Proses menerima takdir Allah – Menerima takdir Allah merupakan sebuah bentuk keimanan yang paling tinggi. Pada fase menerima takdir Allah membutuhkan waktu yang tidak singkat. Ketika seorang hamba sedang di hadapkan pada ujian berat yang membuat dirinya berada dalam titik kepasrahan. Pada fase itulah seorang hamba mulai berproses dalam menerma takdir Allah.
Hingga akhirnya ketika hamba itu ridho dan mau bersabar dalam menghadapi ujian tersebut Allah memberikan pertolongannya dari arah yang tida di sangka-sangka. Disinilah pelajaran yang bisa di dapatkan bahwa setiap kejadian baik yang menyenangkan maupun menyedihkan memiliki hikmah tersembunyi bagi orang-orang yang mau menerimanya. Karena hikmah adalah hadiah terbesar dari Allah bagi seorang hamba yang dicintai-Nya.
Untuk menerima takdir Allah bukan berarti pasrah tanpa usaha, melainkan berusaha sebaik mungkin dan kemudian berserah diri kepada-Nya. Keyakinan yang ditanamkan tersebut dapat menuntun kepada ketenangan hati dan kebahagian sejati.
Sebagaimana dalam QS. Al-Hadid ayat 22, Allah berfirman :
“Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah.”
Ayat ini mengajarkan bahwa segala sesuatu yang terjadi sudah tertulis dalam catatan Allah. Dan sebagai seorang hamba-Nya hanya perlu menerima segala ketetapan-Nya dengan lapang dada, karena Allah lebih mengetahui apa yang terbaik untukmu. Ada beberapa kutipan dari para alim ulama maupun tokoh pejuang islam sebagai berikut :
“Ada tiga hal, dengannya seorang hamba akan bisa meraih citacita dunia dan akhiratnya; sabar atas musibah yang menerpanya ridho dengan takdir dan berdoa di saat lapang” (Imran bin Husain radhiyallahu’anhu)
“Apa yang Allah takdirkan untukmu mesipun kamu membencinya itu adalah yang terbaik bagimu. Dan apa yang Dia jauhkan darimu, meskipun kamu menginginkannya itu adalah rahmat.” (Imam Ahmad Bin Hambal)
“Percayalah, apapun yang terjadi adalah bagian dari rencana Allah. Jangan pernah meragukan kebijaksanaan-Nya, karena setiap takdir-Nya penuh dengan hikmah yang tersembunyi.” (Imam Ghazali)
“Kamu akan dikejutkan dengan sesuatu yang pernah kau minta kepada Allah, yang sudah begitu lama, mungkin kamu telah lupa, tetapi Allah tidak pernah melupakannya (doamu)”. (Syekh Mutawalli Sya’rawi)