Bukti Allah ta’ala menjaga kedudukan seorang wanita – Dalam ajaran islam kedudukan seorang wanita sangat dimuliakan. Dari rahim seorang wanita dapat melahirkan generasi yang membangun peradaban baru. Wanita adalah madrasah pertama bagi anaknya yang dapat melanjutkan perjuangan islam. Allah ta’ala sangat menjaga kedudukan seorang wanita, sebagaimana dalam firman-Nya :
“Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 97)
Dalam ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah ta’ala tidak membedakan laki-laki dan perempuan dalam hal derajat dan posisi dihadapan Allah ta’ala. Namun dalam tugas dan tanggung jawabnya ada perbedaan antara seorang wanita dan laki-laki. Hal inilah yang menunjukan bahwa seorang wanita diciptakan dengan sebuah hikmah yang luar biasa.
Kedudukan seorang wanita sangat dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya memiliki keistimewaan yang berbeda dari seorang laki-laki. Adapun bukti Allah ta’ala menjaga kedudukan seorang wanita antara lain:
Saat seorang wanita menjadi seorang anak
- Allah ta’ala menugaskan seorang ayah yang harus mendidik dan menjaga anak perempuannya sebaik mungkin. Hingga penjagaan itu dipindahkan kepada seorang laki-laki yang menjadi suaminya setelah menikah.
- Seorang wanita tidak harus beribadah diluar rumah, ia cukup beribadah di rumahnya.
- Ketika wanita haid atau nifas, Allah ta’ala memberikan kelonggaran baginya, sehingga ia tidak di wajibkan untuk beribadah. Hal ini tidak dimiliki seorang laki-laki setelah ia baligh wajib melaksanakan ibadah.
- Seorang wanita diwajibkan untuk menutup auratnya, karena Allah ta’ala sangat menjaga kehormatannya dari pandangan buruk lawan jenis.
Saat seorang wanita menjadi seorang istri
- Jika seorang wanita di dzalimi oleh suaminya, maka Allah ta’ala memberikan teguran keras kepadanya dengan ketidaktenangan dalam menjalankan hidupnya dan hisab yang panjang.
- Allah ta’ala juga tidak mewajibkan seorang wanita untuk mencari nafkah. Karena saat sudah menikah tanggung jawab mencari nafkah ada di tangan suaminya. Suami yang memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan istri dan anaknya.
- Bahkan yang lebih istimewanya lagi ketika di akhirat kelak, selama masih menikah kemudian seorang istri melakukan sesuatu hal yang salah, Allah ta’ala akan menghisab terlebih dahulu suaminya sebelum menghisab seorang istri.
Saat seorang wanita menjadi seorang ibu
Ketika Allah ta’ala memberikan seorang anak dan menjadikan dirinya seorang ibu maka kedudukannya sangat diistimewakan. Sehingga kebaktian seorang anak kepada ibunya tiga kali lebih besar dibandingkan kebaktiannya kepada ayahnya. Karena madrasah utama pembangun peradaban islam.
Allah ta’ala memberikan kita sebuah hikmah tentang pentingnya menghormati wanita karena keistimewaannya. Bukan berarti wanita dapat menyombongkan diri karena kedudukannya, tetapi dijadikan sebagai sebuah pelajaran dan motivasi dalam memperbaiki diri. Bahkan ketika seorang wanita melakukan dosa namun tetap menjaga ketaatannya, bisa jadi Allah ta’ala menghapuskan dosanya itu dengan satu kemuliaan yang dimilikinya.
Referensi: post @Ikmahr – by Ustadz Oemar Mita“Allah sayang pada wanita”