Bentuk ilmu tauhid (pengesaan kepada Allah SWT) – Tauhid adalah ilmu yang harus di miliki oleh setiap umat islam. Ilmu tauhid juga merupakan sebuah kewajiban yang pertama bagi setiap umat islam untuk meyakini dalam hati dan pikiran tentang keesaan Allah SWT. Adapun bentuk pengesaan kepada Allah SWT terbagi menjadi tiga antara lain :
1) Mengesakan Allah SWT dalam Rububiyah-Nya
Bentuk pengesaan kepada Allah SWT yang pertama adalah meyakini setiap perbuatan-perbuatan yang hanya dapat di lakukan oleh Allah SWT. Perbuatan tersebut di khususkan oleh Allah SWT seperti bisa menciptakan dan mengatur seluruh alam semesta beserta isinya, memberikan rezeki, memberikan manfaat, menolak mudharat dan lainnya.
Hal seperti ini di akui oleh setiap manusia, karena manusia pun salah satu ciptaan-Nya. Hanya orang-orang kafir yang tidak mengakuinya serta mengingkari akan keesaan Allah SWT. Mereka yang menampakkan keingkarannya hanya karena kesombongan mereka seperti kaum atheis. Sebagaimana firman Allah SWT :
“Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu? sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan).“ (QS.Ath-Thur: 35-36)
Namun pengakuan seseorang terhadap Tauhid Rububiyah ini tidaklah menjadikan seseorang beragama Islam karena sesungguhnya orang-orang musyrikin Quraisy yang diperangi Rasulullah SAW mengakui dan meyakini jenis tauhid ini.
Sebagaimana firman Allah, “Katakanlah: ‘Siapakah Yang memiliki langit yang tujuh dan Yang memiliki ‘Arsy yang besar?’ Mereka akan menjawab: ‘Kepunyaan Allah.’ Katakanlah: ‘Maka apakah kamu tidak bertakwa?’ Katakanlah: ‘Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari -Nya, jika kamu mengetahui?’ Mereka akan menjawab: ‘Kepunyaan Allah.’ Katakanlah: ‘Maka dari jalan manakah kamu ditipu?’” (QS.Al-Mu’minun: 86-89).
Dan yang amat sangat menyedihkan adalah kebanyakan kaum muslimin di zaman sekarang menganggap bahwa seseorang sudah dikatakan beragama Islam jika telah memiliki keyakinan seperti ini. Wallahul musta’an. Wallahu’alam bisawaf.
2) Mengesakan Allah SWT dalam Uluhiyah-Nya
Bentuk pengesaan kepada Allah SWT yang kedua adalah mengesakan Allah SWT dalam segala macam ibadah yang kita lakukan. Seperti menjalankan shalat wajib dna sunnah, doa, nadzar, menyembelih, tawakkal, taubat, harap, cinta, takut dan berbagai macam ibadah lainnya.
Tauhid bedasarkan Uluhiyah ini dimana kita harus melakukan semua ibadah tersebut tujuannya hanya kepada Allah SWT semata. Tauhid inilah yang merupakan inti dakwah para rasul dan merupakan tauhid yang diingkari oleh kaum musyrikin Quraisy. Hal ini diijelaskan oleh firman Allah SWT dalam ayat berikut :
“Mengapa ia menjadikan sesembahan-sesembahan itu Sesembahan Yang Satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan.” (QS.Shaad: 5)
Dalam ayat ini kaum musyrikin Quraisy mengingkari jika tujuan dari berbagai macam ibadah hanya ditujukan untuk Allah SWT semata. Oleh karena pengingkaran inilah maka mereka dikafirkan oleh Allah dan Rasul-Nya walaupun mereka mengakui bahwa Allah SWT adalah satu-satunya Pencipta alam semesta.
3) Mengesakan Allah SWT dalam Nama dan Sifat-Nya
Bentuk pengesaan kepada Allah SWT yang ketiga adalah kita beriman kepada nama-nama dan sifat-sifat Allah SWT yang diterangkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Serta meyakini bahwa hanya Allah-lah yang pantas untuk memiliki nama-nama terindah yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan Hadits tersebut (yang dikenal dengan Asmaul Husna). Sebagaimana firman-Nya
“Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, hanya bagi Dialah Asmaaul Husna.” (QS.Al-Hasyr: 24)
Seseorang baru dapat dikatakan seorang muslim yang tulen jika telah mengesakan Allah SWT dan tidak berbuat syirik dalam ketiga hal tersebut di atas. Barangsiapa yang menyekutukan Allah (berbuat syirik) dalam salah satu saja dari ketiga hal tersebut, maka dia bukan muslim tulen tetapi dia adalah seorang musyrik.