Kisah Dibalik Surat Al-Kahfi Ayat 104

Kisah dibalik Surat Al-Kahfi ayat 104 Apa yang terbentang dalam surat Al-Kahfi? tentang kisah pemuda-pemuda yang tertidur di dalam Goa selama bertahun-tahun lamanya (kisahnya dijelaskan dalam ayat 9-26 surat Al-Kahfi). Namun dibalik kisahnya terdapat pula beberapa kisah lainnya yang ada dalam surat Al-Kahfi yakni ayat 104. Karena dalam surat Al-Kahfi isi kandungannya mengandung i’tibar dan pelajaran-pelajaran yang berguna dalam kehidupan manusia.

Dalam surat Al-Kahfi ayat 104, Allah ta’ala menjelaskan tentang manusia yang paling rugi adalah ;

“orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.”

Bagian yang paling mengerikan adalah “merasa telah melakukan sebaik-baiknya, ternyata sia-sia”. Sungguh mengerikan bukan, jika hal ini terjadi pada diri kita setelah amal perbuatan banyak dikerjakan, namun tidak memberikan manfaat sedikitpun bagi dirinya maupun orang lain. Alhasil terkesan riya hingga amal yang sudah dikerjakan bagaikan debu yang habis dihembus angin.

Dalam tafsir Imam Qurthubi menjelaskan “yang menyebabkan amal itu menjadi sia-sia adalah salah satunya kerusakan dalam keyakinan (aqidah) atau riya (pamer dalam ibadah).” 

Mengapa banyak orang bisa mengira dirinya telah melakukan yang terbaik tapi ternyata tidak bernilai apapun? Seorang guru mentadabburi, “di kehidupan ini, memang ada orang seperti itu; orang yang tidak tahu bahwa dia tidak tahu.” Sungguh kisah ini selaras dengan kehidupan saat ini, sebagian orang tidak menyadari bahwa yang dilakukannya adalah salah namun merasa paling benar. Orang seperti ini biasanya yang paling sulit dinasehati, karena ia merasa paling tahu.

Ilusion of knowledge ini lebih berbahaya daripada ketidaktahuan, yang sebenarnya terjadi adalah tidak tahu apa-apa namun tetap berdalih dalam ‘pengetahuan’ dan kesimpulan yang sebenarnya hanya gambaran ilusi dan menyesatkan. Ilusi pengetahuan ini terjadi ketika merasa sudah cukup tahu sehingga tidak terbuka pada ilmu tambahan. Kedua, ketika kita menyimpulkan terlalu cepat berdasarkan pemahaman dangkal atau informasi yang salah. Dan terakhir ketika kita mengandalkan asumsi; menganggap sesuatu benar tanpa memverifikasi atau mempertanyakan sumbernya.

Agar tidak terjatuh dalam ilusi pengetahuan ini, maka penting sekali untuk menyadari diri sendiri tentang ketidaktahuan. Dengan terus mencari tahu serta belajar pengetahuan yang tidak kita tahu. Sehingga amal perbuatan yang terlah kita kerjakan tidak sia-sia dan dapat Ridho Allah. Semoga bermanfaat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *