Keistimewaan malam nisfu sya’ban – Malam nisfu sya’ban adalah salah satu malam yang mulia bagi umat islam. Maka pada malam nisfu sya’ban umat islam dianjurkan untuk memperbanyak amalan kebaikan.
Malam nisfu sya’ban berarti pertengahan bulan Sya’ban yaitu tanggal 15 Sya’ban. Sementara malam Nisfu Sya’ban tepatnya pada malam tanggal 15 atau tanggal 14 malam. Pada malam nisfu sya’ban semua amal manusia berupa kebaikan maupun keburukan akan di angkat di sisi Allah SWT. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW dalam hadits riwayat Usamah bin Zaid:
وَلَمْ أَرَكَ تَصُومُ مِنْ شَهْرٍ مِنَ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ قَالَ ذَاكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَب وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ يُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
Artinya: “Wahai Rasulullah SAW, saya lihat engkau lebih bersemangat (lebih rajin) berpuasa di bulan Syaban ini dibanding bulan-bulan lainnya, mengapa?” Rasul SAW menjawab, “Karena Syaban ini bulan agung, yang banyak dilupakan orang, padahal di bulan inilah amal perbuatan manusia akan dinaikkan (dilaporkan) ke hadirat Allah SWT. Karena itu, aku ingin (lebih senang) bila di saat amalan-amalan itu diangkat (dihadirkan kepada Allah), maka aku dalam keadaan puasa.” (HR Nasa’i)
Adapun beberapa keistimewaan malam nisfu sya’ban bagi umat islam yang memperbanyak amal ibadah di malam ini antara lain :
1) Malam Pengampunan Bagi Umat Islam
Keistimewaan malam Nisfu Sya’ban yang pertama adalah di bukakan pintu pengampunan Allah SWT bagi orang-orang yang bertaubat. Sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan Muadz bin Jabal, ia berkata bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:
يَطَّلِعُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لَجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ
Artinya: “Pada malam Nisfu Syaban (pertengahan bulan Syaban, Allah akan mengumumkan kepada manusia, bahwa Dia akan mengampuni orang-orang yang mau beristighfar, kecuali kepada orang-orang yang menyekutukan-Nya, juga orang-orang yang suka mengadu domba (menciptakan api permusuhan) terhadap saudara muslim.” (HR Thabrani & Ibnu Hibban)