Pedagang Es Teh Yang Diolok-Olok

Pedagang es teh yang diolok-olok – Akhir-akhir ini kita digemparkan dengan kabar seorang pedagang es teh yang diolok-olok oleh salah satu pemuka agama. Pedagang es teh yang sedang menjadi bahan perbincangan ini sudah berusia lanjut usia (38) yakni bapak Sunhaji. Saat kejadian tersebut bapak Sunhaji sedang berjualan es teh di kajian majlis ilmu yang dihadiri oleh beberapa tokoh agama dan para jama’ah.

Namun, sangat disayangkan ketika salah satu pemuka agama yakni Gus Miftah melontarkan guyonannya ditengah dakwahnya yang saat itu dihadiri para ja’maah. Beliau menunjuk pak Sunhaji seorang pedagang es teh yang tengah menjajakan dagangannya. Dengan nada tinggi, Gus Miftah bertanya kepada pedagang tersebut.

“Es tehmu sih akeh (masih banyak) nggak? ya sana jual goblok.”

Lebih parahnya lagi Gus Miftah melanjutkan guyonannya berikut ini

“Dolen disek, nko lak durung payu, wes, takdir (Jual dulu, kalau belum laku, sudah, takdir),” Ujarnya sambil disambut sorakan sebagian jamaah.

Siapa yang tidak sakit hati dengan perkataan Gus Miftah, meskipun menurutnya hanya guyonan (candaan) semata. Lebih mirisnya lagi semua pemuka agama yang ada di panggung tersebut mengolok-olok beliau dan disambut dengan sorakan jemaah. Padahal saat itu, jualan es teh pak Sunhaji belum laku banyak dan beliau adalah tulang punggung keluarga yang sedang mencari nafkah.

Pernyataan tersebut dianggap tidak pantas dilontarkan oleh seorang pemuka agama sehingga kejadian ini menuai kecaman dari berbagai kalangan. Bahkan video dari ramai-ramai mengecam tindakan Gus Miftah yang dinilai telah merendahkan seorang pedagang kecil di depan umum.

Dari kejadian tersebut bisa kita ambil pelajaran bahwa terkadang ketika seseorang berada diposisi terhormat dapat membuat seseorang merasa hebat. Tapi tentunya dalam agama islam, hal ini tidak dibenarkan untuk merendahkan bahkan sampai mengolok-olok orang lain. Sebagaimana Allah ta’ala berfirman :

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan itu) lebih baik daripada mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olok itu) lebih baik daripada perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela dan saling memanggil dengan julukan yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) fasik setelah beriman. Siapa yang tidak bertobat, mereka itulah orang-orang zalim.” (QS. Al Hujurat :11)

Apa salahnya berjualan asongan di tengah kajian?

Tidak ada yang hina ketika seseorang sedang mencari nafkah dengan cara yang halal. Bukan berarti pak Sunhaji berjualaan asongan, beliau adalah orang yang hina dan rendah. Ingat jangan sesekali merendahkan profesi orang lain, itu hanya menunjukkan penyakit hati bahwa diri ini merasa lebih tinggi. Seperti apapun usaha seorang ayah untuk mencari nafkah yang halal merupakan jihad, dan itu mulia baginya.

“Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti.” (QS. Al Hujurat :13)

Maka jaga lisan dan perbuatan karena semua yang kita lakukan akan dipertanggung jawabkan disisi-Nya dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti. Semoga bermanfaat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *