Adab-adab sebelum sholat idul fitri yang dianjurkan – Idul Fitri merupakan hari raya kemenangan bagi umat islam setelah menjalankan puasa selama bulan Ramadhan. Dalam menyambut datangnya Idul Fitri pastinya umat islam disibukkan dengan berbagai kegiatan seperti menyiapkan pakaian terbaik, menyediakan camilan di rumah, dan sebagainya. Namun hal terpenting dalam perayaan Idul fitri adalah mengikuti sholat ied di pagi hari.
Sholat ied adalah ibadah sholat yang diselenggarakan pada dua hari raya Islam yakni pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Sholat ied memiliki keutamaan salah satunya keberkahan dan pahala bagi orang yang menjalankannya. Maka untuk meningkatkan kualitas ibadah pada hari raya Idul Fitri dan mendapatkan keberkahannya, kita dianjurkan untuk mengikuti sunnah baginda Rasulullah SAW. Dengan menjalankan adab-adab sebelum sholat Idul Fitri sebagai berikut :
1) Mandi sebelum berangkat sholat Idul Fitri
Adab pertama sebelum sholat Idul Fitri adalah dianjurkan untuk mandi sebelum berangkat ke masjid atau tempat sholat Idul Fitri.
Mandi sunnah Idul Fitri dianjurkan ketika fajar telah terbit dan diperuntukkan bagi laki-laki maupun perempuan bahkan yang sedang haid atau nifas. Meski tidak menghadiri sholat Idul Fitri karena beberapa halangan, sunnah ini masih berlaku.
Hikmah dari amalan sunnah ini agar para umat muslim terlihat bersih dan rapi saat menjalani hari raya Idul Fitri. Selain itu, mandi bersih sebelum melakukan sholat Idul Fitri juga membuat badan terasa lebih nyaman sehingga pelaksanaan sholat bisa lebih khusyu dan berkualitas.
Sebagaimana disebutkan dalam riwayat Ibnu Majah, “Bahwasannya Nabi Sallallahu Alaihi wa Sallam mandi pada hari Idul Fitri dan Idul Adha.” Adapun niat untuk melakukan sunnah mandi di hari Idul Fitri adalah sebagai berikut:
نَوَيْتُ غُسْلَ عِيْدِ الْفِطْرِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى
“Aku niat mandi Idul fitri, sunnah karena Allah”.
2) Makan sebelum sholat Idul Fitri
Adab kedua sebelum sholat Idul Fitri adalah dianjurkan untuk makan di pagi hari sebelum berangkat sholat idul Fitri. Jika di hari raya Idul Adha seorang muslim dianjurkan untuk makan seusai melakukan sholat ‘Ied, maka hari raya Idul Fitri sebaliknya.
Disunnahkannya makan sebelum berangkat shalat Idul Fitri sebagai penegasan dalam hal larangan puasa pada hari itu dan sebagai pengumumannya dibolehkannya berbuka dan selesainya masa puasa, sebagaimana yang dicontohkan baginda Rasulullah SAW.
“Rasulullah SAW tidak pernah sholat ldul Fitri sebelum makan beberapa butir kurma. Anas juga menceritakan: Rasulullah SAW biasa makan kurma dalam jumlah ganjil.” (HR Bukhari)
Pasalnya yang dimaksud sunnah makan di pagi hari Idul Fitri tidak harus dilakukan dengan memakan nasi, atau makanan berat lainnya bisa berupa cemilan. Sementara itu, hukum meninggalkan perbuatan ini bagi umat muslim adalah makruh sedang tidak mendapatkan dosa, dan jika dilakukan maka akan mendapatkan pahala.
3) Menggunakan pakaian terbaik dan wewangian
Adab ketiga sebelum sholat Idul Fitri adalah dianjurkan untuk menggunakan pakaian terbaik dan wewangian sesuai yang dianjurkan baginda Rasulullah SAW. Pakaian terbaik disini adalah pakaian yang dimiliki tidak harus yang baru dan mahal. Selain itu, memakai wewangian yang tidak terlalu menyengat karena dikhawatirkan bisa mengundang syahwat atau membuat sholat tidak khusyu’.
Disebutkan pula dalam hadits riwayat Al Hakim, dari Al Hasan bin Ali ra. cucu beliau berkata: “Rasulullah SAW menyuruh kami agar memakai pakaian terbaik dan wewangian terbaik yang kamu miliki pada dua hari raya.” (HR. Al-Hakim)
4) Memperbanyak takbir
Adab keempat sebelum sholat Idul Fitri adalah dianjurkan untuk memperbanyak takbir. Datangnya hari raya Idul Fitri pastilah terasa kurang lengkap tanpa adanya takbir yang dikumandangkan oleh berbagai masjid serta jutaan orang muslim di seluruh penjuru dunia. Namun, selain menjadi sebagai suatu kebiasaan yang selalu dilakukan, ternyata bertakbir di hari raya merupakan hal yang disunnahkan.
Artinya, hal ini dilakukan bukan tanpa sebab, melainkan terdapat anjuran dibaliknya. Mengumandangkan takbir di hari raya Idul Fitri memiliki makna tentang pengagungan Allah di dalamnya. Artinya, umat muslim hendaknya mengagungkan Allah dengan datangnya hari kemenangan tersebut, sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Qur’an berikut :
وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُون
“Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al-Baqarah : 185)
Adapun bacaan takbir yang dianjurkan pada hari raya adalah :
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ
Artinya: “Allah maha besar, Allah maha besar, Allah maha besar. Tiada tuhan selain Allah. Allah maha besar. Segala puji bagi-Nya.”
5) Dianjurkan pergi ke tempat sholat Idul Fitri dengan berjalan kaki dan kembali melalui jalan yang berbeda.
Adab kelima sebelum sholat Idul Fitri adalah dianjurkan untuk pergi ke tempat sholat Idul Fitri dengan berjalan kaki dan kembali melalui jalan yang berbeda. Hal ini disebutkan dalam hadits berikut:
مِنْ السُّنَّةِ أَنْ يَخْرُجَ إلَى الْعِيدِ مَاشِيًا
“Termasuk sunnah Nabi adalah keluar menuju tempat shalat Id dengan berjalan”. (HR. al-Tirmidzi)
Kendati demikian jika terdapat halangan maka tidak perlu terlalu memaksakan untuk berjalan kaki karena dikhawatirkan kondisi semakin memburuk hingga tidak bisa mengikuti jamaah sholat Idul Fitri. Seperti bagi orang yang kurang kuat berjalan yakni orang tua, orang yang sedang sakit, ataupun yang sedang lumpuh.
Begitu pula, jika jarak antara rumah dengan tempat ibadah sholat Idul Fitri jauh dan waktu tempuh dirasa terlalu mepet dengan dimulainya pelaksanaan sholat maka boleh berangkat menggunakan kendaraan. Ini juga berlaku ketika pulang sholat ied tidak mengapa untuk tidak berjalan kaki.
Selain itu, kita juga dianjurkan untuk kembali melalui jalan yang berbeda. Sebagaimana dalam hadist berikut :
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ يَوْمُ عِيدٍ خَالَفَ الطَّرِيقَ
Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu anhuma, dia berkata, Nabi shallallahu alaihi wa sallam pada Hari Id menempuh jalan yang berbeda. (HR. Bukhari, no. 986)
Hikmah dari perbuatan tersebut adalah agar kedua jalan itu menjadi saksi di hadapan Allah SWT pada hari kiamat, sebab bumi akan berbicara pada hari kiamat terhadap kebaikan atau keburukan yang dilakukan di atasnya.
6) Mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri dan Bersilaturahmi
Adab keenam sebelum sholat Idul Fitri adalah dianjurkan untuk mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri dan bersilaturahmi. Tidak ada aturan ketat tentang ucapan selamat yang bisa diungkapkan ke sahabat, teman, hingga keluarga. Dari Jubair bin Nafir, dia berkata, ‘Para shahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, apabila berjumpa pada hari Id, mereka satu sama lain saling mengucapkan, taqabbalallahu minna wa minka.’ Ibnu Hajar berkata, sanadnya hasan (Fathul Bari, 2/446)
Namun akan lebih baik jika seorang muslim mengucapkan selamat di hari raya dengan menambahkan beberapa doa kebaikan di dalamnya. Sehingga selain bisa memeriahkan suasana hari kemenangan tersebut, pada umat muslim juga senantiasa dilimpahi keberkahan oleh Allah SWT.
Ucapan selamat hari raya Idul Fitri dapat dilakukan dengan melalui mobile atau berkunjung ke rumah sambil bersalaman. Hal tersebut dapat meningkatkan tali silaturahmi antar umat islam.