Berbicara tentang pendidikan seks bagi anak usia dini, merupakan hal yang tabu untuk di bicarakan kepada anak sebelum usia dewasa. Pertanyaannya, pentingkah pendidikan seks bagi anak usia dini? bagaimana metodenya? Simak artikel di bawah ini :
Pentingkah Pendidikan Seks Bagi Anak Usia Dini?
Pendidikan seks adalah informasi penting yang perlu di ketahui bagi anak usia dini. Pendidikan seks bukan hanya sekedar pemahaman mengenai seksualitas dengan lawan jenis saja. Namun pendidikan seks bagi anak usia dini memberikan pemahaman kepada anak tentang pentingnya menjaga kesehatan seksual mereka nantinya. Selain itu memberikan wawasan dan membekali keterampilan khusus supaya anak bisa menyikapi setiap fase pertumbuhannya dengan baik dan benar.
Pada zaman Nabi Muhammad SAW bersama dengan para sahabatnya. Nabi tidak pernah bersikap masa bodoh atau mencela pertanyaan para sahabat yang berkaitan dengan seks, atau bersuci bahkan sampai pada persoalan detail. Berikut adalah salah seorang dari sahabat nabi yang bertanya kepada beliau :
-
Adalah Ali bin Abi Thalib berkata “Dulu aku adalah seorang yang sering mengeluarkan madzi, maka aku meminta seseorang bertanya kepada Nabi karena puteri beliau adalah istriku sendiri. Lalu orang itu bertanya kepada Nabi, dan Nabi menjawab, “Cukup baginya berwudhu dan mencuci kemaluannya.” (Shahih Al-Bukhari, no.269)
-
Diriwayatkan dari Ummu Salamah dia berkata. “Ummu sulaim datang menemui Nabi Muhammad SAW, Lalu berkata’ ‘ Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak malu terhadap kebenaran, apakah wanita wajib mandi jika bermimpi (basah)?’ Rasulullah menjawab “Ya, jika dia melihat air (mani)” Kemudian Ummu Salamah bertanya, ‘Apakah seorang wanita juga bermimpi (basah)?’ Beliau bersabda, “Bagaimana kamu, lantas dengan apa anaknya bisa menyerupai dirinya?” (Sahih Muslim, no. 313)
Proses pendidikan ini di mulai sejak mereka usia dini, berlanjut hingga usia balig yang di sertai dengan perubahan psikis dan kejiwaan, dan berakhir dengan kesiapan diri untuk menikah. Berikut adalah pentingnya memberikan pendidikan seks bagi anak usia dini :
1) Supaya Tidak Terjadi Penyimpangan Seksual
Di era saat ini, dimana banyaknya pergaulan bebas antar lawan jenis dan akses kejahatan mudah di lakukan. Banyak sekali kasus tentang penyimpangan seksual yang terjadi terutama pada anak yang memasuki usia puber. Hal ini di sebabkan karena minimnya pengetahuan tentang seks education, sehingga tidak memiliki tameng untuk menjaga dan melindungi diri dan tindak kejahatan penyimpangan seksual.
2) Meminimalisir Terjadinya Kasus Perceraian
Pentingnya pendidikan seks bagi anak perlu di lakukan hal ini dapat meminimalisir terjadinya kasus perceraian. Pendidikan seks bukan hanya seputar hubungan biologis pasutri saja dalam pernikahan. Namun pendidikan seks memberikan pemahaman kepada anak tentang fitrah dan perannya sebagai calon ibu maupun calon ayah ketika menikah nanti.
Banyaknya kasus perceraian di tengah-tengah kita, terutama bagi orang-orang yang baru menikah salah satunya di sebabkan oleh minimnya pengetahuan seks. Karena kurangnya kepuasan antar pasutri dalam menjalankan perannya dalam pernikahan, ego yang tidak bisa di kendalikan, kurangnya kesiapan dalam ilmu pernikahan.
3) Supaya Anak Dapat Memfilter Informasi Negatif Seputar Seks dari Temannya
Pendidikan seks akan menjadikan anak mampu menghadapi serta memfilter informasi negatif yang di ceritakan oleh teman-temannya seputar seks, yang mana hal tersebut bisa mengakibatkan dirinya stress, gelisah, dan galau. Dengan pengetahuan seks tersebut ia akan mampu memfilter dan mengkonter informasi yang di dengarnya dengan informasi yang benar.
Metode Pendidikan Seks Bagi Anak
Setelah kita memahami pentingnya pendidikan seks bagi anak usia dini, berikut adalah metode dalam menerapkan pendidikan seks bagi anak :
- Fase Kanak-Kanak : Pada fase ini, hendaklah orang tua menegaskan kepada anak tentang pentingnya menjaga aurat, mengajarkan rasa malu kepada meraka sejak anak usia dini dengan tetap menggunakan metode lemah lembut dalam mengajarkan serta menasehatinya.
- Fase Awal Masa Balig : Pada fase ini, hendaklah orang tua memberitahukan kepada putra putrinya tentang beberapa perubahan fisik yang di alami anaknya, bagaimana cara menyikapinya, cara bersuci dan sebagainya.
- Fase Setelah Balig : Pada fase ini, hendaklah orang tua berbincang kepada anaknya tentang masalah syahwat, bagaimana cara penyaluran yang di halalkan oleh Allah, menjelaskan haramnya menodai kehormatan, serta jalan yang di syariatkan islam dalam menjaga pergaulannya.
- Fase Sebelum Menikah : Pada fase ini, hendaklah orang tua menjadi partner diskusi bagi anaknya secara terbuka tentang tema seputar cinta, kasih sayang, pergaulan, serta kesiapannya dalam menikah