irmawati.id

Cara Mengukur Kualitas Relasi

Cara mengukur kualitas relasi Relasi yang asyik itu bukan mereka yang membuatmu tertawa terus. Tapi kualitas relasi itu dapat di ukur dengan pesan apa yang tersirat setelah percakapan berlangsung. Apakah usai percakapan berlangsung menyisakan ketenangan atau kekosongan belaka. Tertawa memang penting, tapi itu bukan satu-satunya ukuran dari sebuah kebahagiaan dalam relasi.

Ada yang punya relasi penuh canda, tapi setelahnya meninggalkan hampa. Ada juga yang punya relasi, tapi setelah meninggalkan makna bahkan sampai membuat diri kita menjadi pribadi yang lebih baik. Ingatlah kualitas sebuah relasi dapat di ukur dari apa yang tersisa setelah percakapan. Ketenangan muncul ketika percakapan membawa makna meskipun sederhana. Kosong hadir ketika percakapan hanya sekedar lewat, tanpa jejak hati.

Relasi yang sehat tidakselalu ramai, terkadang hadir dalam diam yang saling mengerti satu sama lain. Kamu tidak hanya butuh orang yang membuatmu tertawa keras. Tapi yang paling kamu butuhkan adalah dia yang membuatmu merasa aman. Aman artinya kamu bisa menjadi dirimu sendiri, tanpa takut di hakimi. Relasi yang baik bukan kompetisi siapa yang paling lucu, tapi siapa yang paling tulus. Tulus mendengarkan, tulus hadir, tulus peduli meski tanpa banyak kata.

Hargai relasi yang memberimu ruang untuk bertumbuh dan berbagi, bukan hanya hiburan sesaat. Karena dari percakapan yang dalam akan lahir ikatan yang kuat. Dari percakapan yang jujur akan lahir sebuah kepercayaan. Dari dari rasa percaya akan lahir ketenangan yang abadi. Maka jangan tertipu oleh tawa yang membuatmu hingar bingar tapi masih merasa kosong di dalam. Pilihlah relasi yang meninggalkan ketenangan, sebab di sanalah hati menemukan rumahnya. Itulah mengapa dalam memilih relasi, tanamkan kepercayaan pada dirimu sendiri.

Mulai lakukan percakapan dengan dirimu dari gali apa yang sebetulnya kamu butuhkan dalam hidupmu. Kemudian ikhtiar dan berdoa memohon petunjuk untuk diberikan relasi yang bisa di ajak kerjasama dan memberikanmu rasa aman dan nyaman. Karena keputusan dalam memilih pasangan hidup adalah keputusan seumur hidup dan paling mahal. Kenapa? karena bagi seorang perempuan suami yang dipilih akan menjadi pemimpin ke mana bahtera rumah tanggamu akan berlayar, apakah menuju ketenangan atau gelombang masalah penyesalan.

Dia laki-laki akan menjadi sosok ayah bagi anak-anakmu. Dia akan menjadi contoh pertama bagi mereka tentang apa arti tanggung jawab, cinta, dan iman. Sebaliknya bagi seorang laki-laki, istri yang di pilih akan menjadi partner seumur hidup untuk mendampinginya mengarungi bahtera rumah tangga. Dia perempuan akan menjadi sosok ibu sekaligus madrasatul ‘ula bagi anak-anakmu kelak. Dia akan menjadi contoh pertama bagi mereka tentang kasih sayang, makna hidup, tanggung jawab, dan iman. Apakah didikannya akan melahirkan keturunan yang baik atau sebaliknya, itulah pentingnya memilih relasi hidup.

Maka dalam memilih pasangan jangan terburu-buru hanya karena desakan orang lain. Jangan asal pilih hanya karena takut dibilang ketinggalan. Karena pernikahan untuk sekedar ajang cepat-cepatan tapi tentang siapa yang tepat. Semoga artikel ini bermanfaat.

Exit mobile version