Tiga Kunci Meraih Kebahagiaan

Tiga kunci meraih kebahagiaan – Hidup adalah bagian dari proses perjalanan yang harus kita lalui di dunia ini. Dalam perjalanannya, sering sekali kita dihadapkan dengan masalah yang membuat kita menjadi tidak bahagia. Namun, islam adalah agama yang memberikan petunjuk jalan kebenaran dan kebahagiaan.

Jadi ketika masalah itu datang dalam hidup kita, ada solusi yang diberikan agar hati menjadi lapang dan menemukan solusi dari permasalahan yang sedang kita hadapi. Ada tiga hal yang apabilan kita kerjakan maka menjadi awal kebahagiaan dan keberuntungan di dunia dan akhirat. Sebagaimana Al-Imam Ibnu Qayyim mengatakan, “Berharaplah agar Allah menjadikan kalian termasuk orang-orang yang apabila diberi nikmat ia bersyukur, apabila diberi ujian ia bersabar, dan apabila berbuat dosa ia beristighfar”

Hidup tidak akan lepas dari yang namanya ujian. Karena apa-apa yang ada di dunia ini hanya fatamorgana yang sewaktu-waktu bisa diambil kapan dan damana saja oleh pemiliknya. Episode-episode dalam kehidupan kita sebetulnya hanya berpindah ke salah satu dari tiga perkara ini antara lain : mendapatkan kenikmatan, musibah, dan melakukan kesalahan. Tiga perkara ini yang dapat menguji keimanan kita dalam menjalani kehidupan. Kalau kita ingin bahagia dan dilapangkan hati kita, maka kita perlu mengaktifkan kunci syukur, sabar, dan istighfar.

Akan tetapi tidaklah mudah menerapkannya, karena syaithan ingin membuat kita pecah konsentrasi sehingga kita lupa akan hal yang sesederhana ini. Pertanyaannya, kenapa kita selalu merasa kecewa dalam hidup? kenapa kita sering merasa lelah dengan apa yang dijalani? kenapa kita mudah marah dan cenderung menyalahkan kondisi ? dan sebagainya.

Karena kita lupa dengan siapa yang menciptakan kita. Kita lupa bahwa kita seorang hamba yang sedang menjalani takdir-Nya. Kita lupa menerapkan tiga kunci ini yang dilakukan juga oleh Rasulullah SAW. Ketika kita mendapatkan kenikmatan dan kebahagiaan dalam hidup kita maka bersyukurlah dengan kalimat toyyibah “Alhamdulilah”. Ketika kita mendapatkan musibah maka bersabarlah dan beristigfarlah atas dosa dan kesalahan yang kita lakukan baik disadari atau tidak.

Alih-alih kita didzolimi maka mulai perbaiki prasangka dan sudut pandang kita. Ingat bahwa kita ini hanya manusia biasa, kemampuan kita untuk melihat sebuah masalah terbatas. Karena sebetulnya kita punya andil dalam kesalahan yang kita perbuat sendiri. Dengan memiliki kemampuan berpikir seperti ini merupakan kenikmatan atas kedewasaan diri, kematangan dalam berpikir, dan value yang sangat tinggi dalam menyikapi keadaan.

Tidak mudah dalam menyikapi sebuah kedzaliman dalam hidup, seperti sinar matahari terbit setelah gerapnya malam seperti itu juga kenikmatan turun setelah penderitaan. Karenanya dibalik istighfar ada bersyukur dimana keduanya tidak dapat dipisahkan jika kita ingin hidup bahagia. Sebagaimana firman Allah dalam QS.Ibrahim:7 ; “Allah SWT akan jamin, orang yang bersabar, kehidupannya akan beruntung. Yang bersyukur? apalagi, Allah akan tambah nikmatnya”. Selamat berproses dan semoga bermanfaat.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *