Pahala Yang Tidak Terputus Meskipun Umur Terbatas

Pahala yang tidak terputus meskipun umur terbatas – Setiap manusia yang ada di muka bumi ini sudah Allah ta’ala tetapkan takdirnya sebelum ia lahir ke dunia. Hal ini termasuk jodoh, rezeki, maut semua sudah di tetapkan dalam Arsy-Nya. Sesungguhnya, di antara karunia besar Allah Ta’ala kepada umatnya adalah diberikannya umur untuk memahami petunjuk-Nya terhadap amalan-amalan yang pahalanya terus mengalir hingga setelah kematian. Maka jangan melewatkan umur yang Allah ta’ala berikan dengan perbuatan sia-sia, namun pergunakanlah dengan memperbanyak kebaikan dan amalan-amalan yang tidak terputus setelah kematian.

Sebagaimana Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

أَرْبَعَةٌ تُجْرَى عَلَيْهِمْ أُجُورُهُمْ بَعْدَ الْمَوْتِ: مَنْ مَاتَ مُرَابِطًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ، ‌وَمَنْ ‌عَلَّمَ ‌عِلْمًا أُجْرِيَ لَهُ عَمَلُهُ مَا عُمِلَ بِهِ، وَمَنْ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَجْرُهَا يَجْرِي لَهُ مَا وُجِدَتْ، وَرَجُلٌ تَرَكَ وَلَدًا صَالِحًا؛ فَهُوَ يَدْعُو لَهُ

“Empat amalan yang pahalanya terus mengalir kepada pelakunya setelah kematian: 1) orang yang mati syahid di jalan Allah; 2) orang yang mengajarkan ilmu, maka pahala amalannya terus mengalir selama ilmunya diamalkan; 3) orang yang bersedekah, maka pahala sedekahnya terus mengalir selama sedekahnya ada; dan 4) orang yang meninggalkan anak saleh yang mendoakannya.” (Hadis hasan. Diriwayatkan oleh At-Tabrani dalam “Al-Kabir“.)

1) Mati saat berjihad di jalan Allah ta’ala

Amalan pertama yang tidak terputus setelah kematian adalah berjihad di jalan Allah ta’ala. Ribath adalah kegiatan menjaga wilayah perbatasan antara kaum muslimin dan orang kafir untuk melindungi kaum muslimin dari mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

رِبَاطُ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ خَيْرٌ مِنْ صِيَامِ شَهْرٍ وَقِيَامِهِ، وَإِنْ مَاتَ جَرَى عَلَيْهِ عَمَلُهُ الَّذِي كَانَ يَعْمَلُهُ، وَأُجْرِيَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ، وَأَمِنَ الْفَتَّانَ

Berjaga (ribath) sehari semalam lebih baik daripada puasa dan salat malam selama sebulan. Jika ia mati, amalan yang biasa ia lakukan akan terus mengalir pahalanya, rezekinya terus diberikan, dan ia terbebas dari fitnah.” (HR. Muslim)”

Istilah ribath di zaman saat ini bisa di artikan sebagai mempertahankan akidah, iman serta ketaatan di jalan Allah ta’ala di tengah fitnah kota metropolitan. Orang yang berjihad di jalan Allah (ribath) juga akan dibangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan aman dari ketakutan yang besar. Allah Ta’ala berfirman,

لَا يَحْزُنُهُمُ الْفَزَعُ الْأَكْبَرُ وَتَتَلَقَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ هَٰذَا يَوْمُكُمُ الَّذِي كُنتُمْ تُوعَدُونَ

Mereka tidak diliputi oleh ketakutan yang besar, dan malaikat-malaikat menyambut mereka (dengan mengatakan), ‘Inilah harimu yang telah dijanjikan kepadamu.’ ” (QS. Al-Anbiya’: 103)

2) Sedekah Jariyah

Sedekah jariyah adalah sedekah yang terus mengalir dan berkelanjutan yang pahalanya tidak terputus sampai ajal tiba, seperti wakaf yang ditujukan untuk berbagai kebaikan. Di antaranya seperti : menggali sumur, membangun tempat penampungan, menanam pohon, membangun masjid, menyedekahkan harta untuk kebutuhan panti asuhan serta hafidz Qur’an. Mengenai hal ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda;

 خَيْرُ مَا يُخَلِّفُ الرَّجُلُ مِنْ بَعْدِهِ ثَلَاثٌ وَ ذَكَرَ مِنْهَا صَدَقَةٌ تَجْرِي يَبْلُغُهُ أَجْرُهَا

“Sebaik-baiknya peninggalan seorang laki-laki setelah kematiannya ada tiga hal.” Beliau menyebutkan di antaranya: “Sedekah jariyah yang pahalanya terus mengalir kepadanya.” (HR. Ibnu Majah)

3) Ilmu yang bermanfaat

Amalan yang tidak terputus meskipun umur terbatas dan pahalanya terus mengalir adalah ilmu yang bermanfaat. Seperti berbagi ilmu serta mengajarkannya kepada orang lain yang bisa bermanfaat bagi orang tersebut serta ada kebaikan untuk orang lain di sekitarnya. Ilmu yang di ajarkan sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan As-Sunnah bisa mencakup menulis, membaca yang di niatkan untuk berdakwah di jalan Allah ta’ala.

Dakwah kepada Allah Ta’ala termasuk dalam cakupan mengajarkan ilmu yang bermanfaat kepada manusia, yang akan memberikan manfaat kepada pemiliknya setelah kematiannya. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا

Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk, maka ia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi sedikit pun dari pahala mereka.” (HR. Muslim)

4) Doa anak shaleh laki-laki maupun perempuan

Amalan terakhir yang tidak akan terputus meskipun umur terbatas adalah doa anak yang shaleh baik anak laki-laki maupun anak perempuan. Anak merupakan anugerah serta amanah yang Allah ta’ala berikan kepada kedua orang tua untuk dapat di didik dengan baik. Anak yang shaleh adalah perpanjangan usia bagi orang tua dan keberlanjutan kebaikan mereka setelah kematian.

Oleh karena itu, orang tua perlu bersungguh-sungguh dalam mendidik dan membesarkan anak-anak mereka dalam ketaatan kepada Allah Ta’ala. Orang tua tidak akan mengetahui nilai anak saleh, kecuali ketika mereka berada di dalam kubur, kemudian mereka melihat hadiah demi hadiah dalam timbangan kebaikan mereka, berupa pahala istigfar, sedekah, doa, atau amalan lain yang dilakukan oleh anak-anak mereka. Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ مِمَّا يَلْحَقُ الْمُؤْمِنَ مِنْ عَمَلِهِ وَحَسَنَاتِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ وَلَدًا صَالِحًا تَرَكَهُ

Sesungguhnya di antara amalan dan kebaikan seorang mukmin yang akan terus mengalir kepadanya setelah kematiannya adalah… anak saleh yang ia tinggalkan.” (HR. Ibnu Majah)

Itulah empat amalan yang dapat menyelamatkan kita dari siksaan api neraka serta pahalanya tidak akan terputus meskipun umur kita terbatas. Maka teruslah istiqomah dalam ketaatan serta berusaha memperbanyak amalan-amalan yang dapat membawa kita dalam kebaikan dunia akhirat. Amiin Ya Rabbal Alam’in.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *