Cara Allah menolongmu, coba tarik ke belakang! – Seringkali kita bertemu dengan masalah besar yang membuat kita ingin menyerah dalam menjalani hidup. Sering sekali juga kita diuji habis-habisan dengan sesuatu yang hilang dari diri kita. Hingga muncul pertanyaan “kenapa harus saya?” sampai pada titik kita menyalahkan Allah ta’ala dengan ujian yang diberikan dalam hidup kita. Allah ta’ala berfirman dalam surah Al-Qur’an berikut :
أَحَسِبَ النَّاسُ أَن يُتْرَكُوا أَن يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, “Kami telah beriman,” sedang mereka tidak diuji lagi? “ (Qs. Al ‘Ankabuut : 2)
Dari ayat ini, dapat kita ambil pelajaran bahwa Allah ta’ala memberikan ujian pada setiap hamba-Nya untuk menguji keimanan seseorang sesuai dengan kadarnya. Sebagaimana orang-orang terdahulu yang di uji habis-habisan keimanan yang dimilikinya dengan harta, jiwa, dan raga mereka apakah masih dijalan taat atau tidak. Hal ini senada dengan firman Allah ta’ala pada surat Al-Baqarah ayat 214 :
اَمْ حَسِبْتُمْ اَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَّثَلُ الَّذِيْنَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ۗ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاۤءُ وَالضَّرَّاۤءُ وَزُلْزِلُوْا حَتّٰى يَقُوْلَ الرَّسُوْلُ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗ مَتٰى نَصْرُ اللّٰهِ ۗ اَلَآ اِنَّ نَصْرَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana yang dialami orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: ‘Kapankah datangnya pertolongan Allah?’ Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.”
Tahu ga? kenapa Allah ta’ala menguji habis-habisan setelah kita meniatkan hal-hal baik termasuk pencapaian dan goal? Sampai pada titik nol terendah dan tidak tersisa apapun harus berbuat apa lagi. Coba deh kita tarik kebelakang. Gimana kalo ternyata tuhan sedang menyelaraskan diri kita dengan mimpi ‘baik’ yang selama ini selalu kita minta dalam doa. Dibuat nol habis-habisan karena mau di cuci dari hal-hal negatif yang masih melekat dalam diri kita. Dan juga sebagai pemantasan diri agar selaras dengan visi misi dan ‘goal’ baik kita. Allah ta’ala buat sedemikian rupa cobaan yang datang supaya kita menjadi pantas menerimanya. Karena sesungguhnya Allah ta’ala lebih mengetahui dibandingkan diri kita.
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)
Ibaratnya di mandiin dulu supaya wangi, di bersihin semua kotoran yang melekat di tubuh. Bukankah hal baik datan dari jiwa yang bersih juga? Selain itu, kita diuji sebagai media belajar dan bahan teguran supaya ketika kita dapat mimpinya, kita ga akan lupa dari mana asalnya. Ibarat kita minta kue, Allah ta’ala kasih tepung, mentega, gula, garam, dll terlebih dahulu sebelum dapat kue yang enak. Karena semua hal yang kita lalui adalah petunjuk dan gimana cara kita memandang ujian tersebut.
Ketika ujian datang itu pertanda bahwa Allah ta’ala sedang mengangkat level & derajat kita melalui ujian-Nya. Lantas sebagai seorang hamba ikutilah alur, arus, serta alirannya dan jangan sampai menyerah. Boleh berhenti sejenak untuk istirahat namun bangkit kembali untuk menlanjutkan perjalanannya. Cukup nikmati dan fokuslah dengan tujuanmu, bertahanlah hari demi hari sampai tiba pada waktu yang Allah ta’ala sudah tentukan.