Tanda-Tanda Seseorang Menjadi Haji Mabrur

Tanda-tanda seseorang menjadi Haji Mabrur – Berhaji merupakan rukun islam yang kelima bagi setiap umat islam. Ibadah haji dijalankan bagi orang yang mampu melaksanakannya. Seseorang yang sudah menjalankan ibadah haji belum tentu mabrur. Haji mabrur adalah ibadah hajinya di terima oleh Allah SWT kemudian berdampak pada kebaikan dirinya dan bermanfaat bagi orang lain.

Bisa jadi, haji seseorang sah sehingga kewajiban berhaji baginya telah gugur, namun belum tentu hajinya diterima oleh Allah SWT. Kita tidak bisa memastikan bahwa haji seseorang adalah haji yang mabrur atau tidak.
Karena hanya Allah SWT yang lebih mampu menilainya.

Lantas bagaimana mengetahui mabrurnya haji seseorang? berikut tanda-tanda seseorang menjadi haji mabrur yang yang telah disebutkan para ulama, namun ini tidak bisa memberikan kepastian mabrur tidaknya haji seseorang :

1) Harta yang dipakai untuk berhaji halal

Pahala Istimewa Jika Haji Dikerjakan karena Allah - BPKH

Tanda seseorang menjadi haji mabrur yang pertama adalah harta yang digunakannya halal. Maka pastikan saat mempersiapkan biaya pelaksanaan haji semua transaksi dilakukan dengan halal sehingga hajinya menjadi barokah. Sebagaimana ditegaskan oleh sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا

“Sungguh Allah baik, tidak menerima kecuali yang baik. (HR. Muslim (1015))

2) Amalan-amalan saat ibadah haji dilakukan dengan ikhlas dan baik

Siap-siap! Lima Embarkasi Jadi Kloter Pertama Berangkat Haji 4 Juni 2022

Tanda seseorang menjadi haji mabrur yang kedua adalah amalan-amalan saat berhaji dilakukan dengan ikhlas dan baik sesuai dengan syariat islam. Setidaknya dalam berhaji rukun-rukun dan kewajibannya harus dijalankan dengan ridho dan menjauhi apa-apa yang menjadi larangan harus ditinggalkan.

Pada zaman dahulu ada orang yang menjalankan ibadah haji dengan berjalan kaki setiap tahun. Suatu malam ia tidur di atas kasurnya, dan ibunya memintanya untuk mengambilkan air minum. Ia merasakan berat untuk bangkit memberikan air minum kepada sang ibu. Ia pun teringat perjalanan haji yang selalu ia lakukan dengan berjalan kaki tanpa merasa berat. Ia mawas diri dan berpikir bahwa pandangan dan pujian manusialah yang telah membuat perjalanan itu ringan. Sebaliknya saat menyendiri, memberikan air minum untuk orang paling berjasa pun terasa berat. Akhirnya, ia pun menyadari bahwa dirinya telah salah. (Lathaiful Ma’arif 1/257)

3) Tidak berbuat maksiat selama berihram

Begini Cara Memakai Pakaian Ihram Bagi Laki-Laki - Hasuna Tour 🕋

Tanda seseorang menjadi haji mabrur yang ketiga adalah menjalankan ibadah haji (saat berihram) tidak berbuat maksiat. Perbuatan maksiat sangat dilarang agama islam dalam kondisi apapun. Dalam kondisi ihram, larangan tersebut menjadi lebih tegas, dan  jika dilanggar, maka haji mabrur yang diimpikan akan lepas.

Di antara yang dilarang selama haji adalah rafatsfusuq dan jidal. Allah berfirman,

الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَعْلُومَاتٌ فَمَنْ فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلاَ رَفَثَ وَلاَ فُسُوقَ وَلاَ جِدَالَ فِي الْحَجِّ

“(Musim) haji adalah beberapa bulan yang diketahui, barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan-bulan itu untuk mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, fusuq dan berbantah-bantahan selama mengerjakan haji.” (QS. Al-Baqarah : 197)

Rafats adalah semua bentuk kekejian dan perkara yang tidak berguna. Termasuk di dalamnya bersenggama, bercumbu atau membicarakannya, meskipun dengan pasangan sendiri selama ihram.

Fusuq adalah keluar dari ketaatan kepada Allah, apapun bentuknya. Dengan kata lain, segala bentuk maksiat adalah fusuq yang dimaksudkan dalam hadits di atas.

Jidal adalah berbantah-bantahan secara berlebihan.

4) Menjadi lebih baik setelah berhaji

Harus Diingat! 8 Larangan ketika Berihram, Termasuk Memakai Wewangian

Tanda seseorang menjadi haji mabrur yang keempat adalah menjadi lebih baik setelah berhaji. Ada kebaikan bagi dirinya maupun bagi orang-orang disekitarnya, ini merupakan taufik yang Allah SWT berikan kepada hamba yang diterima amalnya.

Sebaliknya, jika setelah beramal saleh melakukan perbuatan buruk, maka itu adalah tanda bahwa Allah tidak menerima amalannya. (Lathaiful Ma’arif 1/68)

Orang yang hajinya mabrur menjadikan ibadah haji sebagai titik tolak untuk membuka lembaran baru dalam menggapai ridho Allah Ta’ala. Ia akan semakin mendekat ke akhirat dan menjauhi dunia.

Al-Hasan al-Bashri mengatakan, “Haji mabrur adalah pulang dalam keadaan zuhud terhadap dunia dan mencintai akhirat.” (At-Tarikh al-Kabir 3/238) Ia juga mengatakan, “Tandanya adalah meninggalkan perbuatan-perbuatan buruk yang dilakukan sebelum haji.” (Lathaiful Ma’arif 1/67)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *