Cerdas memaksimalkan ibadah di bulan Ramadhan – Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah. Bulan mulia yang didalamnya terdapat banyak nikmat dan rahmat. Bulan dibukakannya pintu ampunan dan pahala yang besar bagi orang-orang yang mau bertaubat dan beramal shaleh.
Lantas sangat disayangkan jika kita melewatkan bulan Ramadhan dengan tidak memaksimalkan ibadah kepada-Nya. Berikut adalah cara cerdas yang bisa dilakukan dalam memaksimalkan ibadah di bulan Ramadhan antara lain :
1) Niat yang lurus
Cara cerdas pertama untuk memaksimalkan ibadah di bulan Ramadhan adalah dengan meluruskan niat. Sangat disayangkan jika kita menyia-nyiakan kesempatan ibadah di bulan Ramadhan dengan niat yang salah. Karena ada dua syarat diterimanya amal yakni 1) Ikhlas melakukan ibadah hanya mengharapkan ridho Allah SWT semata, 2) Mutaba’ah dalam menjalankan ibadah yang sesuai dengan petunjuk Rasulullah SAW.
2) Beramal dengan cerdas
Cara cerdas kedua untuk memaksimalkan ibadah di bulan Ramadhan adalah dengan menjalankan amalan sunnah sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW (mutaba’ah) dan tidak berlebihan. Beramalah dengan hati sesuai dengan syariat islam serta tidak menjalankan amalan yang tidak sesuai dengan sunnah Rasulullah karena akan tertolak amalannya. Seperti yang dijelaskan dalam QS. Al-Hasyr ayat 7 yang artinya :
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya”
3) Bacalah kisah sahabat Rasulullah sebagai inspirasi dalam beramal
Cara cerdas ketiga untuk memaksimalkan ibadah di bulan Ramadhan adalah dengan membaca kisah sahabat Rasulullah SAW untuk dijadikan inspirasi dalam beramal shaleh. Generasi terbaik yang mendapatkan ridho Allah SWT adalah generasi dari sahabat Rasulullah SAW.
Karena sahabat Rasulullah yang paling paham apa saja yang sudah di ajarkan Rasulullah kepada mereka. Mereka yang paling bersih hatinya dan paling keras dalam kemungkaran. Sebagai contoh dahulu ada sahabat nabi yang bernama Abu Darda, ia sangat rajin sekali dalam beribadah hingga ia tidak memperhatikan istrinya. Lalu Salman Al-Farisi menasihati Abu Darda dengan berkata “Sesungguhnya Rabbmu memiliki hak dan sesungguhnya tubuhmu juga ada haknya, dan sesungguhnya istrimu juga ada haknya. Maka beribadahlah setiap yang memiliki hak tersebut haknya”.
Tanda kecerdasan seseorang adalah dia mengetahui kapan imannya naik dan imannya turun, apa penyebab imannya naik dan turun, keadaan seperti apa ketika imannya naik dan turun.
4) Muhasabah diri
Cara cerdas keempat untuk memaksimalkan ibadah di bulan Ramadhan adalah dengan memuhasabah diri. Dalam agama, kecerdasan bukan diukur dari IQnya. Namun orang yang cerdas adalah orang yang senantiasa memuhasabah dirinya, ia selalu beramal shaleh untuk bekal kematiannya. Orang yang cerdas tidak hanya memikirkan kenikmatan dunia saja namun juga kehidupan akhirat.
Kecerdasan dalam beramal tidak cukup tanpa adanya taufik dari Allah ta’ala. Itu sebabnya mengapa tujuh belas sehari semalam kita senantiasa meminta petunjuk-nya yang terdapat dalam surat Al-Fatihah.
5) Memahami kaidah dalam beribadah
Cara cerdas kelima untuk memaksimalkan ibadah di bulan Ramadhan adalah dengan memahami kaidah dalam beribadah dengan ilmu. Hal yang harus kita tanamakan dalam diri ketika beribadah adalah “Hanya kepada engkaulah kami menyembah dan hanya kepada engkaulah kami memohon pertolongan.”
Adapun kaidah cerdas dalam memaksimalkan ibadah di bulan Ramadhan antara lain :
- Ibadah itu hanya dengan pertolongan-Nya, jangan meminta pertolongan selain Allah ta’ala hanya untuk perkara dunia.
- Ingatlah bukan kita yang hebat tapi Allah ta’ala yang mudahkan, bukan kita yang kuat tapi Allah ta’ala yang kuatkan dan mampukan.
- Cerdas dalam beramal berarti cerdas juga dalam bersyukur. Artinya ketika kita merasakan nikmat maka perbanyak syukur dengan beribadah kepada-Nya dan menjauhi kemaksiatan.
- Terakhir adalah kecerdasan yang penting adalah kecerdasan dalam mengelola hati dengan meniatkan segala sesuatu karena mengharap ridho-Nya.
Kajian “Ramadhan bareng SHAFIQ” 20/03/2024 – Ustadz Abdurrahman Zahier