Merayakan Hari Kelahiran dengan Mentafakuri Umur

Merayakan hari kelahiran dengan mentafakuri umur – Merayakan hari kelahiran adalah momen yang paling di tunggu bagi sebagian orang. Sebab pada momen ini, pertanda semakin bertambahnya usia dalam mengarungi fase kehidupan berikutnya. Selain itu, perayaan pesta pada hari kelahiran sudah menjadi tradisi sebagian masyarakat pada umumnya.

Rayakan Ulang Tahun Anak Besar-besaran, Perlukah? | Republika Online Mobile

Lantas, bagaimana merayakan hari kelahiran menurut pandangan islam? Allah SWT berfirman dalam surah Al-Qur’an berikut :

“Tidak ada seorang perempuan pun yang mengandung dan melahirkan, melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan tidak dipanjangkan umur seseorang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah.” (QS. Fathir(35):11)

Dalam ayat Al-Qur’an tersebut, Allah SWT menegaskan bahwa hidup manusia di dunia ini adalah sebuah proses panjang yang sudah tertulis dan di abadikan dalam Lauh Mahfuzh. Mulai dari proses penciptaan, lahirnya ke dunia hingga tumbuh dewasa sampai menunggu kapan di panggil oleh Allah SWT.

Adapun dalam setiap fase kehidupan kita, Allah SWT telah menganugerahkan banyak fasilitas gratis dalam hidup kita yaitu umur yang nilainya tidak akan sebanding dengan apa pun. Terlebih lagi jika umur kita di gunakan untuk melakukan hal-hal baik yang Allah SWT senangi, bermanfaat bagi sesama, agar kelak kita siap untuk menyambut pertemuan dengan-Nya kelak.

Pertemuan dengan Allah SWT di awali berakhirnya jatah usia manusia di dunia. Sebagian kita tahu bahwa kematian tidak dapat di percepat atau di tangguhkan. Sejauh apapun kaki melangkah, dimana pun tempat persembunyiannya tetap ada fase kehidupan yang tidak bisa kita hindari yaitu kematian.

Jika kematian ibarat akhir dalam setiap perlombaan, maka hidup ibarat perlombaan tersebut. Lantas sangat di sayangkan jika dalam perlombaan kita hanya habiskan untuk mencari kesenangan duniawi sementara akhirat di abaikan. Jalan mana yang dipilih semestinya di pertimbangkan secara matang agar penyesalan tidak timbul di kemudian hari.

3 Cara Mengingat Kematian dalam Islam - Tribunjogja.com

Merayakan hari kelahiran memang diperbolehkan namun ada kalanya jika kita bijak untuk menyikapi perayaan tersebut. Dengan memperbanyak “mengingat kematian” begitu Rasulullah SWT memberikan anjuran kepada umatnya. Sebab, dengan mengingat kematian, kikislah perasaan kepemilikan terhadap harta, tahta dan cinta yang berlebihan kepada sesama. Dengan menyadari adanya kematian juga akan menghadirkan perasaan cukup (qana’ah) dan menyandarkan diri kepada Allah SWT (tawakal).

Jika kita menyadari bahwa segala sesuatunya adalah milik Allah SWT serta semua akan kembali kepada-Nya, maka sudah jelas tugas kita di dunia yakni menjalankan sebaik mungkin kehendak Allah SWT dengan terus berikhtiar kepada-Nya.

Dan jika umur adalah amanah Allah SWT, maka Allah SWT jugalah yang akan mengambil titipan-Nya, sesuai waktu yang sudah Allah SWT tetapkan dan menjadi rahasia-Nya. Terus tanamkan rasa syukur jika mendapatkan apa yang kita kehendaki, dan bersabarlah dengan apa yang belum kita kehendaki. Dengan syukur dan sabar, maka hidup akan menjadi lebih berarti. Dan itulah cara islam dalam mentafakuri umur manusia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *