Anak diibaratkan seperti sebuah tunas kayu yang akan tumbuh apabila disiram dengan air iman dan akan kering apabila tidak disirami. Anak yang baru lahir memiliki segudang pengetahuan, keterampilan, dan prestasi yang sudah Allah berikan secara lahiriah.
Ibnu Majah Merwayatkan dari Junub bin Abdillah dia berkata :
عَنْ جُنْدُبِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ : كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ ﷺ وَنَحْنُ فِتْيَانٌ حَزَاوِرَةٌ، فَتَعَلَّمْنَا الْإِيمَانَ قَبْلَ أَنْ نَتَعَلَّمَ الْقُرْآنَ، ثُمَّ تَعَلَّمْنَا الْقُرْآنَ، فَازْدَدْنَا بِهِ إِيمَانًا
“Kami bersama Rasulullah ﷺ saat kami adalah anak-anak yang telah kuat dan menjelang balig. Kami belajar iman sebelum kami belajar Al-Qur’an. Kemudian kami belajar Al-Qur’an, maka bertambahlah dengannya iman kami.” (HR. Ibnu Majah, no.61)
Iman adalah pondasi utama dari pendidikan dasar anak. Ketika iman sudah menancap kuat pada jiwa anak, maka kedua orang tua tidak akan kesulitan untuk mendorong anak melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya ketika ia dewasa. Berikut adalah cara menanamkan iman pada anak :
Menanamkan Kecintaan kepada Allah
Anak adalah amanah yang Allah berikan kepada kedua orang tuanya. Dengan memberikan pendidikan dasar yaitu mentauhidkan Allah, mengagungkan keesaannya adalah kunci ketaatan dan rasa syukur kepada-Nya. Misal dengan mengajukan pertanyaan (uqdah al kubra) yaitu mengenalkan anak pada penciptanya :
- Siapa yang menciptakan (hewan, manusia, langit, dan sebagainya), siapa yang meberi makan dan minum, siapa yang memberi rizki, siapa yang menyembuhkan dan mematikan?
- Dari mana kita? Untuk apa kita dilahirkan?
- Tujuan kita ada di bumi untuk apa ? dan kemana kita setelah kehidupan dibumi?
Dengan begitu, anak akan lebih semangat dalam menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Selain itu iman yang sudah kokoh dari kecil akan mempengaruhi pertumbuhan akal yang lurus, akhlak yang mulia, kehidupan sosialnya dan pola pikir yang baik.
Menanamkan Syariat Pada Anak Sejak Kecil
Mengenalkan anak pada ibadah yang wajib dan sunah di kerjakan. Dengan mengajak anak solat lima waktu, puasa, sedekah, dzikir, dan memahami Al-qur’an. Menuntun anak mana yang benar dan baik dilakukan dalam aktivitasnya.
Memberi Perhatian berupa Amalan Hati
Dari An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung).”(HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).
Hati adalah permata yang Allah anugrahkan kepada setiap manusia, ketika hati bersih maka seluruh jasad serta perilakunya akan baik pula. Anak adalah amanah yang harus dijaga dan dirawat dengan sebaik-baiknya. Memberi perhatian berupa amalan hati misal dengan mengajarkan anak tentang rasa ikhlas untuk memaafkan, mengarahkan untuk bersikap lemah lembut, menuntun hatinya untuk selalu bergantung kepada Allah, memberi perhatian lebih pada kehidupan akhirat serta menanamkan rasa cinta kepada Allah dan rasulnya.
Menjauhi Maksiat
Dasar mendidik anak dengan iman salah satunya dengan menjauhinya dari perbuatan maksiat. Misal mulai mengenalkan anak pada kawan bermainnya mana yang muhrim dan non muhrim, mengarahkan anak untuk tidak maksiat terhadap perintah Allah.