4 kejujuran yang diperlukan wanita sebelum menikah – Menikah adalah perjalanan terpanjang seumur hidup dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Saat proses taaruf diperlukan kejujuran dan saling terbuka baik pria maupun wanita yang ingin menikah. Karena kejujuran merupakan pondasi awal dalam berumah tangga.
Seorang wanita yang akan menjadi calon istri maupun ibu rumah tangga akan selektif dalam memilih imam dalam rumah tangganya. Maka kejujuran pria sangat diperlukan oleh seorang wanita sebelum memutuskan untuk menikah dan membangun rumah tangga bersamanya, berikut penjelasannya :
Pertama, jujur tentang kondisi keluarga
Tidak sedikit saat proses taaruf seorang pria merahasiakan tentang kondisi keluarganya. Hal tersebut dilakukan supaya lamarannya dapat diterima oleh wanita idamannya. Semisal hubungan antara ayah dan ibunya, kriteria menantu idaman ayah dan ibunya, dan hubungannya sendiri dengan kedua orang tuanya.
Dampaknya jika tidak jujur dengan kondisi keluarganya yaitu dapat berpotensi terjadinya konflik mertua maupun keluarga pasangan setelah menikah. Atau wanita yang menjadi istrinya akan kaget dan tidak dapat menyesuaikan dirinya dengan kondisi keluarga pasangannya.
Kedua, jujur tentang kondisi keuangan
Seorang pria yang akan menjadi imam bagi rumah tangganya. Kewajiban seorang suami dalam keluarga adalah memberikan nafkah untuk keluarganya. Maka kejujuran pria tentang kondisi keuangannya sangat diperlukan saat proses taaruf.
Hal tersebut dapat menghindari konflik menjelang pernikahan ketika seorang pria jujur akan kondisi keuangannya. Sebelum menikah ada beberapa poin yang perlu diketahui oleh wanita tentang kondisi keuangan calon pria yang akan menikahinya, antara lain :
- Sumber penghasilannya darimana? hal ini perlu diketahui oleh wanita yang akan menjadi istri dalam rumah tangganya. Apakah penghasilan yang didapatkan dari suaminya didapatkan dengan cara yang baik dan halal atau dengan cara yang haram dan tidak di ridhoi Allah SWT. Hal ini penting, karena untuk mendapatkan keberkahan keluarga salah satunya dari nafkah suami yang halal.
- Berapa penghasilan perbulan? Ini memang tidak wajib untuk ditanyakan oleh wanita saat proses taaruf. Namun kejujuran pria terkait kondisi keuangannya sangat diperlukan oleh calon istrinya. Agar ia dapat mengemban amanah dalam mengelola nafkah dari suaminya dengan bijak untuk keperluan rumah tangganya.
- Hutang yang dimiliki apakah ada? Jika ada berapa? Hal ini penting diketahui oleh calon pasangannya.
- Kesiapan membiayai pernikahan?
Ketiga, jujur tentang kisah cinta masa lalu
Menikah bukan pelarian saat patah hati dna bukan merupakan penyembuh patah hati. Menikah juga bukan pelarian untuk selesai dari masalah hidup. Tidak sedikit pria yang menikah padahal belum selesai dengan kisah cintanya di masa lalu.
Sehingga setelah menikah sulit untuk mencintai istrinya dengan seutuhnya karena masih terbayang-banyang dengan masa lalunya. Bahkan lebih buruk lagi, tidak sedikit pria yang masih menjalin komunikasi dengan mantannya.
Keempat, Jujur tentang penyakit yang di derita
Penyakit bukan aib dan boleh disampaikan pada terus terang saat proses taaruf. Apalagi jika mengidap penyakit kronis atau penyakit keturunan. Untuk hal ini, ada baiknya sebelum menikah melakukan cek kesehatan pranikah. Agar sama-sama mengenali kondisi kesehatan calon pasangan.
Sumber referensi : @belajartaaruf