Hakikat bekerja seorang muslim– Setiap manusia tidak lepas dari yang namanya kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya. Kebutuhan ini bisa berupa, sandang, pangan, dan papan. Bahkan seiring berjalannya waktu kebutuhan tersebut tidaklah cukup. Ada kebutuhan lainnya yang perlu terpenuhi dan sifatnya dapat memuaskan batin manusia.
Itulah mengapa sebagian orang memilih bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun apakah orang yang bekerja, bisa memenuhi semua aspek kebutuhan hidupnya? Tentunya tidak bisa di samaratakan kebutuhannya, karena setiap orang memiliki standar kebutuhan yang berbeda-beda.
Ada orang yang bekerja dengan penghasilan besar tapi kebutuhan batinnya tidak terpenuhi (karena banyaknya tuntutan baik waktu dan tenaga). Dan ada juga orang yang bekerja dengan penghasilan pas-pasan namun kebutuhan batinnya terpenuhi (karena ada waktu luang dan kenyamanan).
Kita tidak bisa menilai rasa kecukupan seseorang dengan melihat apa yang ia dapatkan. Bisa jadi dibalik apa yang ia dapatkan ada hal lain yang membuat dirinya harus bertahan. Itulah mengapa ketika bekerja sebisa mungkin tidak banyak melibatkan perasaan dan harapan ditempat kerja. Sebagaimana Allah ta’ala berfirman :
مَثَلُ الَّذِيْنَ اتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اَوْلِيَاۤءَ كَمَثَلِ الْعَنْكَبُوْتِۚ اِتَّخَذَتْ بَيْتًاۗ وَاِنَّ اَوْهَنَ الْبُيُوْتِ لَبَيْتُ الْعَنْكَبُوْتِۘ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ
Artinya: “Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah adalah seperti laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.” (QS. Al-Ankabut :41)
اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ (1) لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ (2) وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ (3)
Artinya: “Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.” (QS. Al-Ikhlas :1-3)
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ ٧“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.” (QS.Ibrahim: 7)