Kenapa kita harus bersyukur? – Dalam Al-Qur’an, syukur itu memiliki makna tentang menyatakan segala pujian atas kebaikan yang diterima, dirasakan, dan dinikmati manusia. Sekecil apa pun nikmat, harus di syukuri, karena syukur memiliki nilai tambah di sisi Allah SWT.
Sedangkan menurut sebagian ulama, kata “syukur” diambil dari akar kata syakira yang berarti membuka. Kata tersebut merupakan lawan kata dari kafarat (kufur) yang berarti menutup atau melupakan nikmat. Orang yang tidak pernah merasa bersyukur dan berpikir tentang nikmat Allah SWT, maka ia termasuk kategori orang-orang yang kufur nikmat.
Sebagaimana dalam ayat Al-Qur’an berikut :
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
Artinya: (Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.” (QS.Al-Ibrahim : 7)
Dalam ayat tersebut, jelas bahwa Allah SWT menjamin manusia dengan bertambahnya kenikmatan jika ia bersyukur (dahsyatnya syukur). Namun pada kalimat selanjutnya Allah SWT tidak menyatakan bahwa jika tidak bersyukur maka nikmatnya akan dikurangi. Allah SWT menyatakan jika mengingkarinya azab Allah SWT sangat pedih. Ayat ini seakan memberikan motivasi dan pengingat agar manusia senantiasa bersyukur dalam kondisi apapun.
Allah SWT memberikan banyak ujian dalam hidup manusia, baik berupa kemudahan maupun kesulitan. Di satu sisi kemudahan adalah nikmat. Namun di sisi lain, ia merupakan ujian untuk mengukur kualitas keimanan seorang hamba. Pada dasarnya kebaikan syukur akan kembali kepada pelakunya
Ketahuilah bahwa manusialah yang membutuhkan syukur. Kekuasaan Allah SWT tidak dipengaruhi oleh syukur manusia. Sekalipun seluruh dunia mengingkari nikmat-Nya, hal itu tidak mengurangi kekuasaan-Nya. Maka sebagai seorang hamba kita perlu mengucapkan syukur dalam kondisi apapun. Serta meyakini bahwa Allah SWT adalah sebaik-baiknya pemberi. Karena penglihatan manusia terbatas dan Allah SWT Maha mengetahui di luar batas kemampuan manusia.
Tidak ada alasan bagi manusia untuk mengingkari nikmat pemberian Allah SWT. Nikmat yang kelihatannya sedikit akan terasa cukup apabila disyukuri dengan sepenuh hati. Dia menyukai hamba-Nya yang mensyukuri nikmat, salah satunya dengan menjaga penampilan. Rasulullah SAW bersabda,
“Allah senang melihat bekas (bukti) nikmatnya dalam penampilan hamba-Nya”. (HR. Tirmidzi)