang budak. Ketika itu aku mengundang beberapa orang Shahabat Nabi, di antaranya ‘Abdullah bin Mas’ud, Abu Dzarr dan Hudzaifah radhiyallaahu ‘anhum. Lalu tibalah waktu shalat, Abu Dzarr bergegas untuk mengimami shalat. Tetapi mereka berkata: ‘Kamulah (Abu Sa’id) yang berhak!’ Ia (Abu Dzarr) berkata: ‘Apakah benar demikian?’ ‘Benar!’ jawab mereka. Aku pun maju mengimami mereka shalat. Ketika itu aku masih seorang budak. Selanjutnya mereka mengajariku, ‘Jika isterimu nanti datang menemuimu, hendaklah kalian berdua shalat dua raka’at. Lalu mintalah kepada Allah kebaikan isterimu itu dan mintalah perlindungan kepada-Nya dari keburukannya. Selanjutnya terserah kamu berdua…!’”

Hadits dari Abu Waail

Ia berkata, “Seseorang datang kepada ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu, lalu ia berkata, ‘Aku menikah dengan seorang gadis, aku khawatir dia membenciku.’ ‘Abdullah bin Mas’ud berkata, ‘Sesungguhnya cinta berasal dari Allah, sedangkan kebencian berasal dari syaitan, untuk membenci apa-apa yang dihalalkan Allah. Jika isterimu datang kepadamu, maka perintahkanlah untuk melaksanakan shalat dua raka’at di belakangmu. Lalu ucapkanlah (berdo’alah):

اَللَّهُمَّ بَارِكْ لِي فِي أَهْلِيْ، وَبَارِكْ لَهُمْ فِيَّ، اَللَّهُمَّ ارْزُقْنِي مِنْهُمْ، وَارْزُقْهُمْ مِنِّي، اَللَّهُمَّ اجْمَعْ بَيْنَنَا مَا جَمَعْتَ إِلَى خَيْرٍ، وَفَرِّقْ بَيْنَنَا إِذَا فَرَّقْتَ إِلَى خَيْرٍ

“Ya Allah, berikanlah keberkahan kepadaku dan isteriku, serta berkahilah mereka dengan sebab aku. Ya Allah, berikanlah rizki kepadaku lantaran mereka, dan berikanlah rizki kepada mereka lantaran aku. Ya Allah, satukanlah antara kami (berdua) dalam kebaikan dan pisahkanlah antara kami (berdua) dalam kebaikan.”

(5) Disunnahkan Bersiwak atau Sikat Gigi Sebelumnya

Adab malam pertama yang kelima adalah membersihkan diri terlebih dahulu lalu bersiak atau sikat gigi supaya tidak beraroma bau saat bersenggama.

(6) Berdoa terlebih dahulu sebelum jima’ (bersenggama)

Ketika seorang suami hendak menggauli isterinya, hendaklah meluruskan niat supaya pernikahan menjadi berkah sebagai ladang pahala, mendapatkan keturunan yang baik dan terlindung dari godaan syaitan kemudian membaca do’a berikut :

بِسْمِ اللهِ، اَللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا

“Dengan menyebut nama Allah, Ya Allah, jauhkanlah aku dari syaitan dan jauhkanlah syaitan dari anak yang akan Engkau karuniakan kepada kami.”

Rasulullah SAW bersabda: “Maka, apabila Allah menetapkan lahirnya seorang anak dari hubungan antara keduanya, niscaya syaitan tidak akan membahayakannya selama-lamanya.”

(7) Setelah Bersenggama, Jika Ingin Mengulanginya Maka Hendaklah Berwudhu

Terakhir adalah jika ingin mengulangi untuk bersenggama bagi pengantin baru, maka disunnahkan wudhu atau mandi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *