Kecintaan rasulullah kepada anak kecil – Anak merupakan anugerah terindah dari Allah bagi setiap pasangan yang menantikan seorang anak kecil dalam keluarganya. Setiap pasangan yang mendapatkan anugerah tersebut, akan merasa sangat rindu untuk bertemu dengan anak kecil dan ingin selalu beranda dengan mereka.
Begitu juga dengan kecintaan rasulullah terhadap anak kecil yang di lakukannya kepada anak dan cucu-cucunya. Berikut adalah kisah inspirasi kecintaan rasulullah kepada anak kecil :
Mengajak Anak Kecil untuk Shalat Berjamaah
- Abdullah bin syaddad berkata bahwa, “Rasulullah keluar dari rumahnya menemui kami yang sedang menunggu beliau untuk shalat Magrib atau shalat Isya, sedangkan beliau menggendong Hasan dan Husein. Rasulullah maju dan meletakkan cucunya kemudian melakukan takbir shalatnya. Dalam salah satu sujud perawi mengatakan, “kuangkat kepalaku, ternyata kulihat anak itu berada di atas punggung rasulullah yang sedang dalam sujudnya. Sesudah itu aku kembali ke sujudku. Setelah rasulullah menyelesaikan shalatnya, orang-orang bertanya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau telah melakukan sujud dalam shalatmu yang begitu lama, sehingga kami mengira terjadi sesuatu pada dirimu karena ada wahyu yang diturunkan kepadamu”. Rasulullah menjawab, “semuanya itu tidak terjadi melainkan anakku ini menunggangiku sehingga aku tidak suka bila menyegerakannya untuk turun sebelum dia merasa puas denganku.”“
- Dalam riwayat Abu Qatadah Al-Anshari menjelaskan bahwa rasulullah pernah shalat sembari menggendong Umamah Binti Zainab binti Rasulullah. Apabila sujud beliau meletakkan cucunya itu ke tanah dan apabila bangun, rasulullah menggendongnya kembali.
Mempercepat Shalat Karena Mendengar Tangisan Anak Kecil
Anas mengatakan “Aku belum pernah shalat di belakang, seorang imam yang lebih singkat dan lebih sempurna shalatnya, selain Nabi Muhammad. Jika beliau mendengar suara tangisan anak kecil, beliau mempercepat shalatnya karena khawatir akan menggangu shalat ibunya.” Sebagaimana dalam hadist berikut, rasulullah menyikapi kasus ini :
إِنِّي لاَقُومُ فِي الصَّلاَةِ أُرِيدُ أَنْ أُطَوِّلَ فِيهَا فَأَسْمَعُ بُكَاءَ الصَّبِيِّ فَأَتَجَوَّزُ فِي صَلاَتِي كَرَاهِيَةَ أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمِّهِ“Saat Aku sedang shalat, aku ingin memperlama shalatku, lalu aku mendengar tangisan bayi, aku pun mempercepat shalatku khawatir akan memberatkan (perasaan) ibunya” (HR. Bukhari Muslim)
Menghentikan Khotbah dan Meninggalkan Mimbar untuk Menyambut Anak Kecil yang Berjalan Tertatih-tatih
اِنَّمَآ اَمْوَالُكُمْ وَاَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ ۗوَاللّٰهُ عِنْدَهٗٓ اَجْرٌ عَظِيْمٌ
“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah pahala yang besar”. (QS. Ath-Thaghabun: 15)”
Bercengkrama dengan Anak Kecil
وَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ
“Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur.” (QS. Al-Qalam : 4)