Adab-Adab Dalam Berdoa

Adab-adab dalam berdoa – Seorang mukmin yang rajin berdoa, dia akan sadar bahwa doa adalah senjata yang luar biasa dalam hidupnya. Ketika seorang mukmin berdoa, dia sedang meminta kepada Rabb yang Maha Perkasa, Maka Kuasa yang dengan mudah mengabulkan doa hamba-hamba-Nya. Semakin banyak berdoa, semakin Allah SWT cinta dan ridho kepada hamba-Nya yang rajin berdoa.
Supaya doa kita dapat dikabulkan dan Allah SWT ridho, maka dalam berdoa sangat baik jika memperhatikan adab-adab dalam berdoa sebagai berikut :

1) Memakimalkan waktu-waktu mulia

Sebetulnya doa dapat dilakukan dimana saja dan kapanpun. Namun supaya doa kita dapat segera dikabulkan maka sangat dianjurkan untuk memaksimalkan waktu-waktu mulia tersebut. Seperti : berdoa pada hari Jum’at, sepertiga akhir malam, hari Arafah, serta berdoa pada bulan Ramadhan.

2) Memanfaatkan kondisi-kondisi tertentu

Ada kondisi-kondisi tertentu yang sangat dianjurkan untuk berdoa seperti saat turunnya hujan, saat sujud, saat berpuasa dan berbuka, serta waktu antara azan dan iqamat. Sebagaimana dalam hadist berikut :
“Keadaan seorang hamba paling dekat dengan rabbnya adalah ketika ia sedang bersujud, maka perbanyaklah berdoa saat itu.” (HR.Muslim)
“Doa antara azan dan iqomat tidak ditolak.” (HR.Tirmidzi)

3) Berdoa dengan hati yang yakin

Diriwayatkan dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
لاَ يَقُلْ أَحَدُكُمْ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي إِنْ شِئْتَ، اللَّهُمَّ ارْحَمْنِي إِنْ شِئْتَ، لِيَعْزِمِ الْمَسْأَلَة، فَإِنَ الله لاَ مُكْرِهَ لَهُ
Janganlah salah seorang di antara kalian berkata: ‘Ya Allah, ampunilah aku jika Engkau berkehendak, Ya Allah rahmatilah aku jika Engkau berkehendak. Hendaklah seseorang membulatkan permintaannya, sebab Allah tidak ada yang memaksanya.”
Dalam riwayat muslim ada tambahan,
وَلْيُعَظِّمِ الرَّغْبَةَ، فَإِنَّ اللهَ لَا يَتَعَاظَمُهُ شَيْءٌ أَعْطَاهُ
Hendaklah seseorang membesarkan pengharapannya, karena bagi Allah tidak ada sesuatu yang berat atas apa yang Dia berikan.”

4) Bersuci dan menghadap kiblat

 

5) Memulai berdoa dengan memuji nama Allah SWT

Tafsir Surat Al Baqarah Ayat 20: Kisah Kebesaran Allah Ta'ala atas Kaum  Munafik : Okezone Muslim
Sebelum berdoa mulailah dengan memuji Allah SWT dengan menyebutkan nama-nama, sifat-sifat, dan nikmat-nikmat-Nya, juga dengan membaca shalawat untuk Rasulullah SAW. Setelah itu baru kamu menyampaikan keperluan, dan mengakhirinya pula dengan shalawat untuk Rasulullah SAW dan pujian untuk Allah SWT.

 

6) Memakan makanan yang halal

Berdoa harus dilakukan dalam keadaan suci termasuk makanan yang kita makan haruslah yang halal dan thayib. Selain itu, tidak berdoa dengan berisi dosa dan tidak pula berdoa untuk memutuskan tali kekeluargaan.

 

7) Tidak terburu-buru dalam berdoa meminta cepat dikabulkan

Etika Berdoa Agar Mudah Diijabah Allah - SDIT Al Hasanah Bengkulu
Dalam berdoa kita tidak diperkenankan untuk meminta doa kita cepat terkabul, karena Allah SWT lebih mengetahui apa yang paling baik untuk kita. Allah SWT akan mengabulkan doamu di waktu yang tepat, maka janganlah berputus asa dalam berdoa. Rasulullah SAW bersabda dalam hadist berikut :
يُسْتَجَابُ لأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ يَقُولُ دَعَوْتُ فَلَمْ يُسْتَجَبْ لِى
“Doa kalian akan dikabulkan selama tidak tergesa-gesa. Dia mengatakan, ‘Saya telah lama berdoa, tetapi tidak kunjung dikabulkan.’” (H.R. Bukhari dan Muslim)

 

Dalam riwayat Muslim, beliau bersabda,
لا يَزَالُ يُسْتَجابُ لِلْعَبْدِ مَا لَمْ يَدْعُ بإثم أو قَطِيعَةِ رَحِمٍ ما لم يستعجلْ ، قيل : يا رَسول الله ، ما الاستعجال ؟ قال : يقول : قد دعوتُ ، وقد دَعَوتُ فلم أرَ يستجيب لي ، فَيَسْتَحْسِرُ عند ذلك ، ويَدَعُ الدعاءَ
“Tidak hentinya doa seorang hamba akan dikabulkan, selama bukan doa yang mengandung maksiat atau memutus silaturahim, dan doa yang tidak tergesa-gesa.” Para sahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apa yang dimaksung tergesa-gesa dalam berdoa?’ Beliau menjawab, ‘Orang itu mengatakan, ‘Saya telah berdoa …, saya telah berdoa…, namun saya merasa belum pernah dikabulkan.’ Kemudian, dia putus asa dan meninggalkan doanya.” (H.R. Muslim)

 

Referensi buku : Muslimah Bercahaya Hal.134-135, Karya Arif Rahman Lubis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *