Bagaimana memahami takdir Allah? – Sebagai seorang muslim, kita tahu bahwa apa yang ada di langit dan bumi sudah ditetapkan oleh Allah ta’ala. Bahkan kehidupan setiap manusia sudah tertulis takdirnya di Lauhul Mahfuzh jauh sebelum manusia dilahirkan di muka bumi ini. Takdir adalah ketetapan Allah SWT kepada setiap makhluk ciptaan-Nya yang berupa takdir baik maupun buruk yang semuanya murni ditentukan oleh Allah ta’ala. Sehingga kita sebagai umat muslim wajib untuk mengimaninya. Adapun dua hal untuk dapat memahami takdir Allah ta’ala sebagai berikut :
1) Segala sesuatu milik Allah ta’ala
Allah ta’ala menciptakan alam semesta beserta isinya dengan bentuk yang sempurna dan ukuran yang tepat. Takdir setiap makhluk yang ada di alam semesta dan isinya ini adalah sifatnya mutlak dan hanya Allah ta’ala saja yang dapat melakukannya. Misalnya sebagai contoh, sebutir biji kurma telah ditakdirkan hanya akan menumbuhkan pohon kurma, artinya tidak dapat sebutir biji kurma menumbuhkan apel atau buah zaitun. Sebagaimana firman Allah ta’ala dalam surah Al-Qur’an berikut :
الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُنْ لَهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا
Artinya: “Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya” (QS Al-Furqon : 2)
Maka yang perlu kita yakini adalah semua hal yang ada dilangit dan bumi milik Allah ta’ala dan hanya dia yang Maha mengetahui apa yang terbaik bagi setiap makhluknya. Dan apa yang ada saat ini tidak selamanya kita miliki, bisa saja Allah ta’ala ambil kembali karena semuanya akan berpulang kepada-Nya.
2) Perlakukan segala sesuatu punya Allah ta’ala dengan baik
Kita tahu bahwa apa yang saat ini ada bukan sepenuhnya milik kita. Lihat di poin satu “segala sesuatunya adalah milik Allah ta’ala !”. Maka perlakukan apa yang Allah ta’ala dengan sebaik-baiknya dan tidak mendzoliminya. Sebagai contoh Allah ta’ala menciptakan tubuh manusia lengkap dengan organ dalam yang memiliki fungsi satu kesatuan, maka tugas manusia adalah menjaga kesehatan tubuhnya dengan berolahraga dan mengkonsumsi makanan sehat. Hal ini merupakan wujud dalam mensyukuri setiap nikmat yang Allah ta’ala berikan kepada setiap makhluknya. Sebagaimana Allah ta’ala berfirman dalam surah Luqman ayat 12 sebagai berikut :
وَلَقَدۡ اٰتَيۡنَا لُقۡمٰنَ الۡحِكۡمَةَ اَنِ اشۡكُرۡ لِلّٰهِؕ وَمَنۡ يَّشۡكُرۡ فَاِنَّمَا يَشۡكُرُ لِنَفۡسِهٖۚ وَمَنۡ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِىٌّ حَمِيۡدٌ
“Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Lukman, yaitu, “Bersyukurlah kepada Allah! Dan barangsiapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Mahakaya, Maha Terpuji.”
Itulah dua cara yang bisa kita lakukan untuk memahami takdir Allah ta’ala dalam kehidupan kita. Dengan meyakini semua milik-Nya dan memperlakukannya dengan baik menjadikan hidup lebih tenang serta menjadi pribadi yang bersyukur.