Peristiwa yang terjadi pada bulan safar – Bulan safar merupakan salah satu nama bulan yang terletak di antara dua belas bulan hijriah dan setelah bulan Muharam. Atau lebih tepatnya bulan kedua dari penanggalan hijrah. Adapun peristiwa perang yang terjadi di bulan safar pada zaman dahulu antara lain :
1) Perang Al-Abwa
Perang ini di sebut dengan perang Al-Abwa. Ibnul Qayyim rahimahullah menuturkan, “Kemudian beliau berperang dengan diri beliau sendiri pada perang Al-Abwa atau yang dikenal dengan Waddan. Yaitu, perang yang pertama kali beliau ikut serta dengan diri beliau sendiri. Perang itu terjadi pada bulan Safar, dua belas bulan dari peristiwa hijrah.
Kala itu, yang membawa bendera perang adalah Hamzah bin Abdul Muthalib. Bendera tersebut berwarna putih. Sa’ad bin ‘Ubadah diminta oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam untuk menjaga kota Madinah. Orang-orang muhajirin saat itu keluar (dari Madinah) secara khusus untuk menghadang orang-orang Quraisy yang membawa barang dagangan. Quraisy pun tidak dapat melakukan tipu daya.
Dalam perang ini, beliau shallallahu ‘alaihi wasallam mengambil perjanjian Makhsyi bin Amr Ad-Dumari, pemimpin Bani Dumar. Perjanjian tersebut berisikan kaum muslimin tidak akan menyerang Bani Dumar dan mereka (Bani Dumar) tidak akan menyerang kaum muslimin, tidak mengumpulkan (pasukan), dan tidak membantu musuh. Perjanjian akan perdamaian itu ditulis antara Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dengan mereka dalam suatu perjanjian. Hal itu yang menjadikan mereka (Bani Dumar) tidak kelihatan selama lima belas malam.”
2) Peristiwa terbunuhnya para sahabat penghafal Al-Qur’an
Ibnul Qayyim rahimahullah menuturkan, “Ketika bulan Safar (tahun ketiga hijriah), kaum ‘Adhal dan Qarah datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka menceritakan bahwa di antara mereka ada yang masuk Islam. Mereka pun meminta kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam untuk mengutus bersama mereka orang-orang yang bisa mengajarkan agama dan membacakan Al-Qur’an kepada mereka.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pun mengutus enam orang (menurut pendapat Ibnu Ishaq). Imam Al-Bukhari mengatakan; mereka (para sahabat yang diutus) berjumlah sepuluh orang.
Martsad bin Abi Martsad Al-Ganawiy diangkat oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjadi pemimpinnya. Bersama mereka pun ada Khubaib bin ‘Adi. Mereka pun pergi bersama-sama, tatkala sampai di Roji’ -mata air milik suku Hudzail yang mengarah ke Hijaz-, kaum itu pun berkhianat kepada para sahabat. Para sahabat berteriak minta tolong kepada suku Hudzail, lalu mereka datang mengepungnya. Maka para sahabat hampir semuanya dibunuh, sedangkan Khubaib bin Adi dan Zain bin Datsinah ditawan. Keduanya dibawa dan dijual di Makkah. Dan keduanya pernah membunuh pembesar Makkah waktu perang Badar.”
3) Perang Khaibar
Perang Khaibar terjadi di akhir bulan Muharam, bukan di awal bulan Muharam. Kemudian Khaibar berhasil ditaklukkan pada bulan Safar. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnul Qayyim rahimahullah.
4) Perang Bir Ma’unah
Terjadi pula pada bulan Safar tahun ke empat (peristiwa sumur Ma’unah). Kisah di mana utusan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, yakni para sahabat yang kira-kira berjumlah tujuh puluh orang, dikhianati. Sehingga terdapat beberapa sahabat yang terbunuh pada peristiwa ini.
Dan masih banyak lagi peristiwa-peristiwa ataupun peperangan yang terjadi di bulan Safar. Tentunya hal ini sebagai pengetahuan bahwasanya tidak ada kesialan pada bulan Safar. Bahkan, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjalani beberapa peperangan di bulan Safar. Andaikata bulan ini adalah bulan yang sial, tentunya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beserta para sahabatnya tidak akan berangkat untuk berperang.
Sumber: https://muslim.or.id