Kisah inspirasi – julaybib R.A sahabat yang dicintai Rasulullah SAW – Siapa yang tidak kenal dengan sahabat Rasulullah SAW yang satu ini yaitu Julaybib R.A. Kisahnya sangat menginspirasi khususnya bagi kalangan muda yang merasa insecure dengan penampilan fisik. Banyak pesan moral yang disampaikan dalam kisah singkat Julaybib R.A, simak kisahnya berikut :
Mengenal Julaybib R.A
Julaybib R.A adalah seorang sahabat yang berasal dari kalangan Anshar yang memiliki tumbuh pendek dan paras yang tidak menarik. Julaybib R.A tidak memiliki rumah dan hidupnya tidak menentu. Ia tidur dari satu tempat ke tempat lainnya. Selain itu, nasabnya tidak jelas. Di Arah seorang yang tidak memiliki garis nasab yang jelas merupakan aib tersendiri.
Setelah Julaybib R.A memeluk islam, ia sangat mencintai Rasulullah SAW dan begitu pun sebaliknya. Julaybib R.A begitu dengat dengan Rasulullah SAW sehingga tidak ada yang bisa memisahkan mereka kecuali maut. Karenanya ia memiliki tempat tersendiri dalam hati Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW bersabda, “Allah SWT tidak melihat rupa dan harta kalian, tetapi Allah SWT melihat hati dan perbuatan kalian.” Ini menjadi bukti bahwwa Rasulullah SAW tidak memandang ras dalam mencintai sahabatnya.
Ditawari untuk menikah
Julaybib R.A menyangka bahwa dengan keadaan dirinya yang buruk rupa dapat menghalangi keinginannya untuk menikah sebagaimana yang disyariatkan Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya agar terjaga dari kerusakan.
Dalam sebuh hadits yang diriwayatkan oleh Abu Ya’la dari Anas R.A disebutkan bahwa Rasulullah SAW menawarkan kepada Julaybib R.A untuk menikah. Kemudian Julaybib R.A berkata, “Kalau begitu, anda menganggapku tidak laku?”
Rasulullah SAW bersabda, “Tetapi kamu di sisi Allah SWT bukan tidak laku.” Rasulullah SAW senantiasa terus mencari kesempatan untuk menikahkan Julaybib R.A.
Julaybib R.A menikah
Ibn Al-Atsir menuturkan bahwa nama Julaybib R.A disebutkan dalam sebuah hadits riwayat Abu Barzah Al-Aslami. Dalam riwayat tersebut, dikisahkan bahwa suatu hari, seorang laki-laki Anshar datang menawarkan putrinya yang janda kepada Rasulullah SAW agar beliau menikahinya. Rasulullah SAW bersabda kepadanya, “Ya. Wahai fulan! Nikahkan aku dengan putrimu.”
“Ya, dan sungguh itu suatu kenikmatan, wahai Rasulullah SAW,”katanya riang. Namun Rasulullah SAW bersabda kepadanya, “Sesungguhnya aku tidak menginginkannya untuk diriku…” Lalu untuk siapa?” tanyanya. Beliau menjawab, “untuk Julaybib R.A” Kemudian Julaybib R.A terperanjat, “Julaybib R.A, wahai Rasulullah SAW? Biarkan aku meminta pendapat ibunya..”
Laki-laki itu pun pulang kepada istrinya seraya berkata, “Sesungguhnya Rasulullah SAW melamar putrimu.” Istrinya menjawab, “Ya, dan itu suatu kenikmatan. Menjadi istri Rasulullah SAW.”
Laki-laki itu berkata lagi, “Sesungguhnya beliau tidak menginginkannya untuk diri beliau.”
“Lalu untuk siapa?” jawab istrinya. “Beliau menginginkannya untuk Julaybib R.A”, Jawab laki-laki itu.
Istrinya menjawab, “Aku siap memberikan leherku untuk Julaybib R.A! Tidak. Demi Allah SWT! Aku tidak akan menikahkan putriku dengan Julaybib R.A. Padahal, kita lelah menolak lamaran si fulan dan si fulan…”
Laki-laki itu pun sedih karena hal itu, dan ketika hendak beranjak menuu Rasulullah SAW, tiba-tiba anaknya berteriak memanggil dari kamarnya, “Siapa yang melamarku kepada kalian?”
“Rasulullah SAW,” jawab keduanya. Dia berkata, “Apakah kalian akan menolak perintah Rasulullah SAW? Bawa aku menuju Rasulullah SAW. Sungguh, beliau tidak akan menyia-nyiakanku.” Kemudia ia membaca firman Allah: “Tidaknya pantas bagi mukmin dan mukminat, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketentuan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, sungguh dia telah tersesat dengan kesesatan yang nyata.” (QS. AL-Ahzab:36)
Sang ayah pun pergi menemui Nabi seraya berkata, “Wahai Rasulullah SAW, terserah anda. Nikahkanlah dia dengan Julaybib R.A.
Rasulullah SAW pun menikahkannya dengan Julaybib R.A, serta mendoakannya, “Ya Allah! Limpahkan kepada keduanya kebaikan dan jangan jadikan kehidupan mereka susah.”
Wanita itu berasal dari keluarga yang kaya raya, sedangkan Julaybib R.A tidak memiliki harta maupun kedudukan. Namun, ia punya kekuatan ruhani yang besar karena ia selalu ingat Allah, membaca kitab-Nya, berpuasa, mendirikan shalat, dan bersedekah. Ia terus berupaya setiap waktu melakukan berbagai hal yang membuatnya dekat dan dicintai Allah SWT dan Rasul-Nya.
Julaybib R.A syahid di Medan Perang
Dalam hadits riwayat Abu Barzah dikisahkan bahwa tidak selang beberapa hari pernikahannya,, Rasulullah SAW keluar dalam peperangan dan Julaybib R.A ikut serta bersama beliau. Setelah peperangan usai, dan manusia mulai saling mencari satu sama lain. Rasulullah SAW sangat ingin bertemu dengan Julaybib R.A sehingga beliau berseru kepada para sahabatnya, “Apakah kalian kehilangan seseorang?” Mereka menjawab, “Ya fulan, fulan, dan fulan.”
Rasulullah SAW bertanya lagi, “Apakah kalian kehilangan seseorang?” Mereka menjawab, “Ya fulan, fulan, dan fulan.”
Rasulullah SAW bersabda, “Aku kehilangan Julaybib R.A. Carilah dia.” Kemudian para sahabat segera mencari Julaybib R.A dan ia ditemukan telah gugur,jasadnya terkapar di antara tujuh jasad musuh. Rupanya Julaybib R.A bertarung melawan ketujuh orang itu dan berhasil membunuhnya. Tetapi ia pun terkapar gugur di medan perang sebagai syahid akibat luka-luka yang dideritanya.
Rasulullah SAW mendatanginya dan berdiri di hadapannya lalu bersabda, “Dia telah membunuh tujjuh orang kemudian terbunuh. Dia adalah bagian dari diriku dan aku bagian dari dirinya. Dia adalah bagian dari diriku dan aku bagian dari dirinya.”
Abu Barzah berkata, “Kemudian Rasulullah SAW meletakkan jenazah Julaybib R.A di kedua tangannya, kemudian para sahabat menggali kubur untuknya. JJulaybib R.A dikebumikan tanpa dimandikan terlebih dahulu. Allah telah memberikan surga sebagai balasan untuknya. Di sanalah ia bersuka cita bersama para bidadari. Semoga Allah merahmatinya.
Sumber bacaan : Muhammad Raji Hasan Kinas, Ensiklopedia Biografi Sahabat Nabi