Kisah Inspirasi – Khabbab bin Arats R.A (1) adalah salah satu sahabat nabi Muhammad SAW yang berasal dari Bani Tamrim. Sebagian perawi mengatakan bahwa ia berasa dari Bani Khanza’ah. Ayah Khabbab bernama Al-Arats bin Jandalah. Khabbab bin Arats memiliki beberapa nama panggilan antara lain Abu Abdillah, Abu Muhammad, dan Abu Yahya. Khabbab memiliki keahlian membuat pedang.
Penyiksaan Majikan Khabbab bin Arats
Khabbab bin Arats adalah seorang Arab badui pedalaman, tetapi di masa Jahiliyah ia pernah tertawan dan dibeli seorang wanita Mekah yang bernama Ummu Ammar. Wanita ini adalah majikan Khabbab bin Arats yang memiliki perangai lembut namun sewaktu-waktu wataknya berubah keras layaknya laki-laki dan terkadang keras dan angkuh. Ia memandang manusia hanya sebagai gumpalan daging dan darah. Ia memperlakukan mereka layaknya hewan, bahkan lebih kejam.
Suatu ketika majikannya, Ummu Anmar, mendengar kabar bahwa Khabbab bin Arats mendatangi Rasulullah SAW. Lalu wanita ini sangat murka dan langsung mencari Khabbab bin Arats untuk menyiksanya.
Penyiksaan majikan Khabbab bin Arats sangat menyakitkan dan keji. Ia membakar beberapa bagian tubuh Khabbab bin Arats hingga tercium aroma seperti daging terpanggang. Namun Allah SWT tidak membiarkan siksaan itu terus di alami Khabbab bin Arats. Tiba-tiba saja majikan wanita yang keji itu menderita penyakit yang aneh. Ummu Anmar terus-terusan berteriak, Mulutnya mengeluarkan bunyi yang menyerupai lolongan anjing.
Ibnu Al-Atsir meriwayatkan dalam biografi Khabbab bahwa Abu Salih berkata: Khabbab bin Arats adalah pandai besi yang mahir dalam mebuat pedang. Rasulullah SAW sangat menyayangi dan sering mengunjunginya. Beberapa orang melaporkan kepada majikannya bahwa Muhammad sering mengunjunginya. Tanpa ragu lagi majikan mengambil sebuah besi membara dan meletakkannya di atas kepala Khabbab. Setelah kejadian itu, Khabbab mengadu kepada Rasulullah SAW. dan Raulullah SAW bersabdu, “Ya Allah, tolonglah Khabbab.”
Maka seketika itu juga Ummu Anmar merasakan sakit yang sangat perih dikepalanya. Ia menjerit mengeluarkan suara seperti lolongan anjing. Kemudian Khabbab berkata kepada Ummu Anmar, “Akulah pelakunya.”
Kemudian Khabbab mengambil sebatang besi membara, lalu menempelkannya di kepala sang majika sebagai balasan atas perbuatannya.
Khabbab bin Arats Termasuk Golongan Pertama Masuk Islam
Khabbab bin Arats termasuk golongan yang pertama masuk islam. Ia adalah orang pertama yang mengimani Rasulullah SAW dan termasuk di antara sahabat yang mengalami siksaan pedih akibat keimanannya. Imam Mujahid mengatakan bahwa orang yang pertama kali menyatakan keislamannya secara terang-terangan adalah Rasulullah SAW sendiri, Abu Bakar, kemudian Khabbab, Suhaib, Bilal, Ammar, dan Sumayyah ibu Ammar. Rasulullah SAW di bela dan dilindungi oleh pamannya. Abu Bakar dibela oleh kaumnya, sementara kaum muslim yang tidak memiliki perlindungi mesti merasakan penyiksaan yang keras yang ditimpakan kaum musyrik Quraisy, termasuk diantaranya Khabbab, Bilal, dan keluarga Ammar. Mereka mengalami berbagai macam siksaan yang merontokkan tulang dan menghancurkan tubuh mereka.
Kesabaran Khabbab bin Arats
Al Sya’bi menuturkan bahwa Khabbab bin Arats sangat sabar dan tidak pernah menjawab pertanyaan apapun yang diajukan kaum kafir kepadanya. Meskipun mereka menimpa punggungnya dengan batu besar yang panas membara hingga daging punggungnya mengelupas. Khabbab bin Arats tetap teguh dengan keimanannya. Khalifah Umr ibn Al-Khattab pernah bertanya kepada Khabbab tentang perlakuan orang musyrik kepadanya. Khabbab menjawab, “Wahai Amirul Mukminin, lihatlah punggungku.”
Umar pun melihat punggung Khabbab dan berkata, “Tak pernah aku melihat punggung seorang pun seperti punggung yang kulihat hari ini. “Khabbab berkata, “Api telah membakarnya dan mengelupaskan dagingnya. Tak ada yang memadamkan api itu keccuali lemak di punggungnku.”
Khabbab bin Arats Termasuk Perawi Hadits Rasulullah SAW
Khabbab termasuk salah seorang perawi hadits Rasulullah SAW sebagaimana yang dituturkan oleh Ibnu Al-Atsir yang meriwayatkan dari Abu Al-Fadl ibn Abu Al-Hasan ibn Abu Abdillah Al-Faqih dengan sanadnya yang tersambung kepada Ahmad ibn Ali Al-Maushuli dari Zuhair ibn Harh dari Jarir dari Ismail dari Qais bahwa Khabbab berkata, ” Kmi menemui Rasulullah SAW yang sedang bersandar menggunakan kain selimut di teduhan Ka’bah. Kami berkata, “Maukah Tuan memintakan tolong untuk kami?” Kemudia beliau langsung duduk dengan wajah memerah dan bersabda, ‘Sungguh, sebelummu telah ada orang yang disiksa dengan di pendam di dalam bumi. Setelah itu, mereka ambil gergaji yang digunakan untuk memenggal bagian atas kepalanya. Namun sisaan itu tidak mengubah keyakinan Khabbab bin Arats.
Ia juga disisir dengan sisir besi sampai menembus daging, bahkan hingga tulang dan syarafnya. Namun, semua itu tak mengguncangkan agamanya. Ketahuilah, Allah SWT, akan menyempurnakan perkara (islam) ini sehingga kelak seseorang berangkat dari Shana’a sampai Hadramaut tidak merasa takut pada apapun kecuali kepada Allh SWT meski serigala memangsa dombanya. Tetapi kalian terlalu terburu-buru menghendaki kesempurnaan itu).”
Sumber: Muhammad Raji Hasan Kinas, Ensiklopedia Biografi Sahabat Nabi