Kenapa Rasulullah SAW memilih kota madinah sebagai tujuan hijrahnya ? – Rasulullah SAW adalah manusia mulia yang di utusan Allah SWT sebagai penuntun umat islam dalam memerangi kebodohan serta sebagai suri tauladan dalam merubah peradaban dunia.
Allah SWT memerintah Rasulullah SAW untuk berhijrah ke kota madinah bukan tanpa alasan, melainkan ada tujuan besar yang Allah SWT amanahkan kepada baginda Rasulullah SAW untuk kebaikan dunia. Bahkan Allah melalui malaikat Jibril juga sudah menentukan waktu Rasulullah berhijrah ke Madinah, yaitu tengah malam. Di saat kaum kafir Quraisy mengepung rumah Rasulullah SAW untuk menghabisinya.
Dipilihnya Madinah sebagai tempat berhijrah juga tidak lepas dari beberapa penduduk Madinah yang sudah ber’baiat dan ini menjadi modal Rasulullah SAW untuk berdakwah di Kota Madinah. Berikut adalah kenapa Rasulullah SAW memilih kota madinah sebagai tujuan hijrahnya ?
1) Warga Madinah Menerima Dakwah
Faktor utama tentu kesiapan warga Madinah dalam menerima dakwah Islam. Yang menarik dalam kisah keislaman warga Madinah, justru mereka yang mencari-cari Rasulullah saw. dan bukan didatangi sebagaimana warga Mekkah. Justru warga Madinah ini dalam kesempatan haji dan banyak kesempatan lain berusaha ingin berjumpa dengan beliau untuk masuk Islam.
Rupanya warga Madinah ini sudah dikenalkan sebelumnya tentang kenabian Muhammad oleh orang-orang Yahudi yang berdatangan ke kampung halaman mereka. Maka alih-alih menentang dakwah, yang mereka lakukan justru ingin segera bertemu dengan Rasulullah saw. untuk masuk Islam dan meminta agar ada shahabat yang diutus ke Madinah untuk mengajarkan ilmu-ilmu keislaman. Maka Rasulullah saw. mengutus Mush’ab bin Umair ke Madinah.
2) Kota Madinah Siap Jadi Basis Dakwah
Ketika berhaji dua tahun berturut-turut, telah terjadi dua kali bai’at di Aqabah yang dilakukan oleh 12 kepala kabilah Madinah kepada Rasulullah saw. Intinya mereka bersumpah untuk menjadi pilar pembela Islam di Madinah, dan segera meminta Rasulullah saw. untuk memindahkan basis dakwahnya ke Madinah, karena lebih kondusif dan lebih punya potensi besar dalam membangun peradaban baru.
Di Madinah, Rasulullah saw. mendapatkan semua hal yang tidak bisa didapatnya di Mekkah. Dakwah di Mekkah tidak ada basis dukungan dari pusat kekuasaan, yang ada malah permusuhan besar. Sedangkan di Madinah, secara aklamasi beliau malah diangkat menjadi pemimpinnya. Artinya, bukan lagi dukungan penguasa, malah Beliau sendiri yang jadi penguasanya.
Basis masa di Mekkah amat terbatas, kebanyakan orang lemah, budak, miskin dan terintimidasi. Sementara basis masa di Madinah teramat luas, bahkan dalam waktu singkat Islam telah menjadi agama mayoritas paling banyak dianut.
Di Mekkah keselamatan beliau selalu menjadi taruhan. Sementara di Madinah, justru Rasulullah saw. yang menjadi penguasa dan menjamin keselamatan non-muslim.
___
Sumber: Madinah Era Kenabian, Ahmad Sarwat,
Referensi Tulisan : Tarikh Islam
Wallahu a’lam.