Pertama, kehidupan dan kematian
Kehidupan dan kematian merupakan siklus dalam kehidupan. Siklus kehidupan manusia adalah kekuasaan Allah SWT. Ketika seseorang menapaki kehidupan, sebenarnya ia juga sedang menggenggam kematian.
Bahkan setelah kematian, manusia akan dibangkitkan kembali pada hari akhir. Akan tetapi, sebagian dari kita seringsekali terpesona dengan hiruk pikuk dunia. Hingga akhirnya lalai akan bekal akhirat dan cenderung tidak bersyukur dengan kehidupan ini.
Hal tersebut telah disinggung oleh Allah SWT sebagai berikut :
كَيْفَ تَكْفُرُوْنَ بِاللّٰهِ وَكُنْتُمْ اَمْوَاتًا فَاَحْيَاكُمْۚ ثُمَّ يُمِيْتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيْكُمْ ثُمَّ اِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ
“Bagaimana kamu ingkar kepada Allah, padahal kamu (tadinya) mati, lalu Dia menghidupkan kamu, kemudian Dia mematikan kamu lalu Dia menghidupkan kamu kembali. Kemudian kepada-Nyalah kamu dikembalikan.” (QS.Al-Baqarah: 28)
Kedua, pengampunan Allah SWT
Manusia sering berniat, berkata, dan berbuat salah kepada Allah SWT. Akan tetapi Dia senantiasa memberi ampunan bagi hamba-Nya yang sungguh-sungguh bertaubat. Namun, tidak banyak manusia yang mau bersyukur atas rahmat-Nya. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Qur’an berikut :
ثُمَّ عَفَوۡنَا عَنۡكُمۡ مِّنۡۢ بَعۡدِ ذٰلِكَ لَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُوۡنَ“Kemudian Kami memaafkan kamu setelah itu, agar kamu bersyukur.” (QS.Al-Baqarah: 52)
Ketiga, hidayah Allah SWT
Seandainya dia tidak memberikan hidayah atau petunjuk kepada manusia maka banyak dari Bani Adam yang tersesat dari jalan-Nya. Sudah semestinya kita sebagai manusia patut bersyukur atas nikmat dan hidayah-Nya. Tanpa hidayahnya, kita tidak lebih dari makhluk tak berakal dan pongah.
وَلِتُکَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰٮكُمۡ وَلَعَلَّکُمۡ تَشۡكُرُوۡنَ
“…Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.” (QS.Al-Baqarah: 182)
Keempat, pancaindra dan akal
Manusia adalah makhluk yang sangat istimewa. Dengan pancaindranya manusia bisa melihat, merasa, dan mendengar. Dengan akalnya, manusia mampu membedakan antara hal yang baik dengan yang buruk.
Pancaindra dan akan merupakan bentuk pemberian Allah SWT pada setiap hamba-Nya yang sangat berharga dan patut kita syukuri. Allah SWT berfirman mengenai pancaindra tersebut :
وَاللّٰهُ اَخْرَجَكُمْ مِّنْۢ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ شَيْـًٔاۙ وَّجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَالْاَفْـِٕدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur.” (QS.An-Nahl: 78)
Kelima, sarana dan prasarana
Allah SWT tidak memberikan sesuatu kepada hamba-Nya kecuali ada kebaikan didalamnya. Allah SWT memberikan sarana dan prasarana agar manusia mampu menjalani hidup dengan baik. Selain itu, agar manusia dapat mengambil keuntungan sebagai bekal kehidupannya lalu mensyukurinya. Sarana dan prasarana yang Allah SWT sediakan untuk hamba-Nya dijelaskan dalam firman berikut :
وَهُوَ الَّذِيْ سَخَّرَ الْبَحْرَ لِتَأْكُلُوْا مِنْهُ لَحْمًا طَرِيًّا وَّتَسْتَخْرِجُوْا مِنْهُ حِلْيَةً تَلْبَسُوْنَهَاۚ وَتَرَى الْفُلْكَ مَوَاخِرَ فِيْهِ وَلِتَبْتَغُوْا مِنْ فَضْلِهٖ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
“Dan Dialah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daging yang segar (ikan) darinya, dan (dari lautan itu) kamu mengeluarkan perhiasan yang kamu pakai. Kamu (juga) melihat perahu berlayar padanya, dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya, dan agar kamu bersyukur.” (QS.An-Nahl: 14)
Keenam, rezeki
Sesungguhnya banyak rezeki yang Allah SWT telah berikan kepada manusia. Allah SWT memberikan rezeki kepada manusia suaya manusia mengambil manfaat darinya. Dengan demikian manusia sanggup menjadi hamba-Nya yang pandai bersyukur.
وَاذْكُرُوْٓا اِذْ اَنْتُمْ قَلِيْلٌ مُّسْتَضْعَفُوْنَ فِى الْاَرْضِ تَخَافُوْنَ اَنْ يَّتَخَطَّفَكُمُ النَّاسُ فَاٰوٰىكُمْ وَاَيَّدَكُمْ بِنَصْرِهٖ وَرَزَقَكُمْ مِّنَ الطَّيِّبٰتِ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
“Dan ingatlah ketika kamu (para Muhajirin) masih (berjumlah) sedikit, lagi tertindas di bumi (Mekah), dan kamu takut orang-orang (Mekah) akan menculik kamu, maka Dia memberi kamu tempat menetap (Madinah) dan dijadikan-Nya kamu kuat dengan pertolongan-Nya dan diberi-Nya kamu rezeki yang baik agar kamu bersyukur.” (QS.Al-Anfaal: 26)
Bahkan setiap detik sejatinya merupakan momentum terbaik untuk bersyukur bagi orang-orang yang berpikir. Sebab dalam setiap detik, terdapat keksempatan yang diberikan Allah SWT, supaya manusia berbenah diri. Setiap detik semestinya dimanfaatkan manusia dalam rangka meningkatkan kualitas iman dan taqwa.