Mengenal Baitul Maqdis dan Keberkahannya

Mengenal Baitul Maqdis dan keberkahannya – Setiap muslim pasti tidak asing dengan nama Baitul Maqdis. Salah satu tempat sejarah bagi umat islam yang terdapat Masjid Al-Aqsa dan merupakan kiblat pertama umat islam. Lantas apa yang membedakan Baitul Maqdis dengan Masjid Al-Aqsa ? Supaya kita lebih mengenal Baitul Maqdis dan menambah kecintaan kepada islam, berikut penjelasannya :

Apa itu Baitul Maqdis ?

Baitul Maqdis dalam bahasa arab disebut Baitul-Muqaddas (rumah suci) adalah istilah yang kerap digunakan untuk merujuk pada Masjid Al-Aqsha atau kota Yerusalem. Kata suci dalam hal ini bukan suci yang bermakna menghilangkan najis yang terlihat, melainkan Baitul Maqdis adalah tempat yang disucikan dari najis atau kesyirikan, kezaliman, tangan-tangan yang ingin menghancurkan, juga golongan yang dipenuhi kesombongan.

Asal Usul Istilah Baitul Maqdis

Pada masa lalu, istilah “Baitul Maqdis” telah digunakan di banyak sumber dan riwayat Arab awal Islam untuk merujuk secara khusus ke kawasan yang kemudian dikenal sebagai “Iliya”.[2] Beberapa sumber menunjukkan bahwa Rasulullah SAW adalah manusia pertama yang menggunakan istilah “Baitul Maqdis” untuk merujuk ke kawasan “Iliya”.

Rasulullah SAW. menggunakan kedua kata “Iliya” dan “Baitul Maqdis” dalam banyak perkataannya. Akan tetapi, Rasulullah SAW. tidak pernah sekali pun menggunakan kata “Al-Quds” dalam perkataannya Meski demikian, riwayat-riwayat yang menyebutkan penamaan dari Romawi Bizantium (Iliya) di dalam hadis-hadis Rasulullah SAW. sangat sedikit, berbeda dengan istilah “Baitul Maqdis” yang banyak dijumpai di dalam hadis. Hal ini sebab Rasulullah SAW. ingin meletakkan konsep dan istilah Nabawi baru sebagai batu fondasi bangunan keilmuan untuk membebaskan Baitul Maqdis dan memerdekakannya.[3]

Perbedaan Baitul Maqdis dengan Masjid Al-Aqsa

Seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwa Masjid Al-Aqsa sebagai tempat terjadinya peristiwa mi’raj Rasulullah SAW ke sidratul muntaha (langit ke tujuh) maka Baitul Maqdis adalah sebuah kawasan yang saat ini menjadi bagian dari palestina yang didalamnya terdapat Masjid Al-Aqsa.

Dalam beberapa hadis Rasulullah SAW bahwa Masjid Al-Aqsa diungkapkan dengan istilah Masjidnya Baitul Maqdis. Diriwayatkan dan disahihkan oleh Al-Hakim dalam Al-Mustadrak (4/509), dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,

تَذَاكَرْنَا وَ نَحْنُ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّهُمَا أَفْضَلُ أَمَسْجِدُ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمْ بَيْتِ الْمَقْدِسِ ؟ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صلاَةٌ فِيْ مَسْجِدِيْ أَفْضَلُ أَرْبَعِ صَلَوَاتٍ فِيْهِ وَلَنِعْمَ الْمُصَلَّى هُوَ وَلَيُوْشَكَنَّ لأَنْ يَكُوْنَ لِلرَجُلِ مِثْلُ شَطْنِ فَرَسِهِ (وَفِيْ رِوَايَةٍ “مِثْلُ قَوْسِهِ”) مِنَ الأَرْضِ حَيْثُ يُرَى مِنْهُ بَيْتُ الْمَقْدِسِ خَيْرٌ لَهُ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

“Kami saling bertukar pikiran tentang mana yang lebih utama, masjid Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam atau Baitul Maqdis, sedangkan di sisi kami ada Rasulullah saw. Lalu Rasulullah saw. bersabda, “Satu salat di masjidku lebih utama dari empat salat padanya, dan ia adalah tempat salat yang baik. Dan hampir-hampir tiba masanya, seseorang memiliki tanah seukuran kekang kudanya (dalam riwayat lain : seperti busurnya) dari tempat itu terlihat Baitul Maqdis, maka itu lebih baik baginya dari dunia dan seisinya”

(HR Ibrahim bin Thahman dalam kitab Masyikhah Ibnu Thahman, Ath-Thabrani dalam kitab Mu’jamul Ausath, dan Al-Hakim dalam kitab Al-Mustadrak, Al-Hakim berkata, “Ini adalah hadis yang sahih sanadnya, dan Al-Bukhari dan Muslim tidak mengeluarkannya. Adz-Dzahabi dan Al-Albani sepakat dengan beliau)

Diriwayatkan pula oleh An-Nasa’i dalam Sunan-nya dan Ahmad dalam Musnad-nya (9/440) hadis ke 10252, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: ‘Tidaklah hewan tunggangan dipersiapkan untuk perjalanan jauh kecuali menuju tiga masjid: Masjid al-Haram, Masjidku ini , dan Masjidnya Baitul Maqdis”.

Keberkahan Masjid Al-Aqsa dan Baitul Maqdis yang di sebutkan dalam Ayat Al-Qur’an

Pertama, Surah Al-Isra ayat 1

سُبۡحَٰنَ ٱلَّذِيٓ أَسۡرَىٰ بِعَبۡدِهِۦ لَيۡلٗا مِّنَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ إِلَى ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡأَقۡصَا ٱلَّذِي بَٰرَكۡنَا حَوۡلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنۡ ءَايَٰتِنَآۚ

إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ ١

“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjid al-Haram ke Masjid al=Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”

Kedua, Al-Baqarah ayat 58

وَإِذۡ قُلۡنَا ٱدۡخُلُواْ هَٰذِهِ ٱلۡقَرۡيَةَ فَكُلُواْ مِنۡهَا حَيۡثُ شِئۡتُمۡ رَغَدٗا وَٱدۡخُلُواْ ٱلۡبَابَ سُجَّدٗا وَقُولُواْ حِطَّةٞ نَّغۡفِرۡ لَكُمۡ خَطَٰيَٰكُمۡۚ

وَسَنَزِيدُ ٱلۡمُحۡسِنِينَ ٥٨

“Dan (ingatlah), ketika Kami berfirman, “Masuklah kamu ke negeri ini (Baitul Maqdis), dan makanlah dari hasil buminya, yang banyak lagi enak dimana saja yang kamu sukai, dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud, dan katakanlah: “Bebaskanlah kami dari dosa”, niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahanmu, dan kelak Kami akan menambah (pemberian Kami) kepada orang-orang yang berbuat baik”

Imam As-Suyuthi rahimahullah berkata, “Allah tidak akan mengkhususkan suatu masjid kecuali Baitul Maqdis, yang karena kekhususannya, Allah menjanjikan pengampuan dosa-dosa hamba-Nya yang bersujud di dalamnya.”

Ketiga, Al-Maidah ayat 21

يَٰقَوۡمِ ٱدۡخُلُواْ ٱلۡأَرۡضَ ٱلۡمُقَدَّسَةَ ٱلَّتِي كَتَبَ ٱللَّهُ لَكُمۡ وَلَا تَرۡتَدُّواْ عَلَىٰٓ أَدۡبَارِكُمۡ فَتَنقَلِبُواْ خَٰسِرِينَ ٢١

“Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari ke belakang  (karena takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang merugi”

Imam As-Suyuthi mengatakan bahwa terkadang Allah menyebutkan Baitul Maqdis dengan istilah mubaarak dan terkadang dengan muqaddas. Menurut Sufyan ats-Tsauri, berdasarkan riwayat dari Abu Sa’id Al-Baqqal, dari Ikrimah, bahwasannya Ibnu Abbas telah mengatakan bahwa tanah suci yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah Ariha.

Keempat, Al-Hadid ayat 13

يَوۡمَ يَقُولُ ٱلۡمُنَٰفِقُونَ وَٱلۡمُنَٰفِقَٰتُ لِلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱنظُرُونَا نَقۡتَبِسۡ مِن نُّورِكُمۡ قِيلَ  ٱرۡجِعُواْ وَرَآءَكُمۡ فَٱلۡتَمِسُواْ نُورٗاۖ

فَضُرِبَ بَيۡنَهُم بِسُورٖ لَّهُۥ بَابُۢ بَاطِنُهُۥ فِيهِ ٱلرَّحۡمَةُ وَظَٰهِرُهُۥ مِن قِبَلِهِ ٱلۡعَذَابُ ١٣

“Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman: “Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebahagian dari cahayamu”. Dikatakan (kepada mereka): “Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu)”. Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa”

Yang dimaksud dinding dalam ayat ini adalah dinding Masjid al-Aqsa yang di dalamnya terdapat gerbang Ar-Rahman dan di luarnya terdapat Lembah Jahanam. Ibnu Alawam juga berkata, “Saya melihat Ubadah bin As-samit berada di atas dinding masjid di timur Baitul Maqdis sambil bersandar dan menangis, aku pun bertanya, “Apa yang membuatmu menangis wahai Abu Walid?” Dia menjawab: “Bagaimana aku tidak menangis padahal aku telah mendengar bahwasannya Rasulullah Saw. pernah bersabda “Ini adalah jurang (neraka) Jahanam”.

Kelima, An-Nur ayat 36

فِي بُيُوتٍ أَذِنَ ٱللَّهُ أَن تُرۡفَعَ وَيُذۡكَرَ فِيهَا ٱسۡمُهُۥ يُسَبِّحُ لَهُۥ فِيهَا بِٱلۡغُدُوِّ وَٱلۡأٓصَالِ ٣٦

“Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang”

Beberapa ahli tafsir menyebutkan bahwa tempat yang dimaksud adalah Baitul Maqdis.

Keenam, Saba’ ayat 18

وَجَعَلۡنَا بَيۡنَهُمۡ وَبَيۡنَ ٱلۡقُرَى ٱلَّتِي بَٰرَكۡنَا فِيهَا قُرٗى ظَٰهِرَةٗ وَقَدَّرۡنَا فِيهَا ٱلسَّيۡرَۖ سِيرُواْ فِيهَا لَيَالِيَ وَأَيَّامًا ءَامِنِينَ ١٨

“Dan Kami jadikan antara mereka dan antara negeri-negeri yang Kami limpahkan berkat kepadanya, beberapa negeri yang berdekatan dan Kami tetapkan antara negeri-negeri itu (jarak-jarak) perjalanan. Berjalanlah kamu di kota-kota itu pada malam hari dan siang hari dengan dengan aman”

Imam Al-Alusi menjelaskan, yang dimaksud negeri di dalam ayat ini ialah negeri-negeri Syam, dikarenakan banyaknya pohon, buah-buahan, serta kelapangan hati penduduknya. Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa negeri yang dimaksud adalah Baitul Maqdis, dan Ibnu Athiyah berpendapat bahwa semua mufasir telah sepakat akan hal ini.

Al-Aufi meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa negeri-negeri yang Kami berkati adalah Baitul Maqdis. Al-Aufi mengatakan pula bahwa negeri-negeri yang dimaksud adalah kota-kota Arab yang ada di antara Madinah dan negeri Syam.

 

Referensi : Baitul Maqdis penulis Fatmah Ayudhia Amani, S.Ag. – blog Adararelief

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *