Setiap orang pernah merasakan jatuh cinta, karena cinta adalah sebuah rasa yang Allah SWT hadirkan bagi setiap makhluknya. Orang yang sedang jatuh cinta akan merasakan kebahagiaan dan keindahan dalam hidupnya. Namun karena cinta pula, dapat membuat orang yang sedang jatuh cinta menjadi kecewa dan terluka.
Menikah

لَمْ أَرَ لِلْمُتَحَابَّيْنِ مِثْلَ النِّكَاحِ
Saya belum pernah melihat (solusi) untuk dua orang yang saling jatuh cinta selain menikah (HR. Ibnu Majah, shahih).
Solusi alternatif lainnya dalam meredam hawa nafsu atau syahwat yang begitu besar akan pujaan hati bagi orang sedang jatuh cinta adalah dengan cara berpuasa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ، مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ، فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ.
“ Wahaii sekalian pemuda, barangsiapa yang sudah mampu untuk menikah maka hendaklah dia segera menikah. Barangsiapa yang belum mampu, maka hendaklah dia berpuasa karena puasa dapat menahan dirinya dari ketergelinciran perbuatan zina. ” (H.R Bukhari dan Muslim)
Melepaskannya

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah : 216)
Dengan menjauh dan memberi jarak serta tidak ingin mencari kabar tentang dirinya akan membuat kecintaan kita terhadap dirinya akan hilang seiring berjalannya waktu, sebagaimana sebuah perkataan :
البعيد عن العين بعيد عن القلب
“Sesuatu yang jauh dari pandangan mata, akan jauh pula di hati”.