Pelajaran Dibalik Penundaan

Pelajaran dibalik penundaan – Terkadang kamu merasa tertinggal ketika semua orang sudah duluan melangkah. Teman-temanmu sudah menikah, punya anak, karirnya meningkat, terlihat hidup bahagia, sementara kamu masih di sini sendiri. Bukan iri, tapi hanya lelah menunggu sesuatu yang tak kunjung datang. Perasaan tertinggal adalah hal yang wajar dan manusawi. Tapi dibalik lelahnya menunggu ada pelajaran yang bisa kamu petik dari penundaan sebagai berikut :

Pelajaran 1 : Penundaan  adalah penyelamatan

Tidak selamanya penundaan itu buruk, karena bisa jadi yang terlambat itu tepat. Allah sedang ulur waktunya, agar kamu tidak jatuh di waktu yang salah. Karena tidak semua cinta yang datang cepat, datang dengan niat.” Penundaan adalah mekanisme spiritual, Allah menahan sesuatu bukan untuk menyiksa tapi melindungi. Terkadang orang yang menikah “te[at waktu versi dunia”, belum tentu “tepat waktu versi Allah”. Sabar di masa tunggu melatih jiwa menjadi pasangan yang penuh taqwa.

Pelajaran 2 : Bukan tentang siapa yang datang cepat, tapi siapa yang tahan lama

Banyak yang datang cepat, tapi pergi tanpa pesan. Tapi yang datang di waktu tepat biasanya datang untuk mmenetap. Ingat perkara jodoh hanya Allah yang tahu siapa yang tepat untuk diri kamu. kematangan emosional dan spiritual menentukan kualitas pernikahan. Orang yang menikah terburu-buru tanpa ilmu dan kesiapan sering kali berakhir pada penyesalan.

Sebagaimana Rasulullah bersabda : “Wahai para pemuda, siapa diantara kalian yang mampu menikah, maka menikahlah…” Hadist ini bukan hanya tentang finansial saja, tapi tentang kemampuan menikul tanggung jawab.

Pelajaran 3 : Fokus pada perbaikan diri bukan mengejar waktu

Allah tidak pernah telat menulis takdir setiap hamba-Nya. Kamu saja yang terkadang sibuk berspekulasi hitung umur sampai lupa memperbaiki diri. Alih-alih cemas pada waktu, fokus saja pada perbaikan diri versi terbaikmu. Kesiapan menikah meliputi empat hal : mulai dati kematangan iman (mampu beribadah secara konsisten), kematangan emosional (tidak reaktif saat konflik), kesiapan finansial dasar, serta kesiapan sosial dan komunikasi. Tanpa mempersiapkan empat pilar ini pernikahan bisa saja goyah.

 

Dari ketiga pelajaran ini, membuat kamu bisa refleksi diri dan tidak hanya fokus menunggu orang lain. Mungkin bukan jodohmu yang belum datang. tapi bisa jadi kamu yang belum siap menjadi rumah bagi seseorang. Kesiapan menikah bukan mencari pasangan yang sempurna, tapi belajar menjadi pribadi yang matang dalam iman, sabar dalam ujian, dan lembut dalam berkomunikasi.

Kalau sudah siap secara batin, amka waktu penantianpun akan terasa ringan, karena kamu bukan menunggu manusia, tapi sedang menanti takdir terbaik dari Allah. Ingat menunggu dengan iman = tawakal aktif, artinya bukan hanya pasrah tanpa usaha, tapi terus memperbaiki diri sambil berserah. Sebagaimana pesan yang terkandung dalam QS.Al-Baqarah ayat 216.

Pesanku percaya dengan iman dan waktu terbaik. Terus berdoa untuk dirimu dan jodohmu kelak, bahkan ketika kamu belum tahu siapa orangnya. Mintalah pada Allah untuk disatukan bukan hanya untuk cinta dunia saja, tapi karena cinta yang mengantarkan ke surga. Karena jodoh terbaik bukan yang cepat ditemukan, tapi yang paling mudah di jaga dalam ridho-Nya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *