Cara mensyukuri nikmat dengan tiga rukun syukur – Nikmat merupakan karunia yang Allah SWT berikan kepada setiap hamba-Nya yang harus disyukuri. Nikmat memiliki cakupan yang sangat luas, tidak hanya berupa materi saja. Nkmat bisa juga berupa kesehatan, kecerdasan, keimanan.
Maka janganlah risau dengan nikmat yang belum dimiliki. Karena Allah SWT memberikan nikmat kepada setiap hamba-Nya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Risaulah jika belum bisa bersyukur dengan nikmat yang sudah ada.
Dengan bersyukur hati menjadi tenang dan hidup menjadi lapang. Lalu bagaimana cara kita terus mensyukuri nikmat dan apa yang perlu diperhatikan. Berikut adalah tiga rukun syukur yang bisa diterapkan dalam mensyukuri nikmat :
1) Mengakui Nikmat
Rukun syukur yang pertama adalah dengan mengakui nikmat yang Allah SWT berikan. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam ayat Al-Qur’an berikut ini :
لَا يَسْـَٔمُ الْاِنْسَانُ مِنْ دُعَاۤءِ الْخَيْرِۖ وَاِنْ مَّسَّهُ الشَّرُّ فَيَـُٔوْسٌ قَنُوْطٌ
“Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika ditimpa malapetaka, mereka berputus asa dan hilang harapannya.” (QS. Fushilat: 49)
Ayat tersebut menceritakan tentang tabiat manusia yakni selalu minta kebaikan. Namun juga mudah putus asa saat di rundung masalah. Padahal Allah SWT membenci hamba-hambaNya yang mudah menyerah. Lalu tabiat manusia lainnya di sebutkan dalam ayat selanjutnya :
وَلَىِٕنْ اَذَقْنٰهُ رَحْمَةً مِّنَّا مِنْۢ بَعْدِ ضَرَّاۤءَ مَسَّتْهُ لَيَقُوْلَنَّ هٰذَا لِيْۙ
“Dan jika Kami berikan kepadanya suatu rahmat dari Kami setelah ditimpa kesusahan, pastilah dia berkata, “Ini adalah hakku, ….” (QS. Fushilat: 50)
Manusia sering sekali mengingkari nikmat. Ketika diberikan kenikmatan, terkadang manusia lupa akan pertolongan Allah SWT. seolah-olah mereka mendapatkan kenikmatan tersebut tanpa rahmat-Nya. Hanya sedikit manusia yang mengakui segala kenikmatan dari-Nya. Kecuali orang-orang yang beriman ketika mendapatkan nikmat ia bersyukur ketika menghadapi cobaan ia bersabar.
Sesungguhnya, tidak ada kesuksesan tanpa seizin Allah SWT. Maka hendaknya setiap orang mengakui dan menyadari bahwa kenikmatan sejatinya berasal dari-Nya dan kapanpun Allah SWT bisa mengambilnya.
2) Menyiarkan Nikmat
Rukun syukur yang kedua adalah dengan menyiarkan nikmat. Sebagaimana Allah SWT berfirman :
وَاَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ ࣖ
“Dan terhadap nikmat Tuhanmu hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur)” (QS. Adh-Dhuha: 11)
Rasulullah SAW juga bersabda dalam hadist berikut : “Membicarakan nikmat Allah SWT, termasuk syukur, sedangkan meninggalkannya merupakan perbuatan kufur.” (HR. Ahmad)
Maka dapat disimpukan bahwa mmenyiarkan nikmat termasuk salah satu hal yang diperintahkan Allah SWT beserta rasul-Nya. Menyiarkan nikmat maksudnya menyebut-nyebut nikmat demi kemaslahatan. Dengan berbagi kenikmatan supaya orang-orang juga tidak patah arang untuk menjemput nikmat-Nya.
Sedangkan menyiarkan nikmat karena ingin berbangga atau sombong tidak dibenarkan dalam islam. Menyiarkan nikmat karena sombong termasuk perbuatan tercela.
3) Memanfaatkan Nikmat
Rukun syukur yang ketiga adalah dengan memanfaatkan nikmat. Menyukuri nikmat tidak cukup hanya dengan mengakui dan menyiarkannya. Di samping itu, wujud nikmat juga harus dilakukan dengan memanfaatkan nikmat gtersebut dalam ketaatan kepada Allah SWT dan menjauhi maksiat.
Misalnya mensyukuri nikmat mata, telinga harus dilakukan dengan memanfaatkan keduanya untuk membaca dan mendengarkan lantunan ayat suci Al-Qur’an. Bukan malah digunakan untuk mencari-cari aib orang lain untuk disebarkan.
Itulah tiga rukun syukur yang bisa kita terapkan dalam kehidupan kita dalam mensyukuri nikmat. Ibnu Taimiyah mengatakan, “syukur haruslah dijalani dengan mengakui nikmat dalam hati, dengan lisan, dan menggunakan nikmat tersebut dengan anggota badan.”